Dua

51 47 136
                                    

Kring....

Suara jam alarm berbunyi, gadis itu terbangun dari tidurnya. Mematikan alarm lalu segera pergi ka kamar mandi, sebenarnya ini masih jam 7 pagi sedangkan jam kelas Erina itu jam 8. Kalian masih ingatkan mengapa Erina bangun lebih awal? Ya karena Yaya yang menyuruhnya agar berangkat lebih awal.

Selepas mandi Erina mengecek handphonenya, ternyata sudah ada notifikasi dari teman-temannya yang mengatakan bahwa mereka sudah di perjalanan menuju kampus.

Selain dari teman-temannya, ada chat juga dari tante Poli. Wanita itu mengatakan bahwa ia tidak bisa datang ke rumah Erina dikarenakan kunci rumah Erina yang dipegang oleh tante Poli menghilang, Erina sedikit senang membaca chat itu. Setidaknya sekarang dirinya tidak akan merepotkan tante Poli lagi dan tante Poli tidak akan datang pagi-pagi lagi ke rumahnya hanya untuk membuatkan sarapan. Biarlah hari ini dirinya tidak sarapan, Erina bisa sarapan di kantin kampus nanti.

Erina langsung meninggalkan rumahnya dan segera menuju kampus. Apa lagi yang ia tunggu? Teman-temannya juga sudah berangkat.

•••

Sesampainya di kampus ia melihat motor teman-temannya termasuk Alan sudah terpampang di parkiran, itu artinya teman-temannya sudah datang terlebih dahulu. Tapi Erina tidak melihat batang hidung mereka, dari pada mencari Erina memutuskan untuk bertanya pada Alan melalui chat.

 Tapi Erina tidak melihat batang hidung mereka, dari pada mencari Erina memutuskan untuk bertanya pada Alan melalui chat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Membaca balasan Alan, kaki Erina langsung melangkah menuju tempat itu.

Saat sampai di perpus Erina melihat teman-temannya sedang berdiskusi di meja yang letaknya di ujung, mengapa mereka harus selalu memilih meja paling ujung? Padahal pagi ini perpus masih sepi, hanya ada mereka saja.

"Gimana?" Erina mendudukkan bokongnya di kursi kosong sebelah Alan.

"Babi kaget gua," Alan mengusap dadanya karena terkejut.

"Lebay."

"Nih ya gua jelasin," Yaya mengambil sebuah buku dan pulpen dari tasnya.

"Ini dia pake sandi cermin. Caranya lo tulis abjad dari A sampe M, terus nanti dari N sampe Z di barisan bawahnya," Yaya lalu mempraktekan apa yang baru saja ia katakan.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
COLD BLOOD KILLERWhere stories live. Discover now