6- mau mati bareng?

871 178 25
                                    

Ayo mati bareng author!
______________________

.

.





Kageyama berlari tergesa gesa memasuki lorong sekolah , tidak memperdulikan omelan orang orang yang ia tabrak.

Setelah mendapatkan pesan dari orang yang tidak dikenal tentang keadaan hinata , kageyama yang baru saja pulang dari swis langsung mendatangi sekolah tanpa mengenakan seragam.

Kageyama menendang kasar pintu gudang hingga membuat suara keras, sudah berkali kali ia menendang namun hasilnya nihil pintu tetap tidak terbuka. dan saat percobaan nya ke lima kali pintu itu terbuka lebar , matanya membulat saat melihat tubuh kecil nan kurus yang terikat ketat dikursi yang sudah usang , carian darah terdapat dikaki hinata dan dilantai , wajah polos hinata pucat , luka goresan pisau terpampang jelas dipipi milik hinata.

"Hinata!!!"

Kageyama menggoyangkan pundak hinata , satu tanganya ia gunakan untuk menangkup wajah pucat hinata. "Hinata!! Bangun! Lo nggak mati kan?"

Kageyama membuka tali yang melilit tibuh hinata, lalu ia mengikat luka yang ada dikaki hinata menggunakan jaketnya , setelah itu ia meraih tangan mungil hinata dan membawa nya keluar dari gudang.

Kageyama berjalan perlahan membawa tubuh hinata keluar gudang , ia tidak memperdulikan pandangan kaget setiap orang yang melihatnya, dia tetap fokus dengan tujuanya, membawa hinata kerumah sakit

"Kageyama!!?"

Langkah kageyana terhenti saat seorang laki laki tua memanggilnya , dia membalikkan tubuh nya sedikit agar bisa melihat wajah orang yang memanggilnya tadi. "Kepala sekolah? Hinata dibully hingga seperti ini. Saya mohon keadilanya."

Laki laki paruh baya itu terkejut , lalu ia membantu kageyama untuk menuntun hinata menuju mobil milik kageyama. Kepala sekolah itu mengelus lembut kepala hinata. "Saya akan melihat cctv dan menyelesaikan kasus ini. kageyama, tolong jaga hinata! , nanti saya akan menyusul dengan guru guru yang lain." Ucapnya dingin lalu Kepala sekolah melangkah pergi meninggalkan kageyama.

Kageyama tersenyum miring "hukuman mereka harus sepadan!" jeritnya dari dalam mobil lalu ia melajukan mobilnya menuju rumah sakit.

•••

Kageyama memandang lurus tanganya yang terkepal , dia menetralkan nafasnya sembari duduk diruang tunggu yang berada didepan kamar rawat hinata

Sudah setengah jam dokter menangani hinata namun , tidak ada tanda tanda sang dokter keluar yang membuat rasa cemas kageyama semakin menjadi.

Pintu ruangan terbuka lebar bersamaan dengan teriakan parau hinata yang membuat kageyama langsung berdiri dari duduknya. "Bagaimana keadaan teman saya dok?"

Dokter itu menghela nafas kecil. "Pendarahan dikepalanya sangat parah, mungkin dia tidak akan sadar selama beberapa jam , lalu kenapa banyak memar ditubuhnya? Dan dia hampir terkena geger otak. untung kamu segera membawanya kerumah sakit dan keadaanya saat ini mulai membaik"

Kageyama menghela nafas lega "dia bakal sadar selama beberapa jam ini kan? Saya boleh masuk?"

Dokter itu mengagguk kecil "jika dia sudah sadar , jangan membahas masalah ini, mungkin akan berakibat fatal dengan mentalnya, jika terjadi sesuatu hubungi saya, saya permisi." Dokter itu pun melangkah pergi bersama kedua perawat yang baru saja keluar dari ruang rawat hinata.

•••

Kageyama berjalan perlahan menuju ruang rawat hinata , dia pun mengeluarkan 3 lembar stick note dengan pulpen bernuasa biru yang baru lalu menaruh nya diatas nakas. Kageyama mendudukan dirinya dikursi pengunjung yang berada disebelah brankar.

SufferingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang