Chapter 2

519 46 3
                                    

Chapter 2 : DM ceklis biru

" Lo kok lama banget si Man? Kasihan kulit gua digigit nyamuk mulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Lo kok lama banget si Man? Kasihan kulit gua digigit nyamuk mulu. " Geurut Nadhira menunjuk beberapa kukitnya terdapat beberapa bekas gigitan nyamuk.

Rania yang melihat hal itu terkekeh pelan " Sedekah darah napa sih Nad. " Cibir Rania membuat Nadhira mendengus kesal.

" Ayok buruan deh, nanti bang Memet udah keburu pergi. " Gerutu Nadhira.

Plakk...

" Aishh, ngapain lu tabok gua bego. " Ringis Nadhira menunjuk mengelus lenganya yang di balut hoodie hitam yang baru saja di tabok Rania.

" Salpok gua ama kata lo, namanya Selamet buka memet. "

" Suka - suka gua dong, mulut - mulut gua. Lagian kalau bilang Bang selamet kepanjangan mending bang memet aja. " Terang Nadhira.

" Seterah lu. "

Rania, gadis itu duduk di jok belakang motor Nadhira. Hari ini mereka berencana makan mpek - mpek yang berada di depan SMA Pertiwi.Yang merupakan salah SMA Nadhira.

" Bang... Mpek- mpek campur lima belas ribu dua ya bang! " Teriak Rania semangat.

" Oke sip Dwi. " Sahut bang selamet kepada Rania dan Nadhira yang sudah menepati salah satu bangku disana.

" Kalau jadi cewek itu kalem dong, kek gua. " Sindir Nadhira membuat Rania membulatkan matanya kesal.

" Biasanya diri kita itu cerminan sahabat. " Balas Rania membiat Nadhira menjulurkan kecil lidahnya ke Rania.

Mereka asik mengobrol sampai pesanan mereka datang.

" Legendaris deh ni mpek - mpek bang memet. " Puji Nadhira senang mencicipi satu potong mpek - mpek ikan.

" Iya dong, dari gua kecil always mangkal disini mulu. Ya legendaris dong rasanya. " Balas Rania.

Kemudian Mereka tertawa bersama - sama, dan melanjutkan obrolan yang sempat tertunda.

" Loh Rania, kamu disini? " Suara bariton itu mengalihkan pandangan kedua gadis itu.

" Hehe iya bang. Abang sendiri ngapain disini? " Tanya Rania heran kepada sosok pria yang merupakan ketua osis di sekolahnya.

" Nunggu sepupu saya Ran. " Jawab pria itu.

" Oh ya udah duduk sama kita aja sekalian bang, biar kagak di katain jomblo. " Celetuk Rania membuat pria itu terkekeh pelan.

MASIH CERITA KITA ( REVISI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang