Chapter 1 ♗

3.5K 309 163
                                    

Seorang pemuda dengan postur tegak dan bahu yang bidang terbentuk tengah melintas di sebuah pinggir kali yang dipenuhi sampah. Yang kini sedang dibersihkan oleh tiga pria tua di atas sampan, menebar jaring lebar guna menangkap sampah-sampah itu.

Sang pemuda menarik napas dalam. Mencoba menghirup udara segar namun kemudian sadar kalau dirinya tidak bisa berharap apa-apa dari lokasinya saat ini yang tengah berada di tengah kota.

Pikirannya terlarut dalam kejadian tiga jam yang lalu.

"Pak Abimala. Tim kami mendengar laporan bahwa kamu melakukan manipulasi catatan keuangan."

Abimala yang mendengar tuduhan itu memiliki raut wajah datar.

"Saya tidak dapat memberikan bukti tapi saya tidak pernah melakukan itu."

Jika orang lain berada di posisinya mereka mungkin akan panik dan mulai memutar otak memikirkan bagaimana cara menyangkal tuduhan yang tertujukan pada mereka. Membawa nama Tuhan jika merasa perlu. Tapi Abimala bahkan tidak mencoba. Dirinya sudah menerima apa saja yang akan terjadi.

Menerima kejadian yang hanya merupakan puncak dari segala macam kejadian yang sudah dia alami selama satu tahun setengah berkerja di perusahaan tempatnya berada. Tidak punya cukup uang untuk berkuliah di jurusan terkenal—apalagi di universitas yang diincar banyak orang. Dirinya berasal dari kampung yang jauh dari kota dan sudah sejak lama mengalami kekerasan dari pamannya. Diam-diam mendaftarkan diri di sebuah universitas dengan biaya paling terjangkau yang bisa ditutupi dengan uang hasil memenangkan kompetisi beasiswa di kotanya sekarang.

Abimala tidak punya banyak keinginan dalam hidupnya. Namun salah satunya adalah kabur dari genggaman pamannya. Pamannya si preman di kampung tempat ia menghabiskan enam tahun penuh kekerasan semenjak ayahnya meninggal. Pamannya memiliki kekuasaan di lingkungan itu dan jika dia ingin kabur maka satu-satunya cara adalah dengan pergi dari lingkungan itu sepenuhnya. Lantas hidup di lingkungan baru. Tanpa siapa-siapa.

Dia lulus dari universitas itu dalam empat tahun seperti mahasiswa/mahasiswi pada umumnya. Menerima gelar D4 Jurusan Seni Rupa.

Dia sudah memiliki bayangan tentang usaha apa yang akan dia lakukan setelah lulus. Namun kemudian bos di resto makan tempatnya bekerja paruh waktu sebagai pramubakti tiba-tiba memanggilnya.

"Abimala. Saya sudah dengar latar belakang kamu. Kerjamu selama ini bagus. Saya harap saya bisa beri kamu kesempatan untuk mendapat pekerjaan yang lebih baik. Kakak saya punya perusahaan event organizer. Kalau kamu kerja di sana, kamu pasti bisa dapat penghasilan yang lebih cukup daripada di resto makan saya ini setelah lulus kuliah. Apalagi kamu anak seni, 'kan? Harusnya kerjamu bakal bagus di sana."

Abimala terdiam. Abimala bukan tipe orang yang akan menolak peluang yang dia peroleh. Jadi dia menerimanya.

Dia bergabung dengan perusahaan itu. Sebulan setelah dia memperoleh gelar diploma dan undur diri dari restoran, bosnya yang bagai malaikat penyampai berkah itu meninggal karena penyakit jantung.

Bagai tanda bahwa berkah itu tidak lagi berlaku, beberapa kejadian mencurigakan terjadi.

Kekasih bosnya sekarang—kakak dari almarhum mantan bos di resto makannya—menaruh ketertarikan pada Abimala.

Kabar bahwa dia menggoda kekasih bosnya sendiri tersebar ke telinga rekan-rekan kerjanya. Bagai sebuah klise harus berjalan sebagai klise, rekan-rekannya menjauhinya, namun tetap mengembankan tugas-tugas berat padanya.

Abimala dijadikan kambing hitam tiap kali ada konsumen yang merasa tidak puas. Hasil dari pekerjaan rekan-rekannya, tapi Abimala lah yang dijadikan tempat amukan. Jika mereka kebetulan merupakan orang yang main tangan, maka Abimala lah yang akan menjadi sasarannya.

[HIATUS] Count Family's Young Master 백작가의 젊은 주인Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang