5.

8.1K 569 3
                                    

Di sebuah cafe terlihat 4 orang pemuda yang sedang melakukan pertemuan dengan 4 gadis yang berada dihadapan mereka.

Mereka semua akan pergi bersenang-senang bersama setelah ini itulah yang mereka rencanakan sebelumnya.

Mereka sedang berbincang-bincang mencoba seakrab mungkin sebelum mereka semua benar-benar pergi untuk membuat kemistri diantara mereka.

Sedang berbicang-bincang asik tiba-tiba ada yang menegur kelompok mereka.

"Louis"

Seorang pria tampan, tinggi berdiri tepat di samping meja mereka membuat gadis-gadis yang bersama mereka seketika terpesona dengan ketampanan pria muda itu.

"Wow siapa ini? bukankah dia Kak Kanaka" Kata Rio.

"Louis apa kamu kenal?" Tanya Jeremy.

"Ah.. dia...

"Di.. diakan senior Kanaka kakak dari senior Sein" celetuk seorang gadis yang berasama mereka.

"Hah... iya itu benar Louis kau mengenalnya?" itu kembal Rio yang berbicara.

Semua orang tahu keluarga Alexander tapi tak semua orang bisa mengenal dengan begitu baik salah satu dari anggora keluarga ternama itu meskipun mereka tergolong orang kaya sekalipun.

"Hm... tentu saja kita saling kenal aku kan ka..." perkataan Kanaka segera berhenti begitu Louis berdiri dan membekap mulut pria itu.

Semua orang memandang mereka curiga plus penasaran juga dengan kedekatan mereka.

"Ahahaha..... kami perna bertemu sebelumnya" jawab Louis canggung dan setelahnya segera membawa Kakak tertuanya itu menjauh dari meja mereka.

"Hoh... ada apa itu mereka sangat mencurigakan" tanggap salah satu gadis lainnya setelah Louis membawa Kanaka pergi.

Tak lama setelah kepergian Louis Jeremy terlihat berdiri dari tempat duduknya yang membuat semua orang yang bersamanya menghentikan pembicaraan mereka untuk melihatnya.

"Ada apa?" Tanya Rio.

"Aku mau pergi ketoilet dulu"

"Oh... Baiklah"

Jeremy beranjak tempat duduknya dan segera pergi dari tempatnya.

Disisi lain Louis dan Kanaka mereka sedang berada diluar cafe berbicara disana.

"Ada apa? Kenapa kau sepertinya tak mau teman-temanmu tahu jika kita ini memiliki hubungan yang sangat dekat" Tanya Kanaka.

"Hah.... astaga kau hampir saja nenghancurkan kita semua Kak"

"Hm.. apa maksudmu?"

"Anak-anak di sekolah tak ada yang tahu jika kini kita menjadi saudara, aku dan Kak Sein sudah setuju untuk menyembuyikan semuanya dari yang lain karna kita sama-sama tak mau mendengarkan kata-kata aneh yang ditujukan untuk ibu juga paman" jelas Louis.

"Hm... tapi kenapa kalian membuat keputusan seperti itu tanpa memberi tahuku apa Ayah dan Ibumu tahu hal ini?"

"Ah... mereka tak tahu"

"Lalu kenapa?"

" itu karna....

"Ya sudahlah.... Lalu sekarang aku harus memperkenalkan diriku pada teman-temanmu sebagai apa....
hmmm... bagaima kalau sebagai kekasihmu"

Injak

"Ahg... sakit apa yang kau lakukan" kata Kanaka sambil memegangi kakinya.

"Itu karna Kakak bicara sembarangan"

"Ugh... kenapa kau sangat kejam padaku Love.... jadi aku tak boleh juga mengatakan aku sebagai kekasihmu, lalu aku harus bilang apa pada semua orang" Kanaka merangkul dan memeluk Louis mencoba mengelu dan bersikap sok imut.

"Bilang saja kita tak sengaja bertemu dan jadi saling kenal meski tak dekat.... Jangan melakukan yang aneh-aneh aku harus kembali kedalam sekarang"

"Hah... kau mau meninggalkan aku dengan keadaan kaki yang sakit begini lalu apa maksudnya yang tak terlalu dekat itu bukankah kita sangat dekat"

"Jangan berlebihan dan katakan apa yang aku katakan padamu tadi ingat itu"

"Astaga sangat manis" Kanaka memberikan senyuman lembut diakhir kalimatnya.

