Buzz

2K 238 36
                                    

Naruto© Masashi Kishimoto

Rate M; contents will appear sooner or later.

CANON. After 4th Shinobi War. Blank Period.

.

思い出

Chapter 04: Buzz

.

Sore ini mentari masih enggan menampakkan dirinya terlalu lama, namun untunglah, tidak turun hujan salju, suhu pun tidak serendah biasanya.

Gadis ini bukan tipe gadis yang repot dengan segudang keinginan di musim dingin. Menghabiskan waktu di bawah pohon pun bukan masalah untuknya.

Tapi kalau hanya diam begini juga ia malas.

Tubuh si gadis senantiasa bersandara di pohon besar, sementara prianya masih setia bertengger di dahan pohon, lebih mirip seperti jaguar yang sedang beristirahat.

Mereka berdua hanya terdiam semenjak tiba di sini, tidak ada yang membuka suara. Sebenarnya bisa saja Hinata langsung pulang setelah mampir ke makam Neji tadi, namun Sasuke malah menariknya kemari, katanya ingin mengajukan pertanyaan. Tapi saat sudah sampai di sini, malah didiamkan sedari tadi.

Cukup kesal memang, tapi Hinata tidak mau banyak bertanya dan menyebabkan mereka beradu mulut.

Untuk Hinata yang mudah mengantuk, tentu saja semilir angin dingin ini membuat matanya sangat berat. Ia memeluk tubuhnya sendiri dan merasakan lengan dan kakinya sudah sedingin es batu.

Hinata hanya bisa menghela nafas, mengingat kembali jubahnya yang malah hanyut terbawa arus sungai karena ulah Sasuke.

Saat ia berniat terbang ke alam mimpi, ia merasakan kehangatan menyelimuti dirinya. Netranya kembali terbuka, memperlihatkan Sasuke yang memeluknya, jubah hitam besarnya menutupi seluruh tubuh Hinata. Tidak perlu ditekankan juga semua orang tahu, kalau Hinata sudah jauh dari kata kedinginan sekarang ini.

"Kalau mau tidur, aku antar pulang,"

Hinata hanya menggeleng lemah. Sejujurnya ia pun tidak ingin cepat-cepat pulang. Pasti ayah dan kakeknya hanya menginterogasinya tentang hubungan dia dan Gaara.

Hah, benar-benar malas.

Tangan Sasuke terangkat, membelai lembut surai indigo miliknya. Sesekali dapat ia rasakan puncak kepalanya yang dikecup ringan.

"Apa hubunganmu dengan Gaara?"

Lagi, Hinata hanya menggeleng, ia enggan membahas ini sekarang apalagi dalam keadaan setengah mengantuk.

Sasuke mengangguk, ia juga tidak mau memaksa Hinata untuk langsung memberitahunya. Tapi semoga bukan hal besar.

"Aku lapar, masak sesuatu untukku,"

Hinata mendongakkan kepalanya, menatap ke arah Sasuke.

"Sekarang?" dan hanya dibalas anggukan Sasuke.

"Tapi belanja dulu, aku tidak punya apa-apa di rumah,"

Ah, tentu saja. Mereka baru kembali setelah menjalani misi selama hampir 11 hari. Jika ada sesuatu pun, pasti sudah layu atau basi.

Hinata mengangguk. "Pulanglah, aku akan mampir ke pasar dulu,"

"Kita pergi bersama,"

Hinata sedikit tercekat. Ia tentu tahu tabiat buruk penghuni pasar di dunia ini. Jelas ia tidak ingin hubungan tidak jelasnya dengan Sasuke semakin tidak jelas karena ada gossip aneh ini-itu.

MemoriesWhere stories live. Discover now