CHAPTER 30

41 1 0
                                    

Akhir...

Sembilan bulan kemudian....

"Cek tensi darah? "

"120/80 dok"

"Normal"

"Pembukaan berapa? "

"Udah pembukaan 10 dok. "

"Oke siapkan semua peralatannya. "

"Ibu Leta bisa dengar saya? " Tanya dokter Lisa dengan ramah.

Leta yang sudah kesakitan hanya mengangguk menanggapi ucapan dokter Lisa.

"Dengar ibu, ibu harus tenang Oke? Jangan panik, ayo tarik nafasnya pelan pelan, lalu keluarkan pelan-pelan."

Leta melakukan perintah dokter Lisa. Sedangkan Zeno sudah siap sianga di samping Leta dan menggenggam tangan Leta dengan erat.

"Sayang, percaya kamu pasti bisa, " Ucap Zeno menguatkan Leta.

Leta melihat Zeno yang sudah berwajah panik, Leta tersenyum tipis untuk meyakinkan suaminya bahwa Leta pasti bisa.

Zeno membalas senyuman manis Leta. Semakin dirasa, sakit kontraksi yang Leta rasakan makin menjadi. Dokter dengan sigap mulai membatu Leta untuk melahirkan.

Setengah jam berlalu...

Satu jam....

Satu jam setengah...

"Oaaaa oaaa oaaaa"

Suara tangisan seorang bayi yang baru lahir, dengan menggema memenuhi ruang persalinan pagi itu. Dan mulai hari itu detik itu Aletta Nicolle Putri menjadi sebagai ibu dan Zeno Alviano sebagai seorang Ayah.

"Makasih sayang, makasih. Kamu menyempurnakan hubungan dan keluarga kita. Kamu hebat, kamu berhasil. " Lirih Zeno tepat disamping Leta. Dan Leta hanya memejamkan matanya untuk menghilangkan rasa sakitnya.










6 tahun kemudian.....

"Zevan jangan lari-lari! " Teriak Leta yang sudah lelah mengejar putranya tersebut.

"Ma! Ayo kejar Zevan lagi! "

"NO! mama sudah gak mau kejar kamu lagi, mama sudah lelah. Sekarang ayo kesini, " Ujar Leta sambil duduk di kursi taman yang ada di rumahnya.

Zevan menghampiri Leta. "Are you okay ma?" Tanyanya dengan nada menggemaskan.

Leta yang mendengar suara putranyabyang sangat imut, tersenyum tipis. "I'm ok baby. "

"Sayang-sayangnya papa!! Ayo kita harus berangkat sekarang. " Dari jarak sedikit jauh Zeno memanggil Leta dan Zevan.

Leta menatap sang putra. "Ayo, Papa udah siap, kita sekarang berangkat ya. "

"Oke!! " Seru Zevan dengan semangat.

Dalam perjalanan, Zevan dan Leta sibuk bercanda sedangkan Zeno fokus menyetir namun sesekali memperhatikan Leta dan Zevan lalu menannggapi candaan Zevan.

Setelah setengah jam berlalu, akhirnya mereka sampai di tempat yang mereka tuju. Zeno, Leta dan Zevan berjalan menuju tempat yang mereka ingin kunjungi.

Zevan yang di gandeng Leta tiba-tiba melepaskan tangannya dari gandengan sang Mama. Lalu ia melari duluan ketempat yang mereka kunjugi.

Di depannya sudah terdapat tanah pusara dengan batu nisan yang bertuliskan nama Dev Pradipta Putra.

"Halo om Dev, Zevan balik lagi buat jenguk Om Dev. Hari ini Zevan umurnya sudah enam tahun lohh, " Ucap Zevan dengan nada imutnya kepada tanah pusara Dev.

We Are ImmortalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang