7. SELEKSI ANGGOTA BARU

16 8 33
                                    

BAB 7

Cindy berjalan kecil keluar ruangan rumah, ia menenteng sandalnya agar tidak menghasilkan bunyi yang bisa membuat orang rumah keluar dari kamarnya. Gadis ini mendongak kesekelilingnya, memastikan tidak ada orang disekitarnya.

Ia menghembuskan nafas lega, "huft! Aman gue." Cindy segera menutup pintu rumah dan masuk kedalam mobil yang sudah menunggunya sedari tadi didepan rumah Jeri.

"Lama ya nunggunya? Sorry ya, " ucap Cindy membuka pintu mobil tersebut dan duduk disamping Nara. Geng jupiter, yang sudah berencana akan menyeleksi gadis disekolah tadi yang bernama Lily dan sekarang akan berangkat ke bangunan lama.

"Santai aja, nggak lama kok." Rion membuka suara yang diiringi oleh anggukan dari yang lainnya. "Eh tapi ya Cin, lo itu kayak penyelinap dirumahnya si Jeri itu," terang Nara.

"Penyelinap? Yang bener aja lo." Cindy tertawa dengan omongan Nara, tidak mungkin jika gadis ini mengakuinya sebagai penyelinap dirumah Jeri. "Gue bener Cin, hebat banget lo keluar rumah tanpa ketahuan, soalnya lo kan orangnya ribetan Cin. Biasanya langkah kaki lo kedengaran tau," sahut Nara dengan pengakuannya.

"Sahabat gue itu telinganya budek, mana mungkin dia denger."

"Hah? Serius lo? Ganteng-ganteng kok budekkan sih, nggak mau naksir dia lagi ah."

Vino sontak tertawa dengan jawaban geli dari Nara, lelaki yg duduk disamping Nara itu membuat Nara menatapnya datar tetapi Vino tetap tertawa.

"Gila lo, ngapain lo percaya sama si Cindy hah? Dia sama Jeri kan udah biasa gitu, nggak inget lo kemarin?" ungkap Vino mengungkit kejadian kemarin yang membuat isi otak Cindy berputar-putar tanda loading sedang beraksi. "Kemarin yang mana?" tanya Cindy bingung.

"Itu lho pas Jeri bilang kalau lo itu ratunya lemot."

"Nah iya gue inget, padahal Cindy kan orangnya nggak lemot, tapi cepet," Rion menjentikkan jarinya tanda mengingatnya, sedangkan Nara hanya mengangguk tidak tau menau. "Cepet nerima cinta gue," sambung Rion yang membuat satu mobil penuh dengan rasa bucin.

Bima, orang yang hebohan ini menepuk keras paha Rion sambil tertawanya berjalan dengan lancar. "Aduh!" seru Rion mengusap pahanya dan satu mobil kembali tertawa, termasuk Cindy.

"Gue sih yakin ya, Cindy suka dibucinin sama Rion." Vino kembali meledek Cindy, gadis itu hanya bisa diam karena satu mobil mendukung perkataan Vino. "Enak aja lo, gue gebukin nih ya!" seru Cindy menantang Vino.

"Duh Cin! Rion itu buaya darat tahu, nggak percayaan banget," sambung Bima dengan celotehan yang membuat Rion menatapnya geram. "Ngadi-ngadi lo Bima, lo mungkin yang buaya." Rion mengalihkan pandangannya kearah jalan, nampak perbincangan kecil dimobil itu akan segera berakhir. Bangunan lama sudah mulai muncul dihadapannya, gemerlap lampu kafe membuat suasana menjadi damai, ditemani suasana kota yang tanpa kemacetan.

"Kita sampai!" ucap Rion berseru kecil, memarkirkan mobilnya, melepas ikat pengaman dan segera turun membuka pintu mobil.

"Kayaknya cepet banget deh ya, gue males jalan lagi," gerutu Nara dengan lesu membuat Bima berceloteh ria lagi, "ayo sini gue gendong."

"Bima .... diem!!" umpat Nara yang membuat semuanya memandanginya heran.

"Udah, ayo cepetan!" ajak Cindy kepada kedua temannya.

JUPITERWhere stories live. Discover now