Save The World 5

276 27 7
                                    

Pangeran Zervaz menginstruksikan kepada para pasukannya untuk berbaris yang rapih, layaknya pelajaran baris berbaris dengan aba-aba, "Satu, dua, tiga, yak stop! Berhenti semua!" Semua pasukan peri negeri selatan berhenti serempak di depan semua member BTS.

"Wuihh kompak banget! Kereen!" Tae sambil makan sup.

"Langkahnya serempak gitu ya, SRAAKK!" kata Hobi sambil meragain dengan kakinya.

Tatapannya segera beralih ke sosok peri perempuan yang tak asing baginya.

"Wah Sona lama tak jumpa ya, apa kabarmu?"

"...Ba, baik pangeran... Zervas," jawab Sona segan seraya membungkukkan badan.

"Aku dengar kau ikut ke medan pertempuran membantu mereka, wah salut. Aku rasa dengan kekuatanmu itu akan sangat membantu, benar?" pertanyaan ditujukan ke Bangtan.

"Ya, ya tentu saja."

"Ya, kekuatannya hebat."

"Ah tidak aku malah membuat mereka nyaris-"

"Kekuatannya sangat membantu kami, kalau tidak mungkin kami sudah celaka." Jimin memotong ucapan Sona seolah tahu Sona mau bilang apa.

Pernyataan Jimin barusan membuat Sona mengernyitkan dahi hendak menyanggah tapi ada rasa hangat juga di dada. Sona mengepalkan tangannya semakin keras, kalau dia pikirkan lagi nyawa ketujuh pemuda itu ada di tangannya.

"Seluruh penjuru Verediant sudah mengetahui kemampuan Sona, penyihir dengan berbagai elemen itu sangat langka." Zervas menambahkan.

"Apa perlu kuingatkan kalau aku tak sepenuhnya menguasai elemen-elemen itu, pengendali berbagai elemen apanya."

Sona sambil memalingkan muka.
"Ehem kalau begitu pangeran Zervas silakan istirahat dulu, anda bersama dengan pasukan anda sehabis perjalanan jauh." Avos mengarahkan Zervas ke area terbuka dengan pohon-pohon rindang dan danau dengan air jernih tempat yang pas untuk para pasukannya beristirahat juga.

.

.

Setelah beberapa saat istirahat, Zervas mengajak Sona berbicara di depan danau.

"Ini..."Zervas tampak memberikan sesuatu, sebuah bunga kecil dikelilingi kerlingan cahaya.

"Kau tahu kan kalau kita... selama ini..."

"Tidak jangan katakan itu aku masih merenungkannya."

"Sampai sekarang?"

Keduanya tampak saling serius menatap, jeda beberapa menit terdiam, Zervas kemudian menengok ke pemandangan di depannya sedangkan Sona masih menunduk, segan pastinya di depannya seorang pangeran.

"Hahh..tak tahu berapa lama lagi aku harus menunggu, Sona. Jawaban darimu."

Lagi, Sona menundukkan muka.

Percakapan keduanya mengetuk rasa peanasaran seseorang dari balik semak-semak tak jauh dari sana. Matanya tembus mengintip melalui daun-daun, lalu telinganya didekatkan ke daun, walau geli ia tahan.

PUK

Seseorang menepuk pantatnya, karena posisinya jadi mencurigakan.

"Yak Park Jimin kau sedang apa sih? Di semak semak begitu."

"Aduh Hobi hyung jangan berisik sstt!" Mata julid Jimin melirik J-hope, hyung favoritnya itu.

"Ada-ada saja."

"Yah mereka pergi kan, hobi hyung sih!"

"Siapa? Kau mengintip apa Jimin? Monyet?"

"Monyet? Bukanlah."

Bangtan in Faeries WorldOnde histórias criam vida. Descubra agora