BAB 18

749 40 1
                                    

Di dalam kelas, Reval duduk bersama kedua temannya. Tangannya memegang sebuah buku yang di covernya bertuliskan Biologi. Bola matanya begitu fokus menatap buku tersebut.

Di sebelahnya, Vano masih diam memperhatikan ponsel yang ia pegang. Sedangkan Dino, ia menatap lurus ke depan, di mana teman-teman kelasnya yang cewek tengah bergosip ria.

Karena bosan dengan kedua temannya yang asik sendiri, Dino memutuskan untuk bergabung dengan cewek-cewek yang ada di depan.

Di sana ia duduk di atas meja guru, mendengarkan obrolan teman kelasnya.

Kelas 12 IPS 2 memang terkenal dengan sebutan kelas ter uptodate. Berbagai macam berita fakta dan hoax bersumber dari kelas itu.

Bagaimana tidak, semua berita baru yang belum di tahu siswa manapun, mereka sudah tau terlebih dahulu. Bahkan berita guru akan rapat pun jauh-jauh hari mereka sudah ketahui.

Namun tak heran jika mereka tahu segalanya, karena di kelas mereka ada Zahra-- mantan Ketua OSIS. Cewek cantik serta cerdas, yang nilainya selalu saling kejar dengan Reval.

Dikaruniai wajah cantik, otak di atas rata-rata, tak membuat Zahra sombong. Bahkan saat ia menjabat sebagai ketua OSIS pun ia tak pernah sombong.

Ia terkenal sebagai cewek yang ramah dan rendah hati di sekolahnya. Sangat jauh berbeda dengan Bintang. Maka tak jarang ia sering di bandingkan dengan Bintang.

"Ada berita baru apalagi nih, Ra?" tanya Dino kepada cewek yang tengah sibuk memainkan ponselnya itu.

Zahra mengalihkan pandangannya dari layar ponselnya menuju Dino.

"Ini loh No, ada berita baru di fanspage."

Kelas 12 IPS 2, memiliki fanspage khusus yang di ikuti oleh hampir semua siswa SMA Pelita, yang isi dari fanspage itu adalah semua info terbaru dan kejadian-kejadian yang mengehebohkan di SMA Pelita.

"Coba sini gue lihat." Dino meraih ponsel Zahra. Ia tersenyum menyeringai ketika melihat sebuah berita baru yang ada di fanspage itu.

"Lo yang buat?"

Zahra menggeleng. Bukan ia yang membuat berita itu. "Bukan No, bukan gue. Lagian adminnya kan bukan Cuma gue. Siapa tau Ela atau Dini."

"Iya juga sih. Bisa jadi."

Di belakang, Vano menghentikan kegiatannya. Ia mematikan ponselnya dan memasukkannya ke dalam saku celana. Ia menoleh ke sebelahnya untuk mencari Dino yang tiba-tiba sudah menghilang.

"Loh, Dino mana? Perasaan tadi dekat gue," ucap Vano mencari.

"Kenapa Van?" Reval menutup bukunya dan memperhatikan temannya yang sedang kebingungan itu.

"Dino, Val. Tu anak kemana? Perasaan tadi ada di sini." Vano masih heran, ia menggaruk tengkuknya yang sama sekali tak gatal.

"Tuh di depan." Reval menunjukkan Vano dengan dagunya.

Vano yang memang duduk membelakangi papan tulis, membalikkan badannya untuk melihat ke arah depan. Di sana ada Dino yang sedang mengobrol dengan cewek-cewek kelasnya

"Hmm, modus tu si Dino," kekeh Vano.

Reval ikut tersenyum memandang ke arah Dino. Namun siapa sangka, tiba-tiba Zahra memandangnya dengan memberi senyuman manisnya.

"Val, si Zahra natap lo tu. Pake senyum lagi. Kayaknya dia suka sama lo Val," ejek Vano terkekeh.

Ia begitu senang mencomblangkan Reval. Namun tak pernah sedikitpun Reval memperdulikannya. Reval selalu diam, ia tak pernah memikirkan cewek. Di otaknya hanya ada belajar dan belajar.

Bintang (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang