8. TEKA-TEKI

10 7 28
                                    

BAB 8

Lily mendapati ruangan sudah bercahaya kembali, penglihatannya nampak berwarna biru, ini efek karena dia memejamkan matanya sedikit lama tadi. Ia melihat sekelilingnya, mencoba mengingat apa yang dikatakan oleh Cindy sebelumnya.

"Suatu ruangan?" tanyanya kepada diri sendiri, ia mencoba mengalihkan pikirannya ke topik permasalahan. "Ah lupakan! Tujuan utama aku memecahkan masalah, bukan bertanya tentang ruangan," ungkapnya.

"Apa tadi? Ah harus ku ingat lagi," celetuknya mulai mengingat apa yang dikatakan Cindy tadi. "Sebuah kotak dengan balutan emas, menjadi incaran para mata-mata. Terletak diatas tumpukan sarang ayam yang mengerami telurnya." Lily mengingatnya walaupun sangat berhati-hati untuk mengatakannya.

"Oke, kita mulai dari, sebuah kotak dengan balutan emas," serunya dan menjentikkan jarinya, ia mulai mengitari sekelilingnya.

Lily mencoba membuka apa yang dianggapnya kemungkinan besar itu jawabannya, namun alhasil semuanya berjalan nihil. "Satu menit terbuang sia-sia, " ungkapnya terlihat kesal. Ia mencoba membuka sebuah serbet merah namun hasilnya juga nihil.

"Oke kita ganti pencarian. Pertama ... ah akan ku coba dengan sebuah sarang ayam yang mengerami telurnya." Lily segera melihat sekelilingnya, mencoba menemukan tempat ayam untuk mengerami telurnya. "Tidak ada!" umpatnya bingung seperti orang frustasi.

"Eh tunggu, ini kan hanya sebuah akal-akalan dan berarti ini sama seperti khayalan," pikirnya. "Oh i know! Celengan berbentuk ayam jawabannya." Lily menunjuk celengan berbentuk ayam yang terletak disebelah pojok ruangan, satu harapan membuatnya merubah raut wajahnya.

"Jadi, sebuah kotak dengan balutan emas itu mana?," tanyanya kepada diri sendiri. "Diatas celengan ini berarti." Ia melihat keatas celengen, langit-langit ruangan nampak dihiasi dengan hiasan dinding. Seketika ia menyadari ada sebuah kotak kecil yang tergelantung diatas sana, dengan luaran yang dihiasi kertas karton berwarna kuning dan berisi tambahan gliter putih.

"Itu dia!" serunya gembira, ia mencoba mencari sesuatu untuk meraihnya, waktu tinggal sedikit, ia akhirnya menemukan sebuah kursi yang tersembunyi dibalik tirai berwarna hitam.

"Ayo mulai, berat banget ...." Lily akhirnya mendorong kursi kayu itu ke tengah-tengah ruangan, ia menaiki kursi itu dan tangannya meraih sebuah kotak berwarna kuning yang tergelantung. "Dapat!" serunya kecil yang bergembiri dengan sendirinya.

Lily turun dari kursi itu, waktu hanya tersisa 1 menit, ia segera membuka isi kotak tersebut. Dan ternyata didalamnya terdapat sebuah foto Geng Jupiter yang mengenakan pakaian serba hitam, dengan peralatan ditangan mereka yang hampir mirip dengan detektif.

"Maksudnya?" tanyanya bingung, ia tidak mengerti tentang foto ini. "Jadi, Geng Jupiter adalah ...," tambahnya berpikir sejenak.

"Waktumu tinggal 30 detik lagi," teriak Cindy dari luar. Lily segera membuyarkan pikirannya, ia berlari kedepan pintu.

"Aku dapat!" Lily berteriak dengan foto yang digenggamnya. Cindy dan anggota lainnya segera menghampirinya, dan membukakan pintu tersebut.

Terlihat Geng Jupiter memandangi Lily dengan mata berbinar. Berbeda dengan Lily, gadis ini menatap mereka bingung dan rait wajahnya tidak bisa ditebak oleh Geng Jupiter.

"Tunjukkan apa yang lo temukan," perintah Rion dengan melipat tangannya didepan dada. Lily menyodorkan foto itu, ia terlihat resah sekarang, entah itu hanya karena sebuah foto atau yang lainnya. "Ini, aku tidak mengerti dengan maksud foto itu. Aku berpikir bahwa kalian adalah seorang detektif," ungkapnya mengerutkan kedua alisnya, sedangkan anggota yang lainnya saling memandang. "Kalian anggota detektif? Sorry jika aku salah mengakui kalian seorang detektif," tambahnya diiringi permintaan maaf.

