CHAPTER 25

42 1 0
                                    

Thank you atas 1k viewesnya❤️

Jangan lupa vote dan komen❤️

Happy reading...



Matahari mulai terlihat di kota Roma Italia pagi itu. Aurora yang memang sengaja bangun pagi bahkan sebelum matahari terbit itupun membuka gorden agar cahaya matahari pagi masuk ke dalam apartemen Dev.

Aurora tidak menginap di apart Dev, namun ia sengaja pagi ini datang ke apart Dev untuk membangunkan Dev dan membuatkan sarapan untuk Dev.

Dev yang tertidur nyaman di atas ranjang pun menjadi terganggu karena sinar matahari yang memantul ke dalam ruang kamarnya.

Aurora memperhatikan setiap gerakan yang Dev buat. Memberikan senyuman indahnya saat Dev menatap Aurora dari tempat tidurnya.

"Morning." Ucap Aurora dengan semangat.

"Hm, morning. Apa yang kamu lakuin disini?" Tanya Dev dengan suara serak, khas nada orang bangun tidur.

"Well, aku pikir bangun pagi di hari weekend itu bagus. Gimana kalau kita jooging dulu sebelum sarapan?" Tawar Aurora dengan ceria.

Dev terdiam. Berpikir sejenak untuk mengikuti tawaran Aurora atau tidak. Sebelum akhirnya ia menyetujui ajakan Aurora.

Kini Aurora dan Dev sedang berlari pelan mengitari  Trevi Fountain, Italia. Nafas keduanya sama-sama memburu setelah hampir satu jam mereka berlari terus menerus.

Akhirnya mereka berdua memutuskan untuk beristirahat di salah satu jalan sempit yang berada di sekitar Trevi Fountain. Disana banyak pedagang yang menjual berbagai macam barang, mulai dari berbagai macam aksesoris, dan macam macam makanan yang dijual di pinggir jalan.

"Cuacanya hari ini cerah kan Dev?"

Dev meneguk air mineralnya lalu mengangguk untuk menanggapi pertanyaan Aurora.

Aurora mendengus. "Dev lihat, ada berbagai macam pernak-pernik disana. Ayo kesana."

Tanpa meminta persetujuan Dev, Aurora menarik lengan Dev hingga mau tak mau Dev mengikuti perempuan itu.

Aurora mengambil sepasang gantungan kunci yang berbentuk bintang dan bulan. Lalu menunjukkan kepada Dev gantungan yang bintang.

Dev mengerutkan alisnya. Tidak mengerti maksud dari Aurora.

"Buat kamu," ujar Aurora.

Dev mengambil gantungan kunci berbentuk bintang tersebut. Lalu menatap gantungan kunci berbentuk bulan yang di pegang oleh Aurora.

"Kenapa yang bintang buat gue?" Tanya Dev pada Aurora.

Aurora yang sedang asik memilih aksesoris lainnya kini psndangannya teralih kepada Dev.

"Kamu bintangnya dan aku bulannya, keduanya akan muncul di waktu yang sama walau terkadang hanya salah satu yang bersinar."

"Tapi bulan dan bintang gak akan pernah pisah dan jika bisa bersinar keduanya akan membuat indah malam hari," Ujar Aurora. "Jadi aku mau kita seperti bulan dan bintang. Tetap bersama walau dua-duanya tidak bersinar," lanjutnya dengan tersenyum tanpa mengalihkan tatapannya dari wajah Dev.

"Dev aku tau, kamu masih cinta sama dia, Aleta. Tapi apa boleh aku masuk kedalam hati kamu untuk menghapus dia dan menggantikan dia?"

"Ara..."

"Dev aku serius. Aku capek ngerasain perasaan ini sendiri, aku mau kamu juga punya perasaan yang sama untuk aku, bukan sebagai sahabat tapi lebih dari sekedar sahabat."

We Are ImmortalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang