#5

46.1K 3.9K 15
                                    

•°

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


°

Tok tok tok.

Shia kini berada di depan pintu ruang kerja theo. Entahlah Shia tak tau apa yang dibicarakan theo. Tadi setelah selesai menggantikan bajunya ia bertanya kepada bi arsih tentang siapa yang memasuki kamarnya. Bi arsih mengatakan bahwa itu adalah theo. Dan sekarang keberadaan nya disini, ia ingin bertanya tentang apa yang tadi ia bicarakan

Masuk.

Shia pun membuka pintu di depannya. Pertama yang ia lihat adalah seorang lelaki dengan kacamata yang bertengger di hidung mancungnya dengan dikelilingi dokumen dokumen yang berada di meja kerjanya.

Seperti tak terusik dengan kehadiran Shia. Shia pun dengan berani mendekat dan duduk di sofa yang berada di ruangan itu sembari menunggu theo menyelesaikan berkas berkasnya.

Beberapa menit kemudian..

Setelah menyelesaikan dokumen terakhir, theo pun mendekat kearah Shia dan duduk berhadapan dengan nya.

"Emm, jadi apa yang tadi lo-eh kamu bicarakan saat aku baru selesai mandi?" Tanya Shia memulai pembicaraan.

"Saya ingin bicara" Jawab theo dengan muka datar nya.

"Loh itu l-kamu dah bicara.."

"Tidak, tadi saya ingin bicara"

"Iya, itu kamu udah bicara tuan Theodor"

Hufhh

"Yang saya bicarakan saat kamu habis mandi itu saya ingin bicara" Ucap theo dengan menekan tiga kata terakhir.dan menatap tajam ke Shia.

"O-oh, ya-iya, terus apa yang mau kamu bicarakan ke gu-aku? "

"Kau tak usah berpura-pura peduli dengan melvin"ucap Theo

" Kenapa?"tanya Shia dengan nada datar.

"Karna itu membuatku muak"

"Apa hubungannya dengan mu,,

"Cihh kau saja tak pernah memperdulikannya, lalu kenapa kau menyuruhku untuk tak peduli dengan melvin" Lanjut Shia dengan sarkasme.

"Lalu jika saya tak peduli, bagaimana dengan dirimu yang selalu meneriakkinya hingga ia ketakutan!" Ucap theo dingin.

Yaa itu karena Shia dulu, dodolll!!!,Teriak Shia dalam hati.

Sekarang muka Shia memerah karena tak terima. Ia segera bangkit dang meninggalkan ruangan itu. Ia muak dengan tuduhan theo terhadap dirinya.
Melihat punggung kecil milik Shia yang mulai menjauh Theo tersenyum miring.

BRAAK.

•••••

Anjir lah tuh orang!!!
Gue ini punya niat baek baek lhoo

Akhh dasar Theodoranjing!!!

Gerutu Shia saat mengingat ucapan theo. Kini Shia berada di taman belakang mension. Shia hanya ingin menetralkan emosi nya dengan menghirup udara yang segar. Ia duduk di bangku taman dan menyenderkan badannya. Shia mulai menutup matanya.Tidak, dia tidak tidur. Shia hanya ingin merilekskan tubuh nya.

Duk
Duk
Duk

"Nyonya!!.. "

Samar-samar Shia mendengar teriakan dari dalam mension. Saat membuka matanya Shia mengernyitkan alisnya. Bi arsih sedang tergopoh gopoh menghampiri dirinya.

"Huhhh... N-nyo.. Nya.. Den.. Huh. Den"

"Aduh bi, bibi kenapa lari lari bi," Ucap Shia yang memperhatikan sang ketua maid yang terlihat kelelahan gara gara berlari kearah nya.

"Anu nyaah.. It-itu den melvin nangis nyariin nyonya" Ucap bi Arsih.

Seketika mata Shia membulat. Ia lupa kalau melvin masih tidur dikamarnya.

~~🔸🔸🔸🔸🔸🔸~~

Maaf pendek😭
.
.

.
Tinggalkan jejak preennd
⭐💬🔄

Transmigrasi BundaWhere stories live. Discover now