Chapter 9

1K 85 8
                                    

Jungkook mengeram saat mengingat foto yang dikirimkan Lisa siang tadi. Lisa sudah bertemu dengan Jimin, walaupun Lisa tak mengatakan apapun tapi itu cukup membuat pria Jeon itu terganggu dan tentunya takut semuanya akan terungkap.

Dirinya tidak siap kehilangan Jimin.

Entah sudah ke berapa kalinya ia membuang nafas kasar. Jungkook merasakan tepukan kecil di bahunya, pria itu menoleh ke arah samping. Disana sudah ada Jimin yang menatap dengan cemas.

"Kau melamun? Ada apa, Kookie?"

Jungkook tersenyum, kemudian memeluk tubuh yang lebih kecil itu, Jimin pun membalasnya dan menepuk-nepuk punggung lebar milik suaminya itu. Jungkook menghirup aroma tubuh yang selalu membuatnya rindu, sangat menenangkan.

"Aku baik."

Dapat Jungkook rasakan helaan nafas pelan setelah dirinya menjawab demikian.

"Kau pembohong yang buruk." celetuk Jimin.

Jungkook terkekeh mendengar jawaban pria kecil nya. Ia melepas pelukannya, menatap Jimin dalam. "Kau memang tahu diriku ya-" Jungkook mengusap tangan Jimin lembut, "-tapi sungguh, aku baik-baik saja."

Jimin menghela nafas, ia menatap pria yang di cintainya itu lembut. "Jangan menyembunyikan apapun dariku, kau bisa membaginya denganku, Kookie."

Perkataan Jimin itu membuat Jungkook merasa tertohok. Bagaimanapun juga, ia menyembunyikan rahasia besar dari Jimin. Haruskah Jungkook mengatakan semuanya pada Jimin saat ini juga?

Tapi, Jungkook tak bisa membayangkan reaksi yang akan di berikan oleh pria yang sangat di cintainya ini nanti. Pasti Jimin akan sangat kecewa padanya juga sedikit banyak pasti Jimin memutuskan untuk meninggalkan Jungkook.

"Lihat, kau bilang kau baik-baik saja. Tapi kau termenung lagi, menyebalkan!" Jungkook seketika tersadar dari lamunannya.

Jungkook terkekeh, "Kenapa kau sangat menggemaskan, hm?"

"Aku serius, Jungkook-ssi!"

Jungkook tertawa melihat notasi suara Jimin yang berubah, "Baiklah, maaf. Aku baik-baik saja, sayang. Aku hanya memikirkan keadaan rumah tangga temanku."

Jimin mengangkat sebelah alisnya tak mengerti. "Memangnya ada apa dengan temanmu, Kookie? Apa terjadi sesuatu yang buruk?"

"Bisa dibilang seperti itu."

"Apa masalahnya?" entahlah, Jimin merasa penasaran.

Jungkook menatap Jimin. "Itu- aku juga tidak tahu pasti." Jimin mengangguk.

"Aku harap permasalahan temanmu segera terselesaikan dengan baik."

Si pria Jeon itu tersenyum, ia mendekap kembali tubuh yang lebih kecil itu. "Aku harap begitu, sayang."

Jimin menikmati setiap sentuhan yang suaminya ini berikan padanya. Rasanya menghangatkan dan menenangkan.

"Oh, ya, Kookie." Jimin menatap Jungkook, "Bisakah pekan depan kita ke Busan? Aku rindu Eomma dan Appa." ujarnya.

Jungkook mengangguk, ia mencium kening orang yang di cintainya itu. "Tentu, kita sudah lama tidak berkunjung. Kau sangat merindukan mereka, hm?"

"Ung," Jimin kembali menyandarkan kepalanya di bahu sang dominan.

"Maafkan aku, hm? Karena aku terlalu sibuk, kita jadi jarang mengunjungi orang tuamu."

"Tak apa, aku mengerti. Aku tidak mempermasalahkan itu, Kookie. Kau tidak perlu meminta maaf seperti itu. Aku baik-baik saja." Jungkook tersenyum mendengar jawaban dari Jimin itu.

Mianhae, Saranghae | KookMin/KookVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang