Chapter 13 ♗

912 166 40
                                    

Kau sudah membuka mata? (1)

⧫︎ ⧫︎ ⧫︎

Abimala merasakan dirinya mengambang di ruang gelap lagi. Dia ingat mengalami hal serupa di hari pertama dia tidur setelah menjadi Valias.

Aku pingsan lagi?

Dia membiarkan dirinya bermain dengan pikirannya sendiri. Di dalam kegelapan dimana hanya dirinya yang memiliki warna.

"Kau baru saja melakukan sesuatu yang tidak seharusnya terjadi."

Dia terkejut mendengar sebuah suara.

Ketika dirinya membuka mata, sosok dirinya di dalam tubuh Valias muncul dengan jelas berdiri di depannya. Valias melihat dirinya sendiri namun dengan ekspresi dan mata yang belum pernah dirinya miliki.

Itu ditujukan padaku?

Sososok lain dirinya itu, berwajah datar. Namun ujung bibirnya terangkat sedikit meski dengan mata kosong.

"Kau tau sesuatu."

Valias ingin mengucapkan sesuatu tapi dirinya seolah berada di dalam air. Dia tidak bisa mendengar suara keluar dari mulutnya.

"Siapa kau?"

HA.

Valias membuka matanya tiba-tiba. Sekujur tubuhnya terasa kaku. Dirinya juga merasa tegang setelah mimpi tadi. Valias ingin bangun tapi berbagai rasa nyeri mengejutkannya. Kepalanya sakit. Lengan kanannya nyeri. Raganya begitu kaku hingga sulit digerakkan. Tenggorokannya juga terasa serak. Abimala belum pernah merasa setidaknyaman itu seumur hidupnya.

Oh Tuhan. Sakit sekali.

Tanpa sadar air matanya keluar. Abimala tidak pernah mengeluarkan air mata. Tapi kali ini kedahsyatan rasa sakitnya membuat air mata muncul membasahi ujung kedua netranya secara begitu saja.

"Kau bangun?"

Valias mengernyitkan dahinya mencari asal suara. Frey Nardeen, sang putra mahkota, calon raja selanjutnya, terduduk di sebuah kursi di sisi ranjang yang ditiduri Valias.

Valias ingin berbicara. Tapi suara tidak keluar sama sekali.

"Tunggu." Valias mendengar suara dentingan disambut dengan suara air mengalir ke dalam sebuah wadah kaca.

"Aku akan membantumu." Valias melihat kedua tangan putra mahkota menggapai bahunya dan membantu dirinya duduk bersandar ke mahkota ranjang. Valias masih merasa begitu pusing dan nyeri serta kaku. Tapi dia juga ingin minum. Dia tidak bisa minum dengan posisi berbaring.

"Kau bisa memegangnya sendiri?"

Valias merasakan betapa lemasnya seluruh tubuhnya. Apalagi tangannya. Dia tidak yakin. Dia mencoba menggerakkan tangannya tapi dia merasa seolah dia harus mengerahkan seluruh tenaganya.

"Istirahatkan tanganmu. Aku akan membantu." Frey meraih cangkir yang sudah ia isi air dan membantu Valias meminumnya.

Valias langsung merasa lebih baik setelah merasakan air itu membasahi dan menyejukkan tenggorokannya.

[HIATUS] Count Family's Young Master 백작가의 젊은 주인Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang