Kolam Renang | Eps 21

2.5K 143 36
                                    

Sebelum baca alangkah baiknya vote dan komen sebanyak-banyaknya. Karena komenan dan vote kalian sumber semangatku men-temen. Btw Selamat Membaca.

Alano terbangun dari tidurnya. "Ma ini dimana?"

"Akhirnya kamu sadar, Lano hiks...kamu bikin Mama khawatir tau nggak?" Saveri mengusap punggung istrinya mencoba menenangkan.

Semalam Alano memang mengalami kecelakaan karena mendapat telepon dari Bela 'L' satu bukan Bella 'L' dua. Bela mantannya yang dulu bersuami sekarang sudah jadi janda. Semasa pacaran dengannya, Alano akui cewek itu teramat menyenangkan. Namun sayang hubungan mereka kandas karena Bela yang berbohong padanya dulu.

Pantas saja akhir-akhir ini ia tidak dikejar-kejar ternyata Bela diculik?

Bedebah! Padahal ia sudah tidak mendekati cewek manapun, kenapa malah Bela? Yang notabene-nya sudah putus denganya.

"ALANO!"

Panggilan itu menyadarkan Alano dari lamunannya. Ternyata Mama nya yang memanggilnya, Mamanya ini apa dia tidak tahu jika anaknya tengah sakit. Pasalnya ia diteriki seperti itu, apa tidak copot jantung Alano.

Dianti menatap sedih anaknya, kini ia menangis terisak. "Kemana dokter nya pah? Kita tuntut dia karena berbohong. Katanya anak kita luka ringan padahal otaknya ilang kan?" Dianti memeluk suaminya.

"Pah anak kita Pah ..."

"Enak aja, Mama mah," elak Alano, masak iya otaknya ilang, Mamanya sedang ngejokes atau apa? Dia masih Alano anaknya yang super tampan dan pintar tentunya.

Saveri menggeleng-geleng dengan tingkah anak dan istrinya, selalu saja ribut disituasi apapun. Saveri bersyukur diberi keluarga yang harmonis seperti ini. Namun tentunya dia sedih melihat anak semata wayangnya terbaring sakit begini.

Apakah dia sedang bertindak?

"Masih ada yang sakit?" tanya Saveri.

"Lano baik-baik aja Pa."

Saveri menatap Alano lama. "Ma, bisa beliin Papa kopi?" pinta Saveri.

Dianti menatap suaminya penuh arti lalu ia pun berlalu. Tentu ia mengerti apa arti tatapan itu, suaminya membutuhkan waktu berduadengan anaknya. Baiklah dia akan keluar sebentar.

Saveri tersenyum memperhatikan Dianti yang berjalan pergi dari ruangan itu, lalu senyum itu pun pudar ketika Dianti sudah tidak terlihat lagi.

"Kamu ada deketin Bella lagi?" tanya Saveri to the point.

Alano berpikir lalu mengangguk.

"Sudah Papa peringatin, jangan pernah mendekati Bella. Inilah yang terjadi mungkin dia marah."

"Dia? Siapa?" tanya Alano bingung.

Apa ini? Apa Papa nya mengetahui dia tengah diteror? Tidak mungkin Papa nya itu tidak mungkin tahu masalahnya itu.

"Kamu tidak perlu tau, Papa sayang Lano jadi tolong dengerin Papa kali ini. Kamu boleh lakuin apapun asal jangan dekati Bella, dia bukan untuk kamu Lano."

"Tapi perasaan nggak bisa dipaksain Pa!" Alano mengepalkan tangannya.

"Iya Papa tau, tapi Papa mohon hilangin perasaan kamu sama Bella. Papa harap kamu ngerti. Istirahatlah, cepat pulih, kamu jagoan Papa." Saveri mengusap kepala Alano dan pergi.

Alano melempar gelas yang berisi air putih itu ketika Saveri pergi. Para bodyguard yang berjaga diluar, terkaget dan masuk. "Kenapa tuan?"

"Siapa nyuruh lo masuk!" bodyguard itu pun pamit keluar lagi.

CHEATING WITH YOU?Where stories live. Discover now