JJM7: Lutfi mulai bertindak

789 134 2
                                    

Jasmine duduk termenung menatap pantulan wajah dirinya sedang ada Bisma di belakang sedang mengepang rambut panjang sedikit kecoklatan itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jasmine duduk termenung menatap pantulan wajah dirinya sedang ada Bisma di belakang sedang mengepang rambut panjang sedikit kecoklatan itu. Ia tidak cacat atau tidak tahu caranya mengepang rambut sendiri, tapi kedatangan Bisma di rumahnya siang itu seolah datang untuk memanjakan Jasmine yang memang selalu suka dengan perlakuan Bisma.

Sejak dulu Jasmine sering keheranan mengenali sifat Bisma karena laki-laki itu sebentar-sebentar sangat lembut dan perhatian, lalu bisa saja di detik selanjutnya berubah murka dan mengacuhkan Jasmine.

Di antara dua perbedaan sifatnya itu, Jasmine suka keduanya. Ah ... Lebih tepatnya, tak ada sesuatu dalam diri Bisma yang tidak ia suka.

Apapun yang menyangkut pria itu, Jasmine suka.

Selesai dengan rambut Jasmine, Bisma memutar badan Jasmine membelakangi cermin untuk menghadap dirinya. Seulas senyum tipis ia terbitkan meneliti setiap inci wajah gadis itu.

"Tumben cantik," pujinya mengelus kepala Jasmine pelan-pelan, takut merusak tatanan rambut yang sudah ia buat.

Jasmine mendengkus, memandangi Bisma dengan bibir mengerucut. "Gue selalu cantik, tau!"

Bisma mengangguk-angguk malas, berdiri tegap lalu berkata, "Iye, deh. Terserah."

"Ayo, turun. Tante Wala udah siapin makan siang," ajak Bisma mendahului menuruni tangga.

Sebelum turun, Jasmine terlebih dahulu mengecek penampilannya di cermin. Sudut bibirnya terangkat, tersenyum simpul. Ia mengangguk setuju dengan Bisma kalau hari ini ia memang terlihat cantik.

Di dapur rumahnya, Jasmine mendapati 3 orang sudah duduk menunggunya menyantap makanan yang telah tersaji. Masing-masing ayah dan ibunya sudah makan lebih dahulu, berbeda dengan Bisma yang sibuk menyiapkan makanan dan air untuk ia taruh di depan Jasmine nanti.

Seperti itulah Bisma, di saat yang tak menentu ia bisa memperlakukan Jasmine seperti ratunya, namun tak jarang juga ia tampak malas meladeni gadis cerewet itu.

"Kamu makan juga, Bis, nggak usah peduliin Jasmine," kata Wala menginterupsi kegiatan Bisma memilah tulang dari daging ikan untuk ia berikan pada Jasmine.

"Nggak apa-apa, Tante. Jasmine makannya lelet kalau nggak dipisahin dulu."

Jasmine duduk dengan senyum mengembang menyambut makan siang yang sudah siap disantap dengan tenang tanpa harus repot menyisihkan tulang ikan. Bahkan ketika Jasmine sudah memakan 3 suap, Bisma masih sibuk memilah daging ikan ke piring Jasmine.

"Udah, udah." Wala menghentikan jari Bisma. "Kalau kayak gini, kamu nggak bakal makan, Bisma. Kamu makan dulu," ucapnya tegas. Ia hanya tak tega melihat Bisma seolah menjadi pesuruh sementara putrinya enak-enakan menyuap makanan.

"Iya, bener, Bisma. Kamu jangan terlalu manjain Jasmine, gara-gara itu tuh dia malah makin melunjak," timpal Cakra. Ayah Jasmine itu sudah menyelesaikan makan siangnya dan bersiap untuk berangkat ke suatu tempat bersama istrinya.

Jasmine, Just Mine! Where stories live. Discover now