BAB 84

357 31 3
                                    

Note: wah dikit lagi cerita Bintang bakalan selesai. Huaa, nggak nyangka ya.


Acara yang paling dinantikan oleh semua siswa kelas 12 pun tiba. Apalagi kalau bukan prom Night. Malam ini acara prom night akan digelar di lapangan sekolah. Acara yang sudah disiapkan sejak seminggu yang lalu itu sepertinya akan sangat meriah. Terbukti dengan panggung yang besar dengan lampu tumblr warna-warni sebagai hiasannya. Ratusan kursi telah tertata rapi di depan panggung.

(***)

Dino tersenyum bahagia sekaligus terharu menatap pantulan dirinya pada cermin besar. Ia sudah rapi mengenakan jas hitam dengan kemeja putih di dalamnya. Ia tak pernah serapi dan se-formal ini sebelumnya.

"Thanks ya," ucap Dino membalikkan tubuhnya. Ia meraih kedua tangan cewek yang tak henti-hentinya tersenyum sejak tadi.

"Makasih udah dandanin kayak gini," ucap Dino.

Cewek itu terkekeh. "Iya sama-sama. Lo keren banget."

Dino hanya tertawa. Sesekali ia mengelus lembut rambut cewek itu. "Niva, makasih ya lo udah nerima gue jadi pacar lo. Gue, gue seneng."

Niva mengangguk. "Gue yang harusnya makasih. Lo selalu ngehibur gue, bikin gue ketawa. Lo bisa bikin gue berenti sedih dan nangisin Bintang." Niva menunduk, ia sudah tak sesedih kemarin saat mengetahui Bintang pergi meninggalkannya untuk selama-lamanya.

Dino menarik Niva kedalam pelukannya. "Jangan sedih lagi ya. Bintang udah tenang." Niva mengangguk.

Niva melepas pelukannya. Ia menatap kedua mata Dino. "Yaudah lo berangkat sekarang, nanti telat."

Dino mengaguk. "Iya, gue berangkat. See you." Ia mengecup lembut kening Niva sebelum akhirnya pergi.

(***)

Sementara itu, seorang cowok berkaos putih, duduk termenung di balkon, menatap ribuan bintang di langit.

Ya, semenjak kepergian Bintang, Reval lebih sering menghabiskan waktunya di dalam kamar sendirian.

Seperti malan ini. Ia tak tertarik sama sekali untuk datang ke acara prom night. Walaupun ponselnya penuh dengan pesan-pesan dari temannya yang memaksanya untuk datang.

Reval sangat kacau. Rambutnya sedikit acak-acakan. Matanya menyiratkan kesedihan yang mendalam. Ia terus menatap bintang di langit, seolah-olah itu bisa mengobati rasa rindunya kepada Bintang yang sudah pergi.

"Sirius," ucap Reval. Sudut bibirnya tertarik menampilkan senyuman miris.

Reval mengalihkan pandangannya pada sebuah kotak bewarna merah di sampingnya. Ia kemudian meraih kertas putih di atas kotak tersebut. Ia mendapatkan kotak itu dari Ibunya saat memberikannya vitamin.

Perlahan Reval membuka lipatan kertas itu dan mulai membacanya.

Reval, aku mau ucapin terimakasih sama kamu. Kamu udah mau nemenin aku, semangatin aku buat sembuh, ya walaupun aku gak yakin buat sembuh. Tapi setidaknya dengan kamu nyemangatin aku, aku bisa bahagia sebelum aku pergi.

Reval, kalo kamu udah nerima surat ini berarti aku udah gak ada. Tapi kamu jangan sedih, karena aku gak kenal Reval yang kayak gitu. Reval yang aku kenal itu dingin dan cuek.

Oh iya, ini ada kado buat kamu. Aku minta tolong sama Mama buat beli ini saat hari terakhir ujian. Semoga aja kamu suka ya.

Reval menatap kotak bewarna merah dengan pita diatasnya itu. Ternyata kotak tersebut dari Bintang.

Bintang (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang