JJM5: Kalian itu apa?

994 130 10
                                    

Pagi terasa lebih cepat dari biasanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pagi terasa lebih cepat dari biasanya. Entah apa yang terjadi semalam, tapi tidur Jasmine lebih nyenyak dari malam-malam sebelumnya. Saat ia terbangun, ia sudah tak mendapati sosok Bisma di dekatnya untuk menyambutnya pagi itu melainkan aroma masakan yang tercium dari dapur.

Sepiring nasi goreng yang dibuat langsung dari tangan handal seorang Bisma tersaji di depan Jasmine sebagai sambutan di pagi harinya yang memang butuh sarapan bukan sekadar harapan.

Setelah menghabiskan sarapannya, Bisma mengantar Jasmine pulang ke rumah sekalian untuk langsung berangkat ke kampus. Tadinya begitu, sampai ketika Jasmine merengek untuk berangkat bersama, maka tak ada yang bisa Bisma lakukan selain pasrah.

"Gimana semalam, Bis?" tanya Cakra yang melihat Bisma di pekarangan rumahnya. Ayahnya Jasmine itu hendak berangkat ke kantor.

"Gimana apanya, Om?" Pertanyaan dibalas pertanyaan.

"Jasmine. Gimana semalam?"

Itu terdengar ambigu, mengingat semalam Jasmine tidur di rumahnya. Oh tidak, bahkan Jasmine tidur di kasur yang sama dengannya, menghimpitnya hingga ke tepi. Bisma sampai sulit bernapas dibuatnya.

"Sempit, Om."

Cakra berhenti di tempatnya dengan posisi setengah badan sudah masuk di dalam mobil, sedang kepalanya tiba-tiba mematung. Ia menatap Bisma penuh selidik.

"Apanya yang sempit?" tanya Cakra memasang wajah waspada.

"Kasurnya. Jasmine yang menguasai."

Terdengar helaan napas lega keluar dari bibir ayah beranak satu itu. Ia menjentikkan jari bangga pada Bisma. "Good boy!"

Percakapan berakhir di situ karena Cakra harus segera berangkat bekerja. Tak lama kemudian, Wala juga keluar dari rumahnya, berpakaian rapi dan cantik seperti biasanya. Disusul orang terakhir, Jasmine. Hanya berbalut hoodie dengan bawahan jeans hitam sudah membuat dirinya cantik luar biasa. Tak heran, cetakannya jelas berasal dari bibit unggul kualitas premium.

"Ayo," seru Jasmine naik ke boncengan sepeda Bisma.

"Pegangan."

Tanpa diberitahu pun, Jasmine akan melakukan demikian. Tas yang seharusnya berada di belakang malah Bisma gendong di depan lantaran Jasmine yang suka protes. Katanya, ia tidak bisa bersandar di punggung lebar Bisma.

Berada di belakang tubuh Bisma, memeluk punggung lebar dan tegap itu membuat Jasmine selalu tenang. Bisma adalah tamengnya dan berjanji selalu melindunginya.

"Pengen, deh, punya pacar kayak lo."

"Apa?" Bisma memelankan kayuhan sepedanya. Tidak mendengar dengan jelas suara sayup dari Jasmine.

Jasmine menggeleng masih dengan wajah yang bersandar di punggung Bisma. "Nggak apa-apa, kok."

"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Jasmine, Just Mine! Where stories live. Discover now