JJM4: Setan sesungguhnya

1K 124 8
                                    

Sebulan sekali Nenek Ida akan meninggalkan Bisma sendiri untuk mengunjungi sanak keluarganya di kampung

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sebulan sekali Nenek Ida akan meninggalkan Bisma sendiri untuk mengunjungi sanak keluarganya di kampung. Selain itu, juga ada lahan perkebunan miliknya yang harus ia awasi di kampung. Hal itu sudah berlangsung semenjak Bisma mulai menjaga diri tepat saat masuk sekolah menengah atas dahulu.

Kedua orangtuanya meninggal dalam sebuah kecelakaan mobil dan mengakibatkan ayahnya tewas di tempat. Ibunya sempat sadar dan dirawat di rumah sakit, tetapi seminggu kemudian, menyusul sang suami.

Waktu itu, Bisma masih terlalu kecil untuk mengerti maksud ditinggalkan selama-lamanya. Umur 5 tahun dan harus tinggal berdua dengan nenek yang kian hari makin menua, membuat Bisma terbiasa melakukan semua hal sendirian.

Beres-beres rumah, mencuci, atau memasak nasi dengan teknik menanak juga ia pandai. Nasi hasil masak Bisma benar-benar enak dan pulen. Itulah kenapa, Jasmine sering numpang makan di rumah Bisma walau dengan lauk seadanya saja.

Jasmine bahkan berani bertaruh, masakan ibunya tidak sebanding barang secuil pun jika disandingkan dengan masakan olahan Bisma.

Pernah, sekali, saat keluarga besar Jasmine camping dan Bisma juga ikut, semua orang memuji masakan Bisma. Padahal hanya olahan tahu saja dengan sambal terasi, lho.

Sehingga meski ditinggal sendiri di rumah, Nenek Ida tak pernah khawatir.

Tapi kali ini berbeda. Sebab Nenek Ida pamit pulang kampung selama sebulan lamanya karena akan ada sanak keluarganya yang menikah. Bukan hanya satu, tapi 3 sekaligus di bulan yang sama. Alhasil, mau tidak mau, Nenek Ida harus menetap sebulan lamanya.

Saat ini Nenek Ida masih memegangi tangan cucunya karena tak tega meninggalkan Bisma selama itu. Air matanya sudah mengering sejam yang lalu, tapi kini kembali merembes saat akan berpisah di stasiun dengan Bisma yang menggenggam tangannya.

"Nggak apa-apa, Nek. Bisma bisa jaga diri, kok," ucap Bisma menenangkan. Ia berikan tepukan lembut di punggung neneknya berharap itu bisa membuat Nenek Ida lebih tenang.

"Kamu jangan lupa makan, ya. Uang jajan udah Nenek siapin di laci. Kamu pake seperlunya aja," pesan Nenek Ida.

Bisma mengangguk. "Iya, Nek. Tenang aja."

Meski sudah bilang begitu, Nenek Ida tetap ragu. Genggaman tangannya ia eratkan pada cucu kesayangannya.

"Rumah itu udah tau, nggak menutup kemungkinan ada setan yang bakal gangguin kamu. Kamu hati-hati dan selalu baca doa, ya," pesan Nenek Ida lagi. Air matanya tak kunjung surut.

Bisma tertawa kecil namun ia tahan sebisa mungkin. Mana mungkin ada hantu di rumahnya, begitu pikirnya.

"Iya, Nek. Tenang aja." Dengan kalimat yang sama, Bisma kembali menenangkan neneknya, mencoba mengenyahkan segala kekhawatiran tentang cucunya.

Sudah saatnya kereta untuk berangkat, Bisma membantu membawakan tas bawaan Nenek Ida ke dalam kereta, tak lupa ia pastikan neneknya yang telah renta itu untuk duduk dengan nyaman.

Jasmine, Just Mine! Where stories live. Discover now