JJM6: Interupsi Bisma

818 111 2
                                    

"Makasih, Mas," ucap Lutfi pada pelayan yang mengantarkan pesanannya di meja

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Makasih, Mas," ucap Lutfi pada pelayan yang mengantarkan pesanannya di meja.

Pelayan tersebut tersenyum pamit undur diri.

"Ayo, dimakan, Jasmine," ucap Lutfi lembut.

Beberapa piring makanan sudah tersaji di depan mereka.

Jasmine mengangkat wajahnya. Merasa ada yang berbeda makan bersama dengan Lutfi. Terlebih lagi, Mongolian beef yang ia pesan itu ternyata punya tambahan daun bawang di atasnya. Jasmine lupa memberi tahu pelayan untuk tidak menambahkan sayuran hijau apapun dalam mangkuknya.

"Lo nggak suka?" tanya Lutfi. Jasmine tampak ragu menyentuh makanannya, membuat Lutfi bertanya-tanya.

Jasmine mengibaskan tangannya cepat-cepat. "Suka, kok. Tapi, nggak suka daun bawang."

Jasmine menyantap makanannya dengan lahap meski harus repot menyisihkan daun bawang setiap kali ingin menyendok.

"Waduh, pasti lo repot banget tiap makan yang ada daun bawangnya," ucap Lutfi tersenyum kecil.

"Nggak juga, sih. Soalnya Bisma selalu misahin dulu," balas Jasmine tanpa sadar melunturkan senyum Lutfi.

Lutfi mengangguk kecil. Makanan di depannya terlihat tak lagi menggiurkan.

"Jangan makan itu doang, makan salad ini juga. Sayur bagus buat kesehatan," ucap Lutfi mendorong sepiring salad segar lebih dekat ke arah Jasmine.

"Gue nggak suka sayur hijau. Ewh ... Rasanya tuh aneh aja di mulut gue," tolak Jasmine tersenyum kikuk.

"Heran deh sama Bisma, dia doyan banget makan sayur. Isi kulkas di rumahnya semuanya sayur, tau nggak!Gue sampai mikir, dia itu manusia apa kambing, sih," lanjut Jasmine sambil tertawa sendiri.

Lutfi berdeham. Mengalihkan pandangannya ke arah lain sambil mendengus kecewa.

"Lo sebenarnya ada hubungan apa sama Bisma?" tanya Lutfi memberanikan diri menanyakan hal yang membuatnya begitu penasaran. Ia juga begitu penasaran, mengapa hanya Bisma yang terus-terusan diingat oleh Jasmine meski tahu ada laki-laki lain di depannya.

"Bisma?" Jasmine bertanya ulang. Lutfi mengangguk. "Bisma itu temen gue. Gue pikir lo udah tau."

"Tau sih. Cuma kayak beda aja gitu pertemanan lo."

Jasmine mendesah ringan. "Udah banyak orang yang bilang kayak gitu."

Kali ini Lutfi meletakkan sendok dan garpunya, melipat tangan di meja, lalu menatap Jasmine dengan serius.

"Jasmine, boleh nggak, lo jaga batasan sama Bisma?" ucapnya lembut.

Alis Jasmine terangkat. Gerakan mulutnya mengunyah makanan jadi melambat.

"Maaf kalau gue kesannya agak ngatur lo, cuman ... Gue mau lo kasih gue jalan buat ngedeketin lo."

Jasmine tidak bereaksi sedikitpun. Tatapannya hanya tertuju pada sorot mata lembut dan terkesan memohon di wajah Lutfi.

Jasmine, Just Mine! Where stories live. Discover now