"Ayo ikut! Kita bakalan jelasin semuanya sekarang, berhubung lo udah tuntas diseleksi ini." Rion menuntun mereka menuju tempat rapat Geng Jupiter, sebuah meja berbentuk segi empat besar yang sering ditempatinya untuk debat bersama Geng Mars.

Mereka semua duduk berhadapan satu sama lainnya, kebingungan hanya menyelimuti raut wajah Lily, sedangkan yang lainnya tetap terlihat santai.

"Sebenarnya kami bukan hanya sebuah geng pemberontak, hanya saja orang-orang menganggapnya begitu." ucap Rion pendek yang dapat membuat Lily membulatkan matanya. "Geng Jupiter adalah geng pemecah masalah, lebih tepatnya disatu sisi kami bukan seorang detektif, hanya penyelidik masalah saja. Namun disisi lain kami benar-benar bisa menjadi pemberontak untuk Geng Mars." Rion menjelaskan secara detail dan terperinci, Lily terkejut dengan penjelasan Rion.

"Kalian akan memecahkan banyak masalah?" tanyanya kikuk.

"Hanya satu masalah, tentang siapa yang melakukan penganiayaan terhadap salah satu Geng Jupiter hingga dia depresi dan dia memutuskan untuk mengurung dirinya sampai sekarang," tambah Rion.

"Kalian punya anggota lain? sorry, kalau aku banyak tanya." Nampak banyak pertanyaan yang ada dipikiran Lily, ia berpikir ini adalah kesempatan untuk bertanya. "Nggak apa-apa. Iya, kami punya anggota perempuan lagi satu, tapi sayang sekali dia memutuskan pertemanan dan juga putus sekolah." Rion termenung, anggota lain juga membayangkan kehadirannya dulu.

"Aku tidak menyangka dengan rahasia ini, jahat banget tuh orang melakukan penganiayaan," ujar Lily.

"Dan kita semua, berharap kasus itu terpecahkan. Namun, selama 2 tahun semuanya gagal karena ulah Geng Mars." Cindy membuka suara, ia mengungkapkan semuanya disana.

"Geng Mars? Kenapa dia?" tanya Lily

"Sepertinya mereka bersekongkol dengan orang yang melakukan penganiayaan ini, tetapi jika dipikir-pikir lagi, mungkin anggota mereka adalah salah satunya yang melakukannya." Nara mengusul, ia menebak bahwa anggota Geng Mars adalah pelakunya.

"Penyelidikan akan kita mulai nanti, di wilayah gudang sekolah yang sudah ditutup dari 2 tahun yang lalu. Bukan karena hantu, tetapi kasus itu belum terpecahkan." Vino yang sedari tadi hanya mendengarkan akhirnya ia menjawab pertanyaan dari kepala Lyly tanpa harus Lily bertanya terlebih dahulu.

"Aku pikir Geng Jupiter adalah sebuah geng pemberontak saja, tapi ternyata banyak kisah misteri yang belum terpecahkan dari geng ini," ucap Lily jujur.

"Gue harap lo bisa bantuin kita untuk memecahkan masalah ini. Semua kita lakukan hanya untuk kesembuhan Vanya, gadis yang teraniayai," kata Rion dan bangkit dari duduknya, Lily mengangguk antusias dengan perkataan Rion.

"Diakhir pertemuan malam ini, lo diakui lolos seleksi. Lily, anggota baru dari Geng Jupiter," seru Rion yang diikuti oleh anggota lainnya, mereka ikut senang akhirnya punya anggota baru lagi. Lily senang mendapati dirinya bisa menjadi anggota Geng Jupiter.

"Congrats ya Li," ucap Nara dan Cindy barengan, "akhirnya kita ada temen cewe lagi, jadi seneng" tambahnya. "Aku juga seneng bisa satu geng sama kalian," ungkapnya.

"Hai Lily, selamat gabung di geng ini. Awas aja lo suka sama buaya Rion itu, kalau namanya udah buaya berarti dia gigit lo ntar," ujar Bima mengoceh dengan sendirinya sedangkan Lily hanya tertawa.

"Beneran Lily, cewenya Rion tuh banyak banget, Cindy salah satunya. Mendingan lo sama gue aja deh pacaran, harta gue berlimpah," tambah Bima yang akhirnya mendapatkan tonjokkan dari Vino, "lo yang buaya, harta apa yang lo punya?" tanyanya.

"Harta, tahta, Lily," ungkap Bima mengedipkan matanya sebelah, semua orang tertawa dengan tingkah Bima tersebut, termasuk Lily. Bukannya marah, gadis itu malah tertawa. Dan untung saja Rion sudah turun duluan, jika tidak, Bima sudah mendapatkan tonjokkan yang lebih keras daripada tonjokkannya Vino.

"Nggak nyambung bego," seru mereka berempat dan tertawa sembari meninggalkan Bima disana.

To be continued.

#mensivWG

JUPITERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang