33-Kau gadis yang kuat

36.6K 4.9K 1K
                                    

Happy Reading💕

______________________________________

"Gak dapat meja, Ra," kata Gama yang tengah merangkul pundak Zura sembari menatap sekeliling kantin mencari meja kosong, namun nihil semuanya telah terisi.

"Makan di kelas aja," balas Zura lalu memasuki kantin diikuti ketiga sahabatnya.

"SISTER," teriak Vander sembari melambaikan tangannya. "Gabung disini." Laki-laki itu mengajak Zura untuk bergabung di meja nya.

Terdapat Ram, Vilas dan Zahir yang menatap kearah Zura.

Sementara Regie, laki-laki itu tak masuk sekolah. Entah karena apa, teman-temannya juga tidak mengetahui alasannya.

Chander berdecak melihat Vander, kakaknya.

"Gabung aja, sekalian ribut, kalo perlu baku hantam." Gama menarik lembut pergelangan tangan Zura menuju meja Vilas dan teman-temannya.

"Yo what's up, sister." Vander mengajak Zura beradu tos, tapi Raven yang membalasnya.

"What's up too, babi," kata Raven membuat Gama tertawa keras.

Gama menggeleng. "Begini nih kalo babi sama tukang ngepet ketemu, jadinya babi ngepet."

"Gak usah ngajak ribut lo," ketus Vander.

"Ribut adalah misi ku, gelud adalah visi ku," balas Gama mendramatisir.

"Udah, sini Ra duduk." Zahir menepuk bangku kosong disebelahnya.

Zura pun duduk di sebelah Zahir yang juga di sisi sampingnya terdapat Vilas. Gama, Chander dan Raven duduk di bangku kosong berhadapan dengan Ram, Vander dan Zahir.

"Lo mau pesan apa, Ra?" tanya Chander yang akan pergi memesankan makanan bersama Raven.

"Seblak, minumnya es jeruk," jawab Zura.

"Gue juga sama kek Zura. Apa yang Zura suka, Gama juga suka. Saya suka saya suka." Gama bertepuk tangan ke kanan dan kiri layaknya mei-mei di kartun Upin-Ipin.

"Cih," decih Vilas pelan namun masih di dengar oleh Zura disebelahnya.

"Mirip Gam," kata Raven.

Gama tersenyum. "Mirip mei-mei?"

"Sapinya uncle muthu." Raven tertawa lalu melangkah bersama Chander untuk memesan makanan.

Gama mendengus. "Apa lo liatin gue," sinisnya Pada Ram.

Ram tak menggubris ucapan Gama, ia melirik kearah Zura yang sibuk mengikat rambutnya.

"Ih anjir putus," celetuk Zura saat karet yang digunakan untuk mengikat rambutnya putus. Gadis itu selalu lupa untuk membawa ikat rambut. Karet itu saja, didapatkannya dari meja teman sekelasnya, mungkin karet nasi kuning.

"Lah putus, kita aja belum pacaran, Ra," kata Vander lalu terkekeh kecil.

"Urat nadi lo yang putus." Gama menyahut kesal.

Azzura Revenge (End)Where stories live. Discover now