Sekali Lagi

1.3K 254 9
                                    

Lima pemuda bersusah payah menembus hutan agar sampai ketujuan, Satoru tampak tak kesulitan melewati itu semua, karena sang nenek sering menitahnya mencari kayu bakar di hutan, kakinya sudah terbiasa dengan rintangan yang ada di dalam hutan.

"Masih lama ?" pertanyaan Geto di angguki teman-temannya. Satoru menilik sekitar, kemudian tersenyum.

"Kurasa tidak, sudah bisa dengar suara air kan ?" keempat temannya mengangguk satu persatu. Satoru bilang rumah temannya ada di dekat sungai, tapi mereka tak mengerti kenapa ia bisa tinggal jauh di dalam hutan.

"Bagaimana kau bisa kenal dengannya ?" kali ini Shoko yang penasaran. Satoru memang ramah dan mudah berteman dengan orang lain, tapi tidakkah ini terlalu jauh untuk di jadikan tempat tinggal?

"Waktu itu aku tersesat setelah mencari kayu bakar, aku melihat ada rumah bagus. Karena ku kira tidak di tempati jadi aku masuk saja dan memakan beberapa kue di sana" temannya tak menyangka Satoru memiliki nyali sebesar itu masuk sembarangan ke rumah orang lain, apalagi di tengah hutan.

"Kalau kau bilang bagus, sudah jelas di tempati bodoh" ketus Megumi. Satoru hanya mengangkat bahunya tak acuh, waktu itu ia sangat lapar jadi tak dapat berpikir panjang.

"Woah itu dia" Yuuji menunjuk pada sebuah rumah cukup besar yang berada di dekat sungai. Mereka tersenyum senang karena telah sampai di tujuan.

"Ayo, dia pasti sudah menunggu" 

Sukuna terus menatap beberapa makanan yang ada di hadapannya. Entah kenapa ia sampai melakukan semua ini, ia adalah seorang kutukan, kenapa repot-repot menyiapkan makanan manusia.

"Woah dango"

Masih teringat betul bagaimana wajah kecil itu menatap binar kue yang ia buatkan dulu. Kenapa hatinya melemah hanya karena satu manusia kecil yang bermanja padanya.

Sukuna menghela napasnya, sorot matanya perpindah tatkala suara Satoru memanggilnya.

Di gesernya pintu pelan, tampak beberapa pemuda menatap ke arahnya. Bahkan Sukuna ingat seorang gadis yang berdiri di sana, dulu gadis itu adalah tabib yang menolong Megumi.

"Ayo masuklah"

Satoru mengernyit, baru pertama kali ia melihat wujud manusia Sukuna. Sebenarnya tujuan Sukuna selalu menampakkan wujud asli agar Satoru takut dan lari terbirit-birit, namun si iris biru langit malah terpukau dan tidak takut sama sekali.

Mereka masuk satu persatu, hingga pemuda terakhir. Seakan waktu berhenti, iris biru gelap, wajah yang jarang tersenyum, bulu mata lentik serta rambut jabrik yang jadi ciri khasnya tak pernah lepas. Hanya saja di waktu ini pemuda itu tumbuh sehat dan lebih tinggi.

Ingin sekali ia memeluk temannya itu sekali lagi, mendengar keinginan si iris biru gelap meminta dango dan mengajaknya bermain.

"Oi Sukuna, jangan melamun" teguran Satoru mengagetkan Sukuna, ia berbalik dan melihat mereka sudah duduk.

Perkenalan mereka di iringi canda tawa, teman-teman Satoru tak menaruh rasa curiga pada Sukuna. Untung saja Sukuna memiliki kelebihan mudah akrab dengan orang lain, jadi ia tak perlu repot.

Diam-diam sedari tadi dirinya memperhatikan Megumi, pemuda itu seolah tak menyukainya. Dari tadi ekor matanya tak berani menatap mata Sukuna. Jelas Megumi tidak mengingat kehidupan sebelumnya, waktu begitu lama berlalu, ingatan tentang masa lalu juga terhapus.

Sukuna mengajak mereka keluar untuk menangkap ikan bersama, dengan antusias ajakannya di terima. Mereka terlihat sangat bersenang-senang, Sukuna belum pernah merasakan hal seperti ini sebelumnya. Dulu ia sangat membenci manusia karena begitu munafik, tapi sekarang waktu telah berubah.

Evanescent [SukuFushi]✔Where stories live. Discover now