Chapter 18

202 17 0
                                    

Chapter 18 : Buket Bunga

" udah sampai mana skripsi lo Nad ? " tanya Rania dengan tangan menari diatas kybord laptopnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

" udah sampai mana skripsi lo Nad ? " tanya Rania dengan tangan menari diatas kybord laptopnya.

Nadhira yang mendengar pertanyaan tersebut mengindik bahu acuh , " tiga kali gua ngajuin judul skripsi ketiga - tiganya di coret Dosen..." sahutnya acuh.

Rania mendengar hal itu menganga tak percaya " gila...kita sama." Ujarnya tersenyum konyol.

Kedua gadis itu tertawa bersama - sama , di dalam kamar Nadhira mereka duduk lesehan dengan beberapa kertas dan buku beserakan di lantai.

" asal lo tau ya judul skripsi gua juga di tolak kemarin mana itu gua mikirnya setengah mati." Gerutu gadis minang itu.

" nggak pa-pa biar gua ada teman di kosan kalau anak - anak udah pada wisuda." Celetuk Nadhira santai sambil mengunyah kacang rebus yang ia beli di depan simpang Rumah Kos.

" enak aja lo , gua mau cepatan wisuda biar ni otak gua enteng." Komentar Rania , gadis itu kembali fokus ke layar laptopnya.

Hari minggu ini Nadhira ia memang libur kantor di akhir pekan sedangkan Rania mendapatkan jadwal Malam di Rumah sakit.

Mereka memilih untuk membuat skripsi di kamar Nadhira sekaligus Quality Time bersama di akhir pekan.

" Man..." panggil Nadhira , dibalas deheman oleh gadis berkacamata tersebut.

" menurut lo gua mesti terima Ikhsan kagak ? " tanya Nadhira pelan.

Rania menatap kearah sahabatnya itu , ia tau apa yang di khawatirkan sang sahabat semenjak berjumpa dengan sang Mantam kekasihnya.

" saran gua coba lo kasih satu kesempatan buat ikhsan sekali lagi Nadh...kalian berdua masih memiliki rasa yang sama , sama - sama saling mencintai. Ya gua tau waktu delapan tahun itu bukan waktu yang singkat bagi lo , tapi lo tau sendiri alasan ikhsan pergi selama ini Nad." Jawab Rania panjang.

" tapi gua masih ragu Man , oke delapan tahun lalu ia pergi karena pendidikan dan permintaan bokapnya...tapi gimana kalau dia berpaling dari gua Man? Dia ketua DPRD pasti dikelilingi wanita - wanita cantik di luar sana."

Rania tertawa mendengar ucapan sang sahabat , " percaya sama gua , Ikhsan itu Bucin setengah mati ke lo Nadh...kalau memang ada cewek yang menarik perhatiannya kenapa ia sampai sekarang masih memperjuangkan lo? Dua bulan Nadh. "

" tapi gimana kalau atasan gua juga menyukai gua Manda ? "

" eh , emang ada cowok suka sama lo selain Ikhsan ? " tanya Rania membuat Nadhira mendengus kesal.

" Bangsat lu ya...ya banyaklah secara gua cantik , pintar dan cewek idaman menantu emