Chapter 4

984 104 5
                                    

Seperti biasa pagi ini Jungkook pergi ke kantor nya. Namun sampai sekarang pemuda itu masih enggan tuk meninggalkan alam mimpinya.

"Kookie, ayo bangun. Kau ingin terlambat ke kantor hm?"

Jimin membangunkan Jungkook dengan sangat lembut, ia hanya mengguncangkan nya pelan karena tak ingin suami nya ini terkejut.

"Hei, ayolah. Ini bahkan sudah hampir jam 7 pagi. Kau bisa terlambat."

"Sebentar lagi, sayang. Aku masih mengantuk." ucap Jungkook dengan suara serak nya dan mata yang masih tertutup.

"Ayo bangun, jangan jadi pemalas." Jimin melipat kedua tangannya di dada.

Jungkook membuka matanya perlahan. "Baiklah, aku bangun."

"Uh, tampannya suamiku ini." Jimin mengecup pipi Jungkook.

"Aku memang sudah tampan sejak lahir sayang, dan tidak ada yang bisa mengalahkan ketampananku." Jimin terkekeh kecil.

"Baiklah baiklah, tak ada yang bisa mengalahkan ketampananmu."

"Yasudah aku mandi dulu."

Jungkook turun dari King size nya menuju kamar mandi, namun saat di depan kamar mandi Jungkook berhenti dan berbalik melihat ke arah suaminya yang sedang merapikan tempat tidur mereka.

"Sayang,"

Jimin menoleh. "Hm?"

"Mandi bersama?" Jungkook menaik turunkan kedua alis nya.

"Tidak, tuan Jeon! Aku sudah mandi." jawab Jimin cepat.

Bukannya apa-apa tapi sebenarnya mereka semalam sudah bermain kuda-kudaan sampai jam 2 pagi dan mungkin itu juga yang membuat Jungkook susah di bangunkan. Jujur saja, sebenarnya hole Jimin masih sakit.

"Oh ayolah~" mohon Jungkook dengan nada merengek.

"Tidak! Cepat masuk, lalu turun ke bawah! Atau aku takkan memberimu jatah selamanya."

Mata Jungkook melotot. Apa katanya? Takkan memberi jatah selamanya? Yang benar saja. satu hari tak di kasih jatah saja Jungkook sudah rindu dengan lubang hangat milik sang suami kecilnya.

"Oke oke, aku mandi sekarang." dengan lesuh Jungkook masuk ke dalam kamar mandi setelahnya.

Jimin menggeleng heran, kemudian kembali merapikan tempat tidur yang tadi sempat tertunda. Setelah rapih ia langsung menyiapkan pakaian untuk Jungkook, lalu turun ke bawah.

Beberapa saat kemudian Jungkook turun, dan mencari keberadaan Jimin. dan ternyata Jimin berada di dapur.

"Sayang,"

"Kau sudah siap?"

Jungkook mengangguk, "Sayang, tolong pakaikan dasiku."

Jimin mengambil dasi yang Jungkook bawa. Dengan telaten ia memasangkan dasi itu, Jungkook menatap tepat di mata Jimin. Memandangnya dengan tatapan memuja.

"Sudah,"

Jungkook mencium lembut kening Jimin.

"Kookie, hari ini sarapan roti dengan selai coklat saja tak apa kan? Maaf aku tak sempat memasak, hole ku masih sakit."

Jungkook terkekeh. "Hehe, maafkan aku, sayang. Salah sendiri lubang mu begitu nikmat." Jungkook tertawa saat Jimin memukul dadanya main main.

Jungkook mulai memakan sarapan yang di berikan istri manisnya ini dengan lahap. Jimin tersenyum melihatnya.

Sekitar 5 menit kemudian Jungkook sudah selesai dengan sarapannya. Jimin mengantarkan Jungkook sampai depan dengan tas di tangan kanannya.

"Sayang, aku berangkat dulu. Kalau ada apa-apa cepat hubungi aku. Jika ingin keluar rumah bersama Paman Choi saja oke." Jimin menyerahkan tas berisikan berkas-berkas itu pada Jungkook.

Mianhae, Saranghae | KookMin/KookVWhere stories live. Discover now