#7

43.4K 3.6K 114
                                    

Typo bertebaran 🔥

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Typo bertebaran 🔥
.

Malam hari di mension Smith

Sreng..

Tak tak tak..

Sreng..

Seorang wanita tengah berkutat dengan bahan dan peralatan dapur, Shia. Bukan karna tak ada koki yang memasak, tapi karna ia menginginkan dirinya lah yang memasak. Yaa, dulu memasak adalah salah satu kegemarannya saat menjadi Aulia. Untuk nya, untuk bundanya, kakak dan kakak iparnya, dan tentu saja keponakan kecilnya, lili.

Di tengah-tengah kegiatannya dia jadi teringat tentang keluarga sahabat, dan kerabatnya disana. Dia rindu dengan bundanya yang selalu ada buatnya. Tanpa ia sadari air matanya sudah menetes. Namun lansung ia usap lagi agar tak ada yang melihat.

Tidak, sekarang bukan waktunya untuk bersedih. Monolog nya. Ia pun melanjutkan pekerjaan memasak nya.

Setelah siap dengan telaten ia taruh ke meja makan dengan bantuan bisa arsih dan para maid nya.

"Bi,saya mau manggil Melvin dulu bi, saya tinggal gak papa kan bi?" Tanya Shia yang takut merepotkan bi arsih dan yang lain.

(Btw lu disini jadi majikan nya Au)

"Ya gak papa nya, sok atuh. Ini biar bibi dan yang lain yang menyelesaikan, ini juga cuma tinggal nyusun nyah"

"Baik bi, saya duluan"

Sesampainya di depan kamar Melvin. Shia langsung mengetuk pintu kamar nya. Namun tak ada jawaban dari sang empu. Akhirnya Shia langsung membuka pintu dan langsung masuk ke kamar Melvin. Kamar bernuansa biru tua dengan tema angkasa dan gambar gambar planet yang menghiasi dinding nya.

Dapat ia lihat. Saat ini Melvin sedang tidur meringkuk seperti bayi atau bayi yaa.... Entahlah. Wajah polosnya saat tertidur menambah kesan imut pada dirinya.

Shia yang sudah tak akan keimutan putranya kini menciumi setiap inci wajah putranya. (Kecuali bibir yaa🤭"

Melvin yang merasa terganggu kini menggeliat tak nyaman.

Eunghhh.

Perlahan mata bulat Melvin membuka. Pertama yang ia lihat adalah wajah bundanya yang selalu ia nantikan. Walaupun ia sering dibentak di caci oleh Shia dulu. Tapi tak menyurutkan semangat nya untuk terus bisa berdekatan dengan sang bunda. Dan akhirnya impian nya kini telah terkabul.

Transmigrasi BundaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang