MY SAVAGE BOY - 5

553 42 1
                                    

📖 Selamat Membaca 📖

ote dan komennya gais

Suara bel terus nyaring sejak beberapa menit lalu. Seorang Satpam sudah memberitahu agar seseorang itu bersabar menunggu pemilik rumah ini membuka pintunya.

Namun rupanya seseorang itu tidak memiliki kesabaran. Ia sengaja memberikan tatapan tajam yang sangat menusuk pada Satpam tersebut. Sampai satpam itu bergidik takut dengannya.

Ceklek

Wanita setengah baya itu mendongakkan pandangan ketika seseorang didepannya lebih tinggi darinya. Wajahnya yang ayu persis seperti seseorang yang sangat ia jaga.

Satpam tersebut menunduk hormat dan pamit undur pergi. Meninggalkan keduanya yang setia berdiri di pintu. "Anda, siapa ya?" tanyanya lembut.

Mengulas senyum kecil sebelum merubah rautnya seperti biasa. "Boleh, saya masuk?" suara beratnya menyapa dengan intonasi tenang tapi sangat tegas.

***

Siang ini awan sangat cerah. Cuacanya juga baik, tidak gelap. Ia tolehkan tatapannya pada sesuatu yang bisa membuatnya tertarik. Sejak 10 menit lalu ia sudah mengamati awan dari balik pintu kaca didepannya.

Dress yang anggun masih sama seperti tadi pagi. Pilihan yang lelaki dewasa itu pilih pas pada tubuhnya yang mungil. Ia menyukai dress ini.

Helaan nafas terdengar jelas di ruang santai yang disekat pintu kaca menampilkan sebuah taman kecil dengan satu kursi gantung. Telapak tangannya menyentuh kaca pelan, ingatannya kembali pada masa masa sekolah. Bagaimana kabar sahabatnya yaitu Marina Zifa. Gadis itu adalah sahabat satu-satunya dari menginjak kelas 1 SMA.
Sekarang ia sudah kelas 3 SMA, tiga tahun kurang ia menjalin persahabatan.

Sebentar lagi juga ia akan ujian sekolah. Sudah 2 hari ia tidak masuk kelas. Pasti sahabatnya itu bertanya-tanya atau bahkan menanyakan pada orang tuanya.

"Aku kangen Mama, Papa!" gumamnya sedih. Matanya berkaca-kaca menahan sesak di hati. Entah kenapa ia ingin menangis sekarang.

"Nona, kenapa?" suara familiar itu membuat Naura sedikit terkejut ditempatnya. Cepat-cepat gadis cantik itu mengusap air mata yang hampir jatuh mengenai pipinya.

Ia membalikkan badannya segera,"Aku tidak kenapa-kenapa."

Dia Nina, maid yang sudah dua hari ini bersamanya. Gadis berusia hampir sama dengan Aksa itu mengulas senyum simpul.

"Nona, rindu seseorang?" tebakan Nina tepat sekali. Kenapa gadis itu bisa tahu? Apa dia bisa membaca pikirannya?

"Nona rindu dengan Tuan Muda?!" lanjutnya cepat. Sembari menatap dengan melotot. Wajahnya sumringah,"Tidak!" sanggah Naura.

Gadis berusia 17 tahun yang akan bertambah usia itu membantah tegas. Nadanya sedikit sewot. Sebab perkataan Nina sangat salah. Kenapa ia harus merindukan laki-laki itu? Ia rindu dengan orang tuanya.

"Eh?" beo Nina, membuat gadis remaja itu mendengus kesal.

"Terus Nona merindukan siapa? Nona, tolong jangan merindukan laki-laki lain! Tuan muda pasti sangat marah!" ucap Nina gusar. Tuan mudanya itu sangat sensitif dan posesif.

MY SAVAGE BOYWhere stories live. Discover now