Happy Reading💕
______________________________________
Asher nampak gelisah diatas ranjangnya. Jam telah menunjukkan pukul 11 malam dan dirinya tak kunjung merasakan kantuk.
Pikirannya dipenuhi oleh satu nama.
Zura.
Asher sadar jika perkataannya sangat keterlaluan. Ia dengan jahatnya mengusir Zura dari markas. Sialan!
Rasa bersalah menyelimuti dirinya. Ia tak tenang karena mengkhawatirkan gadis itu. Walaupun Zura pandai beladiri tapi tetap saja dirinya cemas.
"Akh sialan!"
Mengacak rambutnya kasar. Asher turun dari ranjang dan mengambil kunci mobil untuk mencari keberadaan Zura.
Membagi fokusnya untuk menyetir dan menatap kearah samping kiri dan kanannya.
"Kau dimana?" Asher mencengkeram erat setir mobil. Suasana jalanan telah sepi hanya beberapa toko yang masih buka.
Lalu pikirannya melayang pada kejadian 1 tahun yang lalu. Dimana Zura menangis karena dirinya memarahi gadis itu. Asher marah saat Zura hanya sekedar bercengkrama dengan seorang polisi muda saat mereka bertugas mengawal pejabat.
Asher mengatakan jika Zura tak fokus bekerja.
Gadis itu pun pergi keluar pada malam hari tepatnya ke danau untuk menetralkan dirinya. Asher tau, karena dirinya membuntuti gadis itu.
Asher berbalik arah dan menancapkan gasnya menuju danau itu. Semoga saja Zura berada disana.
______________________________
Zura berbaring di atas rerumputan dan memandangi bintang-bintang yang kemerlap-kemerlip jauh diatas sana.
Kedua tangannya menumpu kepalanya sebagai bantalan. Menikmati angin malam yang tampaknya akan membuat badannya menggigil. Suara-suara air danau menenangkan pikirannya.
Ah, bayangan akan kata-kata tajam dari Asher memenuhi pikirannya. Membuat dadanya terasa sesak. Hidup menumpang selama 3 tahun dengan THUNDEROUS terlalu melelahkan dan menyakitkan. Tak banyak kenangan bahagia, ya mungkin sekedar candaan dari Kaizo atau Gernon yang mengisi kehidupannya.
Lebih banyak dilakukan untuk menyelesaikan misi berbahaya. Sudah banyak kali dirinya hampir kehilangan nyawa, luka demi luka sudah menjadi makanannya. Zura seakan kebal terhadap itu semua. Tapi yang paling membuat dirinya tertekan adalah Asher.
Tatapan tajamnya, kata-kata menohok nya dan sikap dinginnya sangat menyakiti Zura.
Zura berusaha agar terbiasa akan hal itu. Menampakkan senyuman jika membalas perkataan Asher. Melakukan setiap perintah Asher walaupun pernah terpaksa bangun tengah malam saat Asher menyuruhnya untuk membuatkan pria itu kopi.
Tapi Zura juga bisa sakit dan lelah akan sikap Asher.
"Jadi rindu Mama sama Ayah," ucapnya sembari menatap langit.
"Cuma mau bilang, gue capek dan gue iri kalo liat remaja sebaya gue, jalan-jalan bareng dengan kedua orangtuanya."
"Mereka hidup selayaknya remaja dan gue harus hidup menantang maut."
"Lawak banget anjing."
"Mereka cari kesenangan sementara gue cari bahaya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Azzura Revenge (End)
Teen FictionAzzura Thalassa Adicandra atau dipanggil Zura, gadis berusia 16 tahun yang bergabung dalam agen rahasia dalam mengusut kasus kejahatan bernama THUNDEROUS agen yang identik dengan pakaian hitam. THUNDEROUS ini sering bekerjasama dengan pihak kepolisi...