Tiga

51 48 139
                                    

Malam hari ini Erina sedang berkutat dengan laptopnya. Bukan, ia bukan mengerjakan tugas kuliahnya. Ia sedang menonton film horor kesukaannya. Erina sangat berani, di rumah yang cukup besar, seorang diri, ia malah menonton film horor. Prinsip Erina adalah ia tidak akan takut pada apapun dan siapapun, kecuali tuhan dan orang tuanya.

Saat sedang asyik menonton handphonenya berbunyi, itu notifikasi dari tante Poli.

Erina tau tante Poli pasti akan mengajaknya makan malam bersama di rumahnya, tetapi sejujurnya Erina masih merasa kenyang karena tadi sore ia sudah makan

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

Erina tau tante Poli pasti akan mengajaknya makan malam bersama di rumahnya, tetapi sejujurnya Erina masih merasa kenyang karena tadi sore ia sudah makan. Jadi lebih baik Erina mengatakan yang sejujurnya dari pada Erina harus merasakan kekenyangan malam ini.

Erina melanjutkan kegiatan menonton film horornya. Tapi seketika ia mengingat sesuatu.

"Gua cari kerja apa ya? Soalnya uang warisan papa juga pasti ada abisnya."

"Oke besok gua bakal coba." lanjutnya.

Erina mulai merasa bosan, ia bingung harus melakukan apa. Biasanya ketika malam begini, disaat masih ada keluarganya Erina akan berkumpul di ruang keluarga dan bercerita tentang segala hal dengan kedua orang tuanya. Erina sedikit lirih mengingat itu semua tapi sepertinya Erina akan kokoh pada pendiriannya, ia tidak boleh terlalu larut dalam kesedihan karena itu semua tidak akan bisa mengembalikan keadaan. Yang harus Erina pikirkan adalah bagaimana caranya agar si pelaku cepat tertangkap.

Tapi terkadang Erina pun merasa lelah dengan semua ini, sudah hampir dua tahun mereka menjalankan misi ini tapi belum membuahkan hasil. Erina selalu ingin menyerah, ingin menyudahi ini semua. Tapi Alan selalu menyemangatinya karena Alan pun tidak terima kedua orang tuanya tewas dalam keadaan tidak wajar. Alan selalu menyemangati Erina dengan berkata "Kalo lo capek, lo boleh istirahat dulu. Jangan nyerah, inget kedua orang tua kita." Memang, lelaki itu paling bisa jika menenangkan Erina.

Karena polisi saja tidak bisa menemukannya, apa lagi Erina yang tidak memiliki pengalaman apa-apa dalam hal ini, tapi tidak apa-apa lah Erina akan mencoba lebih keras lagi. Demi orang tuanya.

Erina tersadar karena mendengar suara ketukan dari bawah, siapa yang akan bertamu di malam hari begini? Apakah orang yang sama dengan orang yang mengirimkan bunga mawar itu. Erina terlalu malas untuk membuka pintu, apa lagi meladeni orang yang tidak jelas. Jadi Erina tidak membukakan pintu, ia lebih memilih memejamkan matanya dan berharap orang itu segera berhenti mengetuk pintu rumahnya lalu pergi. Erina bukannya takut, Erina lebih terganggu oleh suara ketukan yang cukup keras itu.

Setelah mencoba memejamkan matanya, akhirnya gadis itu tertidur. Ia juga tidak mendengar suara ketukan pintu lagi, mungkin orang itu sudah pergi.

COLD BLOOD KILLEROù les histoires vivent. Découvrez maintenant