14. Sadar

845 133 13
                                    

"Menilai tanpa melihat perkara yang sebenarnya"

*****
"Pergi! Kubilang pergi!!!" Bentak Albert. Lalu meninggalkan Evan sendiri.

Evan mengepalkan tangannya lalu pergi
"Aku pantas mendapatkan semua ini" lirihnya.

Sesampainya di ruang rawat inap. mereka kembali duduk dengan pikiran masing-masing termasuk Rafa yang menatap Ellena sendu.

"Om tante kalian makanlah dulu ke kantin. Biar Rafa yang menjaga Ellena" Ucap Rafa.

Ia rela mengosongkan jadwal praktek nya demi Ellena.

"Baiklah nak. Terimakasih ya, nanti tante bawakan makanan juga buat kamu" Ucap Della.

Kemudian mereka berdua pergi meninggalkan Rafa dan juga Ellena.

Perlahan Rafa mendekati brangkar Ellena.
Ia memegang satu tangannya lalu mengecup nya bekali-kali.

"Cepat sadar ya El. Aku rindu ucapan ketus kamu, sikap dingin kamu. Ga tau kenapa melihat kamu terbaring lemah disini aku ikutan sakit" Lirih Rafa ditelinga Ellena.

Tidak lama jari jemari Ellena bergerak dan itu dirasakan oleh Rafa yang sedang memegang tangan Ellena.

"Ell, cepat sadarlah. Orang tuamu sangat mengkhawatirkanmu termasuk aku sendiri" bisik Rafa tepat ditelinga Ellena.

Perlahan mata Ellena terbuka menampilkan mata yang indah dan jernih. Ia mengerjapkan matanya untuk menyesuaikan cahaya yang menerpa penglihatannya.

"Syukurlah kamu sadar El" Ucap Rafa tersenyum dan secara tidak sadar ia mengecup kening Ellena.

"Minumlah" Ucap Rafa menyodorkan gelas berisi air.

"Terima kasih" gumam Ellena.

"Mau makan?" Tanya Rafa pada Ellena yang meletakkan gelas pada nakas.

"Aku belum lapar. Nanti aja"

"Baiklah"

Ruangan kembali hening. Entah apa yang ada dipikiran Ellena sehingga ia terus melamun hingga tidak sadar bahwa Rafa tengah menatapnya.

"El Ellena" panggil Rafa sedikit menepuk punggung tangan Ellena

Ellena tentu sangat terkejut mendapat tepukan tersebut.

"Kenapa?"

"Ngga apa apa"

"Mikirin mau nyoba bunuh diri lagi?" Tanya Rafa menatap Ellena yang kini sedang menatapnya.

"Siapa juga yang mau bunuh diri" ucap Ellena mengalihkannya pandangan nya.

"Ya kamu lah"

Ellena menghela nafas sebelum berbicara lagi "kamu bisa bantu aku?"

"Kalo aku mampu aku akan membantumu" Ucap Rafa mengacak rambut Ellena.

"Tolong panggilkan semua orang yang membawaku ke rumah sakit ini" Ucap Ellena.

"Kamu tunggu disini jangan kemana-mana" ucap Rafa lalu pergi meninggalkan Ellena seorang diri.

"Aku harus mengatakan yang sebenarnya pada mereka dan mengungkap kasus yang menimpaku. Semangat Ellena kamu pasti bisa" lirih Ellena mengepalkan tangannya.

Setelah semuanya berkumpul
Disana ada Albert, Della, Johan, Mery, Stela dan juga Rafa.

"Maaf, El akan meluruskan semua ini. Bukan seperti yang kalian pikirin. Ellen ngga bunuh diri, sama sekali ga ada niatan sedikit pun El buat bunuh diri, tapi––"

*****

E L L E N AWhere stories live. Discover now