Empat

31 16 74
                                    

Erina sudah merebahkan tubuhnya di kasur. Ia langsung membersihkan badannya dan segera pergi ke kasurnya.

Gara-gara tadi Alan membawanya pergi, Erina lupa jika hari ini ia akan mencari kerja. Tapi Erina bingung ia harus mencari kerja kemana, ditambah lagi Erina belum memiliki pengalaman bekerja. Ia membuka laptopnya, mencari lowongan kerja.

Erina tersenyum sumringah saat beberapa lowongan kerja muncul di webnya. Tapi senyuman itu tidak lama memudar, karena rata-rata persyaratan kerjanya minimal pendidikan S1. Sedangkan Erina lulus kuliah saja belum.

Gadis itu menghela nafasnya kasar, bingung ia harus mencari kerja kemana.

Handphonenya berbunyi, ada seseorang yang menelponnya. Tertampang nama 'mami Aces' di benda pipih itu. Itu adalah nenek Erina, ibu dari sang ayah. Entah mengapa Erina memanggil neneknya dengan sebutan demikian, menurutnya itu panggilan yang lucu. Erina langsung mengangkat teleponnya.

"Hallo mami."

"Hallo Joy cucu mami. Gimana kabarnya?" tanya seseorang di seberang sana.

"Aku baik mi. Mami gimana?"

"Mami juga baik-baik aja. Sudah makan nak?"

"Udah, kok."

"Masih punya uang simpenan ga? Uang orang tua kamu masih ada?"

"Masih, aku masih punya uang. Tapi sekarang aku pengen kerja mi, soalnya uang peninggalan papa juga pasti abis nanti."

"Dari pada kamu kerja, mending kamu tinggal di sini sama mami sama opa. Kita bakal menuhin semua kebutuhan kamu, kita juga kesepian di sini cuman berdua."

"Mami ini gimana? Mami Aces kan di Bandung sedangkan aku di Yogya."

"Terus masalahnya di mana sayang?"

"Aku kan kuliah di sini, masa harus bulak-balik nanti."

"Kamu pindah kuliah lah di Bandung, banyak kok kampus bagus di sini."

"Ngulang lagi mi? Ngga deh, aku capek kalo ngulang lagi. Aku cuman pengen kerja sekarang."

"Kamu serius pengen kerja?"

"Iya lah."

"Kamu datang aja ke cafe Losaster di sekitaran jalan Malioboro terus kalo dia nanyain nama kamu, kamu bilang aja cucu mami atau sebut nama papamu nanti."

"Emang kenapa harus bilang cucu mami?"

"Udah kamu datang aja ke sana. Yaudah ya mami tutup telfonnya ."

"Iya mami."

Panggilan itu terputus, Erina masih mencerna kata-kata yang baru saja diucapkan oleh neneknya. Ada apa dengan cafe itu? Dan mengapa Erina harus menyebutkan nama papanya? Dari pada Erina penasaran, besok ia akan langsung mendatangi cafe tersebut sesuai suruhan neneknya. Berhubung juga besok tidak ada kelas, jadi besok free.

Erina berpikir sejenak, apakah ia harus memberitahu Alan soal dirinya akan bekerja? Tapi jika Alan tidak tau, nanti Alan akan marah. Karena Alan selalu menyuruh Erina untuk menceritakan segalanya, walaupun itu hal kecil. Oke, Erina sudah memutuskan bahwa ia akan memberitahu lelakinya.

 Oke, Erina sudah memutuskan bahwa ia akan memberitahu lelakinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
COLD BLOOD KILLERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang