#10

38.2K 3.3K 177
                                    

Makasi yang dah mampir... Klo bisa pencet dong bintangnya..

*
YOOK BANTU KOREKSI TYPONYA.

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Shia yang mendengar teriakan Melvin pun segera bangkit dari duduknya, begitupun dengan Sela.

Mata nya membulat melihat Melvin sudah berada di atas pohon. Ia pun bergegas menghampiri Melvin.

"Ya ampun, sayang kamu kok bisa ada disitu..!! " Pekik Shia khawatir. Bagaimana tidak , pohon nya saja setinggi 2 meter.

"HUAAA EPIN MAU TULUUNN NDAA!!, EPIN NDA BICAA TULUUNN, HIKS... UNDAAA" tangis Melvin dengan berpegangan erat dengan batang pohon.

"Ada apa nak??" Tanya Sela yang baru sampai ditempat Shia berada. Shia tak menjawab ia langsung menunjuk kearah Melvin berada.

Sela mengikuti arah tunjukan Sela.Sama seperti reaksi Shia perata kali.mata Sela membulat dan menutup mulut nya yang terbuka menggunakan tangan kanan.

"ADUHHH CUCU OMAA KENAPA BISA DISITUU!!!" pekik Sela.

"OMAA, EPIN AUU TULUUNN MAA... HIKS.. HUAAAA"

Shia menutup telinga nya, jujur telinganya penging mendengar teriakan mertua dan anaknya.

Seorang laki-laki datang dengan langkah kaki tergesa-gesa. Raut muka nya datar namun jika dilihat matanya terlihat kekhawatiran yang besar.

"Ada apa ini? " Tanya nya kepada Shia.

***

Pov Theodor.

Seorang laki-laki tengah berkutat dengan berkas-berkasnya. Dia theo. Ia kira Rion bisa menghendel pekerjaan nya hari ini. Ck, ternyata tidak.Benar benar payah.

[Masih pada ingat Rion kan? , part 4 yee]

Di tengah-tengah dirinya yang sedang serius. Telinga tajamnya 1Sayup sayup ia mendengar teriakan Melvin. Ntah,,awalnya ia mengabaikan nya. Namun saat mendengar pekikan dari ibunya. Ia pun bergegas menuju ke arah pekikan itu berasal.

Ditengah ia berjalan, theo berselingan dengan Rion.

"Selesai kan pekerjaan ku".ucao datar theo yang kemudian langsung melanjutkan jalannya.

Rion masih bergeming ditempat. Bukan  karena memikirkan kalimat perintah dari theo, namun ia melihat mata Tuan nya menampilkan ekpresi khawatir. Walau air mukanya tetap datar. Selama ia bekerja dengan Theo, ia tak pernah melihat Theo berekspresi sewajarnya.

Maksudnya Rion selama ini hanya melihat raut muka datar, flat, dan Seringai mengerikan milik tuanya itu. Lainya ia tak pernah melihatnya. Bahkan dulu saat theo bersama amel ia masih datar dengan istri nya. Jadi ini adalah kali pertama Rion melihat ekspresi wajar dari tuanya.

Rion pun yang tersadar dari lamunannya bahunya merosot tak bersemangat. Ia kemudian berjalan menuju ruang kerja Theo.

.

Theo dengan langkah besar nya mecari keberadaan Shia,Di belakang mension. Saat melihat Shia berada di dekat pohon ia pun segera mendekatinya.

" Ada apa ini? "Tanyanya ke Shia.

Theo Pov end

***

Pov Author

" Ada apa ini"

Shia pun langsung menolehkan Kepala kesamping, ternyata Theo sedang bertanya kepada nya. Shia langsung menujuk ke arah Melvin yang sedang menangis dengan mendekap batang pohon. Theo mengikuti arah tunjuk Shia.

Jika kalian tanya Theo terkejut atau tidak, jawabannya tidak. Karna yaa mungkin Sifat Theo menurun ke Melvin. Dulu saat Theo kecil,mungkin bisa disebut dengan anak yang hiperaktif.dia sering memanjat tembok setinggi 2,5 M , turun tangga dia melucur pada pegangan tangga, bahkan ia pernah turun dari lantai 3 mensionnya dengan menggunakan kain yang diikat pada pembatas/pagar lantai 2.yang berakhir kerumah sakit karena kakinya retak.

Namun keaktifan nya sirna, karena keadaan yang mendukung nya untuk berubah 180 derajat. Dan jadilah Theo yang sekarang.

Skip.

Dengan raut datarnya, Theo mendekat ke pohon dan merentang kan tangannya ke Melvin.

"Turun." Ucapnya datar. Melvin menengok kearah Theo dengan sesenggukan ia menjawab.

"Nda bicara dy.. Hiks"

"AYO Melvin, daddy tangkep Melvin kok, yuukk turun, loncat oke" Provokasi Shia.

"HUAAAAA NDAAAkkk AUUU... HIKS... ATUUUTTT.. " teriak histeris Melvin yang semakin mengencangkan pelukannya.

Huft..

"Gakk papa sayang!,, pasti daddy tangkep kok.. Yakan dad?! "Theo mengangguk sebagai balasan.

Melvin yang masih sesenggukan mengangguk ragu. Ia bersiap siap untuk lompat dari sana.

"Satuuuu!! "

"Duaaa!! "

"Tiiiigaaa!!"

Brukk

Hap.

~~••••••~~~~

Vote, coment, share, follow💗

Transmigrasi BundaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang