Chapter 8

1K 99 7
                                    

Sudah hampir seminggu ini pekerjaan Jungkook selalu saja di ganggu oleh Lisa. Membuat Jungkook semakin muak dengan gadis itu. Ingin menolak, tapi Lisa selalu memiliki cara untuk menekannya agar mau menuruti kemauannya.

Anggap saja Jungkook lemah dan terlalu takut akan Lisa yang nekat mendatangi Jimin dan mengatakan semuanya. Ia begitu takut kehilangan Jimin.

Tapi, disisi lain Jungkook juga semakin dekat dengan pelayan cafe yang manis itu. Meskipun belakangan ini Jungkook tak sering mampir kesana tapi ada saja hal yang membuatnya di pertemukan dengan Taehyung. Entah takdir atau apa Jungkook pun tak mengerti.

Jungkook akui jika dirinya memang tertarik dengan Taehyung karena perawakannya dan sikapnya yang hampir mirip seperti Jimin. Namun jika di tanya apakah ia menyukai Taehyung atau tidak, ia tidak bisa menjawabnya. Jungkook pun tak mengerti.

Beralih dari itu, kini tenggat waktu yang diberikan Soora sudah kurang dari dua bulan. Jungkook terus memikirkan cara agar Soora membatalkan perjodohan itu, selain itu Jungkook jelas tak mau mencari seseorang untuk menggantikan posisi Jimin.

Jungkook begitu mencintai Jimin.

. . .

Jimin saat ini sedang berada di mall besar yang berpusat di Seoul untuk berbelanja bahan-bahan masakan, beberapa cemilan dan sedikit membeli beberapa potong pakaian.

Begitu banyak yang Jimin beli hingga membuatnya kesulitan membawanya. Bahkan ia kesulitan saat hendak mengambil ponsel yang berada di sakunya. Ia berniat untuk menelpon Paman Choi yang sedang menunggunya di basemen.

Jimin sengaja menyuruh Paman Choi untuk menunggu di basemen karena ia akan berbelanja sedikit, namun malah sebaliknya.

"Ya, Tuhan.. kenapa kau hanya memberikanku dua tangan?" ucap Jimin tak jelas dan sedikit mendumal karena berbelanja sebanyak itu.

Karena terlalu sibuk dengan dumalannya hingga tak sengaja menabrak orang yang sedang berdiri memunggunginya. Membuat semua barang belanjaannya terjatuh begitupun dengan orang yang ia tabrak, ternyata ia sedang makan es krim. Es krim itu terjatuh.

"Oh astaga, maafkan aku, sungguh aku tak sengaja." ujar Jimin dan sedikit membungkukkan tubuhnya.

"Tak apa, salah ku juga berdiri di tengah jalan." balasnya.

Kini pria manis itu membantu Jimin memunguti belanjaannya. Jimin mengucapkan maaf dan terimakasih pada pria itu. "Terimakasih, dan sekali lagi maafkan aku."

"Tak apa."

Jimin melihat ke arah es krim strawberry yang sudah meleleh itu, "Maaf, es krim mu jatuh karena aku.."

Pria manis itu tersenyum, "Tak masalah, aku bisa membelinya lagi,"

"Eum, sebagai ucapan permintaan maafku, aku akan mentraktirmu makan siang dan mengganti es krim yang sudah ku jatuhkan."

"Ah, itu tidak perlu. Ak-"

"Ayolah, aku sungguh tak enak padamu. Ayo, aku akan mentraktirmu." potong Jimin.

"Baiklah." final pria itu.

Akhirnya mereka menuju restauran yang ada di dalam mall itu. Pria manis itu membantu Jimin membawa barang belanjaannya. Mereka tiba di restauran, mereka segera mencari meja kosong untuk di singgahi karena pengunjung di restauran itu cukup ramai.

Jimin segera memanggil pelayan agar datang ke mejanya, "Kau ingin makan apa?" tanya nya sembari mengadah dari buku menu.

Pria itu nampak berpikir sejenak, "Aku ingin bibimbap dan milkshake strawberry."

Mianhae, Saranghae | KookMin/KookVWhere stories live. Discover now