"Aku mau masuk.... kakak juga mau masuk lagi? Ingat saat didalam jangan lakukan yang aneh-aneh lakukan saja apa yang seharusnya kakak lakukan disini"

"Iya aku paham.... aku ada pertemuan dengan teman kampus disini jadi jangan khawatir" jawab Kanaka dengan perasaan yang sedikit tak relah tapi jika dia tak mau dibenci adik kecilnya dia tak boleh seenaknya sendiri dan harus mau tak mau menuruti apa yang dikatakan oleh Louis.

"Oh.... baiklah"

Merekapun masuk kembali ke cafe secara bersama-sama kembali tanpa mengetahui jika ada yang menguping pembicaraan mereka sebelumnya.

"Kau sudah kembali Louis" sambut Stive.

"Ya"

"Lalu dimana Senior Kanaka dia tak kembali denganmu?" tanya salah satu gadis.

"Dia ada pertemuan dengan temannya itu yang dia katakan" jelas Louis.

"Ngomong-ngomong kelihatanya kau dekat dengan senior Kanaka"

"Iya. kelihatannya begitu"

Tanya gadis-gadis itu lagi dengan mata berbinarnya seperti mengharapkan sesuatu.

"Tidak begitu kami hanya saling kenal karna perna bertemu disuatu tempat" jelas Louis.

"Tidak. Kalian pasti cukup dekat karna yang aku tahu dari orang yang mengetahui senior Kanaka mengatakan jika Senior itu bukanlah orang yang suka mengumbar kedekatanya dengan seseorang didepan umum, apalagi sampai menyapah orang lain yang hanya perna ditemui di suatu tempat, bahkan teman yang satu kelas atau satu meja dengannya saja tak akan dia ajak bicara jika bukan karna sesuatu yang dibutuhkanya"

"Hah... benarkah itu...... pantas saja Senior Sein juga selalu terlihat bersikap dingin pada siapapun apa itu memang sikap turun temurun di keluarga mereka" tanggap Rio.

'Yang benar saja kenapa mereka berpikir begitu apa mereka tak salah orang' pikir Louis.

"Apa kalian tak bisa berhenti... apa kalian semua disini untuk membahas orang lain menyebalkan sekali" kata Jeremy ketus.

"Hei.... apa-apaan kau ini kenapa kau mengatakan hal menyebalkan begitu.... bahkan Louis orang yang bersangkutan saja kelihatan tak keberatan akan hal itu lalu kenapa kau yang justru terlihat keberatan" nyolot seorang gadis merasa tak terima dengan apa yang dikatakan oleh Jeremy.

"Eh...." Tanggap Louis tak paham kenapa namanya terdengar dibicarakan ia menjadi tak fokus karna asik dengan semua yang ada di pikirannya.

"Ck. Menyebalkan Sebaiknya aku pulang saja" kata Jeremy lagi dan segera berdiri dari tempat duduknya.

"Hei... hei... ada apa denganmu... kenapa kau bersikap aneh begini sih?" Ujar Steve sambil menghentikan Jeremy untuk pergi.

"Hei... sudah... sudah bagaimana jika kita pergi untuk bersenang-senang seperti yang kita rencanakan sebelumnya" Rio menengahi.

"Iya... iya... benar itu... ayo pergi" tanggap Steve lagi sambil masih menahan Jeremy agar tak pergi.

"Ya.. asal dia tak menganggu saja lagi nantinya" ketus gadis yang sebelumnya berdebat dengan Jeremy.

"Ti.. tidak... tidak akan" jawab Stive memotong Jeremy yang sepertinya sudah ingin membalas perkataan gadis itu.

Dan setelanya merekapun pergi dari cafe untuk bersenang-senang bersama seperti pergi nonton, pergi kekaraoke dan lain sebagainya seperti yang mereka rencanakan sebelumnya.

Disisi lain Kanaka melihat rombongan adik terkecilnya dengan tatapan dalamnya tak menghiraukan teman-teman yang berada di sampingnya yang sedang sibuk mendiskusikan tugas-tugas mereka yang harus segera di selesaikan.

Tbc

Abnormal Brothers (Belum Di Revisi)Where stories live. Discover now