IHLY-S240

455 36 4
                                    

"Baby?"

"Baby?"

"Honey?"

Gulf masih setengah sadar memaksakan diri untuk membuka mata, meskipun rasa kantuk masih menahan kelopak matanya. Ia lalu berguling agar terlentang, menatap sosok besar yang membungkuk diatasnya.

Otak Gulf yang masih linglung langsung terkejut, namun sedetik kemudian ia menormalkan perasaannya saat dilihatnya Mew dengan wajah tersenyum menatap kearahnya repleks tangan Gulf mengusap rahang Mew kemudian berkaya "Apa?" dengan suara serak khas bangun tidur.

"Ini aku by" lengan Gulf diguncang "Suamimu".

"Hmm?" Gulf memaksa membuka matanya semakin lebar. Memfokuskan penglihatan sampai ia sadar kalau sosok yang berada diatas tubuhnya ini memanglah Mew "Kenapa babe~ astaga ini jam berapa?"

"Masih jam tiga"

"Jam tiga pagi?"

Mew mengangguk menyisir rambut Gulf menggunakan jari-jarinya.

"Terus ngapain kamu-" Gulf baru menyadari kalau suaminya yang sudah rapih dengan setelah kantor. Lengkap dengan dasi dan jasnya "Kamu rapih banget"

"Aku harus ke bandara"

"HAH!?"

"Baby, bangun dulu" Mew menciumi bibir Gulf sembari menarik prianya itu agar duduk dipangkuannya. Rambut Gulf berantakan dan wajahnya masih sembab karena bangun tidur. Tapi Mew tidak punya waktu banyak "Tadi aku ditelepon opah, ada urusan mendadak di England jadi aku harus terbang ke sana"

"Sekarang? jam tiga pagi?"

"Iya"

Gulf menggeliat-geliatkan tubuhnya untuk mengumpulkan kesadaran "Kamu kan atasannya Mew suruh aja Bright atau bawahan kamu atau orang lain buat pergi ke sana. Kenapa harus kamu? atau kalau memang harus kamu kenapa musti jam tiga pagi? memangnya gabisa nunggu jam tujuh atau jam delapan waktu matahari udah keliatan?"

"Pesawatnya take-off jam setengah lima baby. Dan ini benar-benar mendadak tinjauan meeting di England jam setengah delapan pagi, tapi tiba-tiba tim jadi kacau saat terjadi kebakaran. Aduh kacau deh pokoknya. Aku harus cepet-cepet pergi kesana"

"Prem, Bright ikut juga?"

"Iya"

Gulf karena masih setengah linglung akhirnya mengangguk mengiyakan ia diam saja saat suaminya mencium dan memeluknya.

"Aku udah minta Gerry untuk ikut juga, jadi aku pergi ke bandara dijemput sopir kantor. Kamu gausah ikut nganter juga ya, balik aja sana tidur"

"Iya"

Meskipun cemas karena dihimpit pekerjaan kantor yang tak terduga, Mew akhirnya tersenyum gemas melihat Gulf kecilnya yang setengah sadar karena kantuk. Ia sekali lagi mencium kening Gulf kemudian membungkuk menyingkap baju Gulf menampakan perut buncitnya "Anak-anak daddy, daddy pergi dulu ya jangan nakal. Jagain papah ya nak" ucapanya mengusap dan mengecup perut Gulf.

Mew menarik selimut dan menyelimuti tubuh Gulf yang hanya dibaluti oleh piyama tidurnya sembari mengatakan "Aku pergi ya baby, kalo udah sampai dibandara nanti aku kabarin" ucapnya terseyum. Gulf balas tersenyum sayu menunggu Mew sampai keluar kamar lalu kembali bergulung dibalik selimut. Mungkin yang tadi itu cuma mimpi pikirnya. Besok pagi ketika Gulf membuka mata, dia akan melihat suaminya masih meringkuk dilehernya sambil tangannya melingkar dipinggangnya.

"Hmmmmhhh" desah Gulf nyaman, lalu kembali tertidur.

Namun sayangnya, hal itu sama sekali bukan mimpi. Ini sudah seminggu semenjak Mew terbang ke England dengan sangat amat mendadak. Banyak sekali yang harus diselesaikan disana sehingga butuh waktu agak lama sebelum Mew bisa kembali pulang ke Bangkok hari ini. Sesekali Mew bercerita kalau semua kekacauan itu terjadi karena bahan bakar minyak membuat proyek hancur. Gulf tidak terlalu paham, tapi ia selalu siap mendengarkan keluh-kesah suaminya.

"Baby udah dulu ya, aku udah mau masuk pesawat" kata Mew mengabarinya dari telepon "Nanti aku kabarin kalo udah sampai Bangkok"

"Sampai dirumah jam berapa?"

"Mungkin agak lama sekitar jam sepuluh"

"Ada yang jemput?"

"Pakai sopir kantor" jawab Mew singkat. Samar-samar Gulf mendengar panggilan penumpang dari pengeras suara dibandara.

"Oke sayang hati-hati" sambungan telepon pun langsung terputus. Gulf bergegas bangkit menuju dapur untuk mempersiapkan makan siang untuk suaminya, memang masih agak lama tapi paling tidak ketika Mew sampai dirumah semua hidangan makan siang pria itu sudah siap untuk disantap.

Gulf pun sibuk terikat dengan dapur, memasak tiga menu kesukaan suaminya seperti biasa sudah pasti makanan yang harus ada adalah ayam pedas daun kemangi, khao pad, dan tom kha kai dilengkapi dengan buah anggur dan sebagai pencuci mulut.

Setelah acara masak selesai, ia pun membersihkan rumah, kemudian mandi dan memakai wangi-wangian untuk menyambut kepulangan suaminya yang sudah sangat lama ia rindukan.

Setelah dirasa rumah sudah rapih dan dirinya sendirinya pun sudah bersih dan wangi, Gulf memastikan lagi menu makan siang agar tidak ada yang terlewat. Tak berapa lama setelahnya pintu dibuka dengan sangat cepat Gulf menghampiri suara itu tak sabar untuk mencium dan memeluk suaminya namun sayang bukannya Mew yang ia lihat melainkan Gerry berjalan dan mendekatinya dengan keadaan sudah sangat kacau.

"Apa yang terjadi Gerry. Dimana suamiku?" ucap Gulf khawatir melihat keadaan Gerry tertunduk dengan tubuh yang bergetar.

"Maaf tuan...tapi tuan Mew beliau...mmm beliau kecelakaan"

"APA!"

"Maaf tuan tap-"

Tanpa pikir dua kali Gulf berlari mendorong Gerry, dengan sangat cepat Gerry meraih tangannya dan membawanya masuk kedalam mobil untuk pergi menemui Mew yang mungkin sekarang keadaanya entah sudah seperti apa.

Gerry memacu mobil dengan kecepatan sedang takut-takut jika terjadi sesuatu dengan Gulf dan bayinya, namun berbeda dengan Gulf ia tidak berhenti menggoncang lengan Gerry untuk semakin menambah kecepatan lajuan mobilnya.

Namun sial mobil yang mereka tumpangi kini mogok. Membuat Gerry kesal hingga memukul stir sangat kuat.

"Ada apa ini Gerry?"

"Mobilnya mogok tuan"

Gulf ia terlihat frustasi mengacak rambutnya bisa-bisanya keadaan genting seperti ini hal tak terduga terjadi. Karena kekhawatirannya yang teramat sangat pada Mew Gulf memilih untuk keluar dari mobil dan berlari terpapah-papah dengan tangan kanannya menahan perutnya agar tidak terjadi goncangan.

"Tuan Gulf tunggu"

"Tuan Gulf"

Gulf yang tidak menanggapi teriakan Gerry masih berlari dan kini airmatanya sudah terjatuh-jatuh membasahi pipi putihnya "Mewww" ucapnya terisak-isak

Sementara itu Gerry mencoba mengejarnya dari belakang setelah bisa menyentuh lengan Gulf, Gerry langsung membopong tubuhnya ala bridalstyle. Banyak pasang mata yang melihat kearah mereka, itu terjadi seperti penculikan. Gulf yang terus berontak dan Gerry yang kuat dengan cekalannya pada pinggang Gulf.

"Turunkan aku sialan. Aku ingin menemui suamiku" sergah Gulf memukul-mukul bahu Gerry

"Diam"

Gerry terus melancarkan aksinya malah sekarang langkahnya semakin cepat, dan cekalannya pun semakin kuat dipinggang Gulf.

"Gerry turunkan aku"

"Diam!"

Langkah Gerry terhenti didalam cafe yang sunyi tidak ada satu orang pun disana.

Hingga...

I'M HERE LOVING YOU SEASON2 [Completed✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang