MBIAC || CHAPTER 78

11 3 1
                                    

Selamat membaca

***

seorang gadis yang mengenakan jaket dengan hoodie hitam masuk ke suatu ruangan. "ketua, apakah kita boleh melakukan hal ini tanpa sepengetahuan ketua osis?" dari nadanya seperti gadis itu sangat cemas.

Seorang gadis lainnya terlihat tergesa gesa duduk di kursi dan menekan tombol tombol komputer yang ada di depannya. Di layar komputer itu terlihat beberapa ruangan di sekolah sanjaya. "aku juga tidak tahu. Anak itu benar benar keterlaluan mentang mentang dia orang terkuat di sekolah ini seenaknya saja dia mengambil keputusan besar seperti ini. Bisa bisa karena dirinya sekolah rajawali akan berada di bawah kekuasaan sekolah sanjaya."

"gawat dong. Kalau saya boleh tahu kenapa ketua sangat khawatir seperti itu? Ada apa sebenarnya di sekolah sanjaya itu?" tanya gadis berhoodie hitam itu kebingungan sambil melihat gadis yang sedang menekan nekan layar komputer di depannya.

"kau tidak tahu ya? Saat era monster dulu sekolah sanjaya bukanlah sekolah terkuat. Namun, berkat kepemimpinan nomor satu dan kepintaran dari nomor dua mereka berhasil menaklukkan semua sekolah satria garuda sanjaya. Aku khawatir karena tidak seperti nomor satu yang sudah lulus. Nomor dua masih belum diketahui statusnya. Jadi, bisa jadi dia masih ada di sekolah sanjaya. Kita harus benar benar ekstra berhati hati!"

"hm.. Begitu ya. Ketua, sedang melakukan apa?"

"aku sedang memperhatikan murid murid sekolah sanjaya. Mereka sangat pintar menyelinap dan menjebak musuhnya. Jadi, aku ingin memberikan arahan untuk murid sekolah kita agar dapat mendapatkan bendera sekolah sanjaya tanpa harus bertarung dengan mereka. Aku sudah mengetahui semua rute pertahanan murid sekolah sanjaya dengan melihat semua gerak gerik mereka oleh karena itu tim penyerang, tim pencurian, dan pengalih perhatian akan aman selama melalui rute yang telah aku siapkan untuk menghadapi pertahanan sanjaya. Jika semuanya berjalan sesuai dengan apa yang aku rencanakan maka peluang keberhasilan kita mendapatkan bendera sekolah sanjaya adalah tujuh puluh lima persen."

"bukankah itu tindakan pengecut? mengalihkan perhatian mereka dengan tim pertempuran dan tim pengalih perhatian lalu menyelinap masuk ke ruangan osis mereka lalu mengambil bendera sekolah sanjaya." gadis berhoodie hitam itu terlihat menutup mulutnya sendiri sambil ikut menatap ke layar komputer di depannya.

Gadis itu melirik gadis di sampingnya. "pengecut, apa maksudmu? Ini adalah rencana yang dibuat setelah aku memikirkannya matang matang. Jika kita bisa mendapatkan mahkota raja tanpa membunuh rajanya itu adalah hal yang terbaik kan?" dia kembali fokus mengirimkan pesan pesan suara melalui mik yang ada di sana. "aku hanya tinggal membuat rencanaku ini menjadi nyata."

"benar benar hebat ketua. Rencanamu memang sangat hebat. Jadi, ketua tim penyerang adalah—" gadis berhoodie itu memanjangkan nada ucapannya. "siapa ya?"

"cih.. Dia adalah peringkat satu sekolah rajawali. Walaupun, osis osis di sekolah sanjaya itu kedengarannya hebat mereka akan tetap kesulitan jika harus bertarung satu lawan satu melawannya."

Gadis berhoodie hitam itu terlihat memasukkan tangannya ke dalam saku hoodienya lalu tersenyum tipis. "begitu ya.. Baiklah. Terimakasih ketua karena sudah membantuku."

Gadis di depan komputer itu melirik gadis berhoodie di sampingnya. Namun, dengan cepat gadis berhoodie hitam di sampingnya itu menyuntikkan sebuah jarum ke bahu gadis di depannya. Yang membuat gadis itu meringis kesakitan dan sesaat kemudian terjatuh dari kursinya. "rencana anda benar benar hebat. Namun, kau pasti tidak menyangka bahwa dari pada fokus untuk pertahanan sekolah sanjaya malah melakukan serangan balik di saat yang sama." gadis berhoodie itu berlutut mendekati gadis yang terjatuh tadi. "maaf ya sepertinya rencanamu dengan peluang keberhasilan besar itu tidak dapat kau sampaikan kepada mereka."

Keluarga Sandara : my brother is a criminal (Tamat) Where stories live. Discover now