Chapter 12 ♗

911 173 53
                                    

Di sana.. (3)

⧫︎ ⧫︎ ⧫︎

Valias mengikuti gestur yang dibuat Danial. Bersama Dina yang tak kunjung melepas genggamannya dari tangannya.

"Aku, Chalis Nardeen, menyampaikan terimakasih kepada para tamu yang sudah hadir pada acara Putra Mahkota Hayden. Putraku akan menyampaikan sesuatu pada kalian semua."

Chalis Nardeen duduk di bangkunya. Sedangkan seorang laki-laki muda dengan pakaian mewah mulai melangkah maju setelah berdiri diam sejak Chalis mulai bicara.

Frey Nardeen berdiri dengan penuh kewibawaan di atas pelafon. "Rakyat kami. Bangsawan pemimpin wilayah di kerajaan Hayden kita. Aku, Frey Nardeen menyambut kalian semua bangsawan terhormat dalam ulang tahunku yang ke-20 tahun. Aku mengundang kalian semua di sini dalam harapan melihat wajah-wajah yang akan bekerja bersamaku meneruskan kemakmuran kerajaan kita. Ayahku, Chalis Nardeen akan mencapai masa tuanya sebentar lagi. Dalam ulang tahunku yang ke-22 ini, aku berharap aku bisa menjadi pemimpin selajutnya kerajaan Hayden dan membawa kejayaan bersama kalian semua."

Frey Nardeen membungkuk dan suara tepuk tangan begitu meriah memenuhi aula.

Frey melangkah menuju tangga dan menuruni anak-anak tangga itu bersama Wistar dan Putri Azna.

"Ibu? Itu minuman apa?"

"Kau belum boleh meminumnya," tepis Danial.

"Valias, nikmati acaranya. Makanlah sebanyak kamu mau. Bawa Danial dan Dina bersamamu," senyum Ruri lembut.

"Bawa anak ini juga. Dylan. Pergilah dan menjauh dari ayah."

"Tidak mau."

"Baiklah. Ayah akan meminta Terz memberikan Ben pada pangeran Wistar."

"Ayah!"

Vidor menutup kedua telinganya dan pergi meninggalkan Dylan yang kesal. Mengajak Hadden dan Ruri ke sisi lain lantai aula.

Dylan menonton bagaimana ayahnya bersikap begitu menyebalkan sebelum berbalik dan menerima tiga pasang mata melihat ke arahnya. Dylan langsung memalingkan wajah. Berniat pergi.

"Tuan Muda Dylan."

Sebuah suara membuat Dylan tertarik untuk membalikkan tubuhnya lagi.

"Apa?"

"Saya berniat mengajak Anda untuk bergabung dengan kami. Tidak ada salahnya mendapat bantuan untuk mengawasi Dina."

Dina mendengar itu tidak bisa diam. "Kakak! Aku tidak akan nakal! Aku akan terus memegang tangan kakak seperti ini. Aku hanya mau mencoba makanan-makanan itu!"

Valias meletakkan tangan satunya di kepala Dina lembut. "Anda bersedia?"

Dylan memandang Valias dengan mata semengintimidasi mungkin. Tapi anak ringkih itu tidak terlihat terpengaruh dengan tatapannya.

Dia menjawab setelah membiarkan keheningan berlangsung selama sejenak. "Baiklah. Aku akan membantumu mengawasi anak cerewet ini."

"Apa?!"

Valias terkekeh dan bersuara menenangkan. "Sudah sudah. Ayo kita coba makanan yang kau mau. Mari, Dylan."

Dia mengerutkan kening.

"Kau menyebut namaku sekarang?"

"Kudengar kita seumuran. Kau juga bisa memanggilku dengan sebutan yang kau mau. Kau tidak suka?"

Sang Putra Duke bicara dengan suara setengah bergumam. " ... Kau ... tidak seperti dugaanku.."

Kali ini Valias yang berbalik menatap Dylan.

[HIATUS] Count Family's Young Master 백작가의 젊은 주인Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang