IHLY-S249

381 28 2
                                    

"Maafkan ayah Gulf".

Gulf tersentak tapi tak tergerak kala ia mendengar kata maaf yang keluar dari mulut sang ayah. Gulf pikir selama ini mustahil jika seorang Toni melontarkan kalimat maaf  kepada siapapun itu, terutama kepadanya yang bisa dibilang Anak yang tidak tau terimakasih seperti yang Toni katakan beberapa tahun yang lalu didepan semua orang. Gulf masih menatap kosong kearah Toni entah apa yang dipikirkannya tapi raut wajah Gulf menunjukan seakan-akan ia tidak percaya apa yang baru saja pria tua itu katakan. Bagaimana tidak, Toni yang terkenal arogan dan penuh emosi bisa berubah hanya dalam kurun waktu 3 tahun, setelah dia keluar dari tahanan beberapa bulan yang lalu. Itu konsekuensi nya karena telah menculik dan menyiksa orang terutama Mew Suppasit cucu dari Herlo Mecco CEO terkenal di thailand sekaligus suami dari anaknya.

Gulf tidak langsung percaya padanya, ia masih memutar mata meneliti gerak-gerik penampilan Toni yang terlalu menjelaskan bahwa sekarang dia itu lemah, entah karena jauh dari Gulf dan Helen atau karena memang pemasukan semakin hari semakin berkurang.

Meskipun Gulf dan Toni tidak sedekat Mew dan michael, tapi ia sangat tau sifat ayahnya yang terkenal materialistis, keras serta penuntut, bukan hanya penuntut bahkan penyuruh dan angkuh. Toni selalu bersikap manis jika menginginkan sesuatu dari Gulf. Itulah kenapa Gulf meragukan permintaan maafnya. Lebih tepat lagi bahwa Gulf tak akan pernah memaafkannya.

Meskipun tubuhnya sekarang mulai ringkih, kulit yang berkeriput jalan dibantu tongkat tak membuat Gulf percaya ataupun iba dengan kondisi sang ayah, malah yang ada Gulf merasa acuh dan tak peduli akan dirinya.

Pikiran Gulf masih melayang jauh pada kisah kelam beberapa tahun yang lalu tidak hanya tentang Mew, tapi ini tentang hidupnya yang hampir sekarat karena kasih sayang orangtua yang baginya tak pernah ada. Gulf sakit, Gulf terluka, Gulf mengalami kesusahan, apa pernah orangtuanya hadir menjadi obat penenang untuk Gulf. Jangankan menjadi pelipur lara bahkan menanyakan kabarnya saja sepertinya sangat sulit mereka lakukan.

Gulf masih berkecimpung dalam pikirannya yang kalut hingga lupa bahwa sekarang Win sedang berusaha menyadarkan lamunannya.

"Gulf?"

Gulf tersentak tapi tak bergerak hanya kepala yang merespon menatap Win lalu mendelikkan dagu

"Apa yang terjadi?"

Gulf menggeleng pelan, pandangannya berpaling meratapi ayahnya yang tertunduk lesu seolah tak mampu menatap putra satu-satunya itu.

"Maafkan ayah Gulf" Toni kembali meminta maaf, namun kini tubuhnya hampir membungkuk dan menyentuh kaki Gulf, namun segera Gulf raih agar tidak melakukan hal itu. Gulf sadar sebesar apapun kesalahan sang ayah tidak baik jika membiarkannya tertunduk dibawah seperti itu.

Toni kembali terduduk setelah tubuhnya dibangkitkan oleh Gulf. Kini ia berani menatap sang anak, namun memang Gulf yang keras kepala seolah tak mau menatapnya kembali.

"Maafkan ayah" lagi lagi Toni meminta maaf bahkan ia memberanikan diri untuk menyentuh kedua tangan Gulf, tapi Gulf menepisnya meskipun tidak kasar.

"Aku sudah memaafkanmu sejak awal" Gulf menjeda sebentar kata-katanya "Namun itu tak membuatku lupa apa yang telah kamu lakukan padaku dan suamiku dulu" Gulf menjawab begitu dingin kemudian bangkit dan berlalu dari hadapan mereka. Belum beberapa langkah panggilan Toni menghentikannya, Gulf berhenti namun tidak berbalik

"Ayah tau kamu masih membenci ayah, dan ayah sadar kesalahan ayah Gulf. Tapi tak apa setidaknya kamu masih bisa memaafkan ayah" suara Toni terdengar parau kala ia mencoba mengejar Gulf. Tapi Gulf tak menanggapinya ia lebih memilih melanjutkan langkahnya menuju kamar tidur.

I'M HERE LOVING YOU SEASON2 [Completed✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang