51-KEBENARAN MELENYAPKAN DENDAM

28.3K 4.2K 1.3K
                                    

RAMAIKAN KUY, END UDAH DI DEPAN MATA, GAK DEKET-DEKET AMAT SIH!!!!!!!!

Btw kenapa part 50 dikit banget pembacanya, pengaruh gak bisa kebuka kah?😭💔 Biasanya langsung banyak, hiks.

Happy Reading💕

______________________________________

Zura menyeka air matanya, telapak tangannya berkeringat dingin, tubuhnya bergetar. Perasaan berkecamuk, nafasnya terasa tercekat, menunggu Asher yang sekarang ini berada di ruang operasi dan ditangani oleh tenaga medis profesional.

 Perasaan berkecamuk, nafasnya terasa tercekat, menunggu Asher yang sekarang ini berada di ruang operasi dan ditangani oleh tenaga medis profesional

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Didalam sana, alat AED diletakkan pada dada Asher untuk memberikan kejutan listrik, berusaha mengembalikan detakan jantung yang terhenti. Asher kini sedang melawan masa kritisnya. Entah kematian yang akan menang atau sebaliknya.

AED (automated external defibrillator) adalah sebuah alat medis yang dapat menganalisis irama jantung secara otomatis dan memberikan kejutan listrik untuk mengembalikan irama jantung jika dibutuhkan. Alat ini berfungsi untuk menolong orang yang mengalami henti jantung.

Asher berjuang melawan maut di dalam ruangan itu. Sementara Zura dan yang lainnya tengah menunggu diluar. Berdoa agar operasi pria itu berjalan dengan baik dan lancar.

Detik-detik menegangkan melanda mereka. Menunggu sang perawat medis keluar dari ruangan dan memberikan kabar baik adalah hal yang paling ditunggu.

Vilas memegangi telapak tangan Zura. Mengelusnya lembut lalu menggenggamnya. "Semuanya bakal baik-baik aja, Ra. Dia pasti selamat, berdoa aja."

Zura mengangguk pelan. Kepalanya merasakan elusan lembut dari telapak tangan Vilas.

Drrttt

Drrttt

Zura menatap ponsel Asher yang tadi diberikan dokter kepadanya. Tertera tulisan 'dokter penyakit sialan' di layar. Tangannya yang bergetar, berusaha menggeser layar kearah hijau, namun seolah itu hal yang sangat sulit.

Rhigo yang berdiri disamping Zura menatap gadis itu. Melangkah kearah Zura lalu mengambil ponsel tersebut. Rhigo menggeser layar kearah hijau, setelah itu menyerahkannya pada Zura.

"Ini." Zura mengambil benda pipih itu dari tangan Rhigo. Lalu mendekatkan ke telinganya, membuka suaranya terlebih dahulu, "h-halo."

"Selamat sore." Suara wanita terdengar dari balik layar.

"Iya sore," balas Zura berusaha mengeluarkan suaranya yang tercekat.

"Apa boleh tau, ini dengan siapanya bapak Asher?"

"Dengan adiknya," jawab Zura berbohong.

Dari seberang sana wanita itu mengangguk. "Maaf, apa ada bapak Asher?" tanyanya.

Azzura Revenge (End)Where stories live. Discover now