61. Berkeliling Desa

232 25 1
                                    

*****
Malam ini keduanya sedang mengobrol di atas ranjang dengan kepala Rafa yang berada dipangkuan Ellena.

Dua hari ini rencana nya mereka akan menginap di rumah Oma. Karena Oma sendiri yang meminta.

Sedangkan semua orang pulang. Karena mereka ada urusan masing-masing.

Sebenernya Rafa juga ada sih. Karena besok ia akan menghadiri Rapat diperusahaan nya.

Tapi demi oma nya ia rela menginap disini, dan keesokan harinya setelah rapat ia akan kembali kesini.

Oma nya disini hanya ditemani beberapa art, suaminya sudah meninggal 5 tahun yang lalu.

"Besok aku ada Rapat pemegang saham. Kamu gapapa kan aku tinggal sebentar?" Tanya Rafa menatap Ellena dari bawah.

"Aku bukan anak kecil sayang. Kamu tinggal seharian pun aku gapapa asal hal yang positif" ucap Ellena.

"Awas aja kalo kangen" ucap Rafa tersenyum licik.

"Dih, pede banget. Yang ada kamu yang kangen kan kan kan?" Goda Ellena menaik turunkan alisnya.

"Kalo aku sih ga ngelak kalo aku emang tiap detik kangen sama kamu" ucap Rafa tersenyum.

"Hem iya percaya" ucap Ellena mengusap kepala Rafa.

"Tidur gih. Udah malem kalo begadang ga baik buat kesehatan kalian" ucap Rafa bangun dari pangkuan Ellena dan tidur disamping Ellena yang kini sudah berbaring.

Ellena mengangguk dan memeluk Rafa dengan wajah yang ia tenggelamkan di dada Rafa yang hanya berbalut kaos oblong.

*****
Keesokan harinya
Rafa sudah siap dengan setelan kerja yang Haris bawa tadi.

Haris serasa asisten keduanya:v

Mereka sarapan terlebih dahulu. Haris juga ikut serta menyantap hidangan yang Ellena masak.

Selesai Sarapan Ellena mengantar Rafa menuju pintu dan mengecup tangan Rafa.

Tidak lupa Rafa juga mengecup kening dan bibir Ellena
"Jangan kangen" bisiknya.

"Kangen beratt" ucap Ellena setengah berteriak setelah melihat Rafa yang mulai memasuki mobil.

"Hati-hati" ucapnya lagi.

Ellena masuk ke dalam rumah dan izin pada Oma untuk berjalan-jalan di sekitaran sini.

Ia menyusuri setiap jalan dan berhenti ketika ada seseorang yang mungkin memanggil nya.

"Mbaa"

"Saya?" Tunjuk Ellena pada dirinya sendiri.

Tatapan nya tertuju pada segerombolan ibu ibu yang sedang mengobrol disebuah warung sayur.

"Iya kamu. Kesini sebentar" teriak salah satu ibu ibu disana.

Ellena berjalan kesana. Biasa ibu ibu kalo ga dituruti auto ngamuk.

Setelah sampai di sana dia di suruh duduk disalah satu bangku panjang.

"Nama kamu siapa?"

"Ellena Bu. Kenapa ya?" Ucap Ellena kebingungan. Pasalnya ia seperti di sedang interogasi oleh para ibu ibu ini.

"Kamu penduduk baru sini?"

"Bukan. Saya hanya sedang berkunjung ke rumah oma saya" ucap Ellena tersenyum paksa.

"Nama oma kamu siapa?"

Astagaa banyak bacot banget ni ibu-ibu.

"Oma Tesa"

"Hah?" Beo mereka terkejut.

"Bukannya Oma Tesa hanya memiliki 3 cucu. Rafa, Refania, dan anak laki-laki nya Resa" ucap salah satu dari mereka. Yang lain hanya menganggukkan kepalanya.

Ibu lambe turah emang serba tau ya:v
Akurat banget informasinya sampe ke cucu cucu tau namanya.

"Saya istri cucu nya"

"Berarti kamu sudah menikah dengan salah satu cucu nya? Siapa?" Mereka kembali terkejut.

"Saya istrinya Rafa Bu" ucap Ellena kebingungan.

Sedang apa ibu-ibu ini. Tidak ada kerjaan apa nanya nanya Ellena dengan pertanyaan unfaedah.

"Apaa!!!" Terkejut dong sampe ada yang mati berdiri. Eh canda

"Serius kamu istrinya Rafa? Perasaan Rafa masih lajang. Kamu pasti halu"

Ah elah ni ibu-ibu udah di kasih tau juga masih aja ngeyel ga percaya.

"Mau ibu percaya atau ngga bukan urusan saya" sensitif banget bumil.

"Ada bukti bahwa kamu istrinya Rafa?" Tanya mereka lagi.

Ellena menatap mereka jengah. Stok kesabaran nya untung masih ada.

Ia mengambil ponsel dari saku celana kulot nya.
Mereka lagi lagi tercengang.
Iphone woyyy. Holkay nih pasti, pikir mereka.

"Nih" Ellena menunjukan foto pernikahan dirinya dan Rafa.

Ibu-ibu ada yang setengah percaya. ingat setengah, ada pula yang tidak percaya sama sekali.

"Ini pasti editan" ucap mereka kompak.

"Astagaaa. Nih" ucap Ellena kembali menunjukan rekaman video ia dan Rafa saat di altar pernikahan.

"Masih ga percaya? Apa perlu saya telpon Rafa dan memintanya untuk datang kesini?" Ucap Ellena tampak sangat geram.

"Ah ngga usah mba. Kami percaya kok. Dan maaf kami sempat ga percaya sama kamu" ucap ibu-ibu tampak ketakutan.

"Okay gapapa. Saya memaklumi nya" ucap Ellena mengangguk anggukan kepalanya.

"Udah nikah berapa bulan mba?" Tanya mereka.

"1 bulanan"

"Udah ada tanda-tanda hamil ngga nih?"

"Ada. Dan kini saya sedang hamil berusia dua minggu" ucap Ellena mengusap-usap perutnya.

Mood nya kembali bagus setelah mengingat janin yang kini sudah melekat dirahimnya.

"Syukur deh. Selamat ya"

"Makasih"

Setelah itu Ellena kembali berjalan menyusuri jalanan hingga sampai pada perkebunan ia melihat seorang wanita paru baya sedang bekerja menanam sesuatu di tanah.

Ellena menghampirinya "Permisi ibu. Ibu sedang menanam apa? Bisa saya bantu?" Ucap Ellena tersenyum ramah.

"Tidak usah mba. Disini kotor. Oh iya mba nya siapa?" ucap ibu ibu tadi.

"Saya Ellena istrinya Rafa cucunya oma Tesa" ucap Ellena tersenyum.

"Ah iya. Mba kesini pasti ingin mengecek seluruh kebun oma kan?"

"Kebun oma?" Tanya Ellena bingung.

"Iyaa. Ini kebun milik oma Tesa. Ibu hanya bekerja padanya" ucap ibu tadi.

"Ohh. Saya bantu ya bu?" Tawar Ellena sekali lagi.

"Boleh kalo kamu mau kotor kotoran. Sebentar ibu ambilkan sepatu bot dan sarung tangan ya biar kamu ngga terlalu kotor" ucap ibu tadi mengambilnya dan menyerahkannya pada Ellena.

Tidak lupa Ellena berterima kasih.

Dan beberapa jam kemudian mereka beristirahat di bawah pohon.

"Seru juga ya bu" ucap Ellena mengelap keringatnya dengan sapu tangan yang ibu itu berikan.

"Seru mba. Cuma ya panasnya ga ketara" ucap ibu tadi terkekeh.

Mereka mengobrol dan mendengar derup langkah yang cukup banyak mendekati tempat mereka.

"Ellena Astagaaaa-"

*****

E L L E N AWhere stories live. Discover now