Chapter 18 - 19 ♗

848 145 21
                                    

Kau... (3)

⧫︎ ⧫︎ ⧫︎

"Ya?"

Valias meragukan pendengarannya.

"Menemanimu? Bukankah aku akan bersamamu disini? Aku tidak akan pergi."

"A- Aku tau! Tapi..."

Instruktur Dina, Nyonya Helia belum pernah melihat raut wajah Dina yang demikian. Selama ini Dina menunjukkan wajah murung karena perkara yang Helia tidak tau. Dan wajah senang ketika dirinya berhasil mempelajari gerakan dengan benar.

Tapi ekspresinya sekarang ... terlihat begitu cemas.

Helia melihat bagaimana Dina yang begitu tidak ingin melepaskan tangannya dari laki-laki berambut merah yang kurus dan pucat di depannya.

Mungkinkah...?

"Tuan Muda?"

Valias mengalihkan pandangannya kepada wanita itu.

"Iya?"

"Bagaimana jika Anda menjadi rekan dansa Nona Dina? Selama ini sayalah yang menjadi rekan pria. Tapi kalau Tuan Muda mau, Tuan Muda bisa menjadi rekan Nona Dina belajar," tawarnya dengan penuh antusias.

Dina ikut mendengarkan ucapan berisi tawaran Helia dan mulai berharap.

"...Tapi... Aku tidak tahu apapun tentang dansa..."

Dansa? Bahkan di Indonesia saja kata dansa sudah asing.

Familiar, tapi asing.

Dina kembali pundung. Helia menyadari itu dan mencoba lagi. "Tidak masalah, Tuan Muda. Nona pasti tidak masalah dengan gerakan Anda. Nona pasti akan senang jika Anda bersedia menemaninya belajar."

Tatapan penuh harap kembali muncul dari seorang anak yang tangannya tengah ada di jemarinya. Valias merasakan tatapan itu dan memandang Dina balik. Menerima tatapan seperti itu Valias tidak punya hati untuk mengecewakan si yang menatap.

"...Baiklah... Apakah kau tidak masalah?"

Air muka Dina langsung berubah cerah dan dirinya mengangguk-angguk dengan cepat. "Iya! Ayo, kakak." Dina menarik Valias ke tengah ruangan.

"Baik, mari kita mulai." Helia memberi isyarat pada pemain musik dan Valias bisa mendengar alunan suara mengisi ruangan besar tempatnya berada. Dina tersenyum begitu lebar ke arahnya. Valias membalas senyum itu dengan senyum lagi meski di dalam hatinya begitu bingung dengan apa yang harus dia lakukan.

"Tuan Muda hanya perlu mengikuti gerakan Nona. Nona Dina sudah cukup pandai dalam melakukan gerak-gerakannya." Suara sang instruktor itu terdengar. Membuat Dina merasa begitu bangga dengan pujian yang diberikan padanya di depan kakaknya. Sedangkan Valias mendengar kata-kata itu tidak merasa kegundahannya diangkat sama sekali.

Dina mulai bergerak. Kaki kanannya melangkah ke depan. Valias terkejut dengan pergerakan itu dan langsung membawa kaki kirinya ke belakang. Dia terkejut tapi kebiasaannya menggunakan wajah datar membuat Dina tidak menyadari keterkejutannya. Dina mulai bergerak lagi. Kali ini kaki kirinya bergerak maju. Dan dengan itu kaki kanan Valias bergerak ke belakang. Lalu Dina membawa langkahnya kesamping dan Valias menyadari itu lalu ikut melangkahkah kaki kanannnya.

Kedua tangan Dina tergenggam terangkat di atas kepalanya. Tapi bagi Valias kedua tangan itu ada di area pinggangnya. Dina terus melangkah dan Valias mengikuti arah gerakannya. Lama kelamaan Valias mulai terbiasa dengan tempo musik dan dinamika gerakan anak itu. Semenit berlalu dan Valias bisa berdansa dengan Dina dengan lebih rileks.

[HIATUS] Count Family's Young Master 백작가의 젊은 주인Where stories live. Discover now