Meeting

4.1K 317 108
                                    

Naruto © Masashi Kishimoto

Rate M; contents will appear sooner or later.

CANON. After 4th Shinobi War. Blank Period.

.

思い出

Chapter 01: Meeting

.

Dua pria dewasa berada di depan gedung Hokage. Jika dilihat sekilas, sepertinya mereka berdua sedang terlibat dalam sebuah percakapan penting. Padahal pada kenyataannya, dari tadi hanya ada satu orang yang vocal, yang satunya hanya terdiam, entah menyimak pembicaraan atau tidak. Tapi, sepertinya ini hal yang biasa bagi mereka.

"Ingat Sasuke, jangan bertindak sembrono. Aku membebaskanmu dengan jaminan namaku sendiri," ujar pria bersurai perak yang sekarang menjabat menjadi rokudaime, hokage ke enam di Konohagakure. Sebenarnya, kalimat itu seperti nasihat di telinga orang normal, namun di telinga Sasuke, ia menganggap 'sensei'-nya ini sok pamer dengan wewenang yang dimilikinya sekarang.

Pupil kelam itu hanya menatap, bibirnya enggan bergerak, Kakashi —sang rokudaime—sangat tahu tabiat muridnya itu. Sadar kalau kalimatnya tak akan mendapat balasan, guratan kain hitam yang menutupi sebagian wajah si perak bergerak, mencetak jelas guratan senyum yang terukir di bibirnya.

"Namun, kau masih harus menunggu untuk benar-benar bebas, setidaknya sampai lima kage menyetujui penghapusan namamu pada bingo book dan daftar nuke-nin S rank dari Konoha. Jangan coba-coba keluar desa sampai aku memberimu kabar," tandasnya Panjang lebar, berharap muridnya itu memberikan sedikit atensi yang lebih bermakna.

"Hn," akhirnya lawan bicaranya mampu meproses sebuah tanggapan, walaupun tidak jelas.

Kakashi hanya mampu menghela nafas, sepertinya sifat muridnya ini tidak akan berubah kecuali meteor menghantam langsung kepalanya. "Baiklah, ini kunci apartemenmu yang lama, kau bisa kembali ke situ. Jaa ne~" ia langsung berbalik badan sembari mengangkat tangan kanannya yang melambai tanda 'perpisahan' setelah menyodorkan sebuah kunci.

Baru beberapa langkah Kakashi berjalan meninggalkan Sasuke, ia terhenti sejenak lalu menengok ke belakang, mendapati muridnya masih berdiri di sana. "Ehm.. Ano- Sasuke.. Ini bukan semacam misi penting, tapi, bisakah kau berbaur dengan orang lain, selain Naruto dan Sakura tentu saja,"

Jawaban yang didapat hanya mata yang memicing tajam, seakan bertanya 'kenapa?'

Sebenarnya Kakashi juga tidak tahu kenapa, tapi ia ingin muridnya ini mempunyai banyak teman. Dengan begitu, akan lebih mudah untuk membersihkan nama Sasuke di mata orang lain jika ia mudah bergaul, kan? Entahlah.

"Aku hanya ingin yang terbaik untukmu, percayalah Sasuke," nadanya sangat tenang, seperti seorang ayah yang menasehati putranya.

"Akan kucoba," jawabnya pelan namun tegas, cukup untuk didengar oleh lawan bicaranya.

"Baiklah, jaa~"

Kali ini si perak benar-benar sudah menghilang dari pandangannya. Namun ia masih enggan untuk bergerak, ia hanya menatap tangannya yang menggenggam sebuah kunci dengan gantungan lonceng. Pikirannya dibawa terbang ke masa lalu, di mana kelompok 7 pertama kali melakukan latihan dengan Kakashi-sensei untuk mendapatkan lonceng itu. Sudut bibirnya bergerak naik, mengingat masa itu, cukup senang tenggelam ke dalam pikirannya sendiri, sampai ia secara tidak sadar menggerakkan kedua tungkainya. Ini masih terlalu sore untuk pulang ke rumah, mungkin ia akan berkeliling desa terlebih dahulu sebelum pulang. Atau aku ke sana saja?

.

思い出

.

Sebuah bangunan yang dulunya berdiri dengan megah dan besar, kini berubah menjadi seperti tempat penampungan orang sakit. Rumah sakit Konoha yang biasanya lenggang, kini penuh sesak dengan korban akibat perang shinobi ke empat yang baru selesai dua minggu lalu. Tidak hanya shinobi, namun banyak pasien dari warga sipil. Peperangan memang tidak pernah berakhir baik, selalu membawa luka. Mungkin hal ini yang sangat mendasari Itachi mencintai kedamaian, bukan?

MemoriesDonde viven las historias. Descúbrelo ahora