MBIAC|CHAPTER 3 |Si gamers boy

110 32 1
                                    

🤗HAPPY READING🤗

***

keluarga sandara alexander adalah keluarga pemilik perusahaan yang bergerak di bidang Teknologi informasi. 'Sandara grup' yang sangat terkenal di kota sanjaya. Berkat usaha dari putra sulung dari keluarga keluarga sandara yaitu Sahrul sandara alexander yang melanjutkan usaha dari ayahnya.

Sahrul sandara alexander
Adalah putra sulung keluarga sandara Alexander. Ia diangkat menjadi owner setelah ia lulus smp. di umur yang cukup muda 15 tahun. Mengantikan orang tuanya yang tewas dalam sebuah kecelakaan pesawat. Berkat kemampuannya dan ditambah bimbingan dari pamannya. Sahrul berhasil membuat perusahaan sandara grup menjadi perusahaan tersukses di kota sanjaya. Namun, sebenarnya menjadi owner bukanlah satu satunya pekerjaan yang dimiliki oleh Sahrul. Terdapat Sebuah fakta yang hanya diketahui oleh Sahrul tentang kematian kedua orang tuanya yang membuat Sahrul terus menyimpan dendam. Sahrul berprinsip 'bahwa orang yang mengganggu keluargaku adalah penjahat dan setiap penjahat harus mati' Prinsip itulah yang membuatnya memilih jalan yang berada di antara kebaikan dan kejahatan.

***

Suara letusan pistol yang tajam membelah kesunyian, mengirimkan gelombang kepanikan yang melanda setiap orang di dalam bank. Seorang pria dengan topeng yang menutupi wajahnya menembak ke arah langit langit, kemudian dia mengirimkan para pegawai keamanan bank ke lantai dengan beberapa tembakan. “Semua keluar!” teriaknya dengan suara yang menggelegar, sambil melepaskan tembakan ke udara, memicu kekacauan saat orang-orang berhamburan keluar dari bangunan.

Pria bertopeng itu memandang sekeliling ruangan yang kini sepi. “lah, udah kosong ternyata. Cepat juga ya,” gumamnya pada diri sendiri. Dia melangkah lebih dalam ke jantung bank, mengabaikan deringan alarm yang memekakkan telinga.

Di luar, sirene polisi menggema di udara. Kendaraan polisi berdatangan satu demi satu, mengepung gedung bank dengan cepat dan efisien. Seorang wanita berwibawa keluar dari mobil komando, dikenal sebagai Citra, komandan pasukan khusus.

Seorang perwira mendekati Citra dengan langkah tergesa-gesa. “buk, target sudah terkepung.”

Citra mengangguk tegas. “Lakukan penangkapan segera. Persiapkan tim! Saya yang akan menangkap perampok itu,” perintahnya dengan suara yang penuh otoritas. Dia berjalan menuju bank, dikelilingi oleh timnya yang siap bertindak, memasuki bangunan dan mengambil posisi strategis.

“Eh, ada tamu rupanya. Kalian datang untuk menangkapku ya?” suara pria bertopeng itu terdengar tiba-tiba dari balik pintu yang terbuka.

Citra dan timnya langsung menodongkan senjata mereka ke arah suara tersebut. “Siapa di sana?” tanya Citra dengan suara yang tenang namun berwibawa. “Angkat tanganmu!”

Pria bertopeng itu mengangkat kedua tangannya, menunjukkan bahwa dia tidak bersenjata.

“Berlutut sekarang!”

“Tidak, terima kasih,” tolak pria bertopeng dengan nada mengejek.

Citra mengarahkan pistolnya dengan lebih pasti. “Berlutut, atau saya tembak.”

Pria bertopeng itu tersenyum di balik topengnya. “tembak aja buk kebetulan saya masih jomblo,” katanya dengan nada yang ringan.

Citra tidak tergoyahkan. “Ini bukan waktu untuk bercanda. Saya adalah komandan operasi ini.”

Dan dengan keberanian yang tak tergoyahkan, pria bertopeng itu menjawab, “Dan saya, adalah dalang di balik kekacauan ini.”

Keluarga Sandara : my brother is a criminal (Tamat) Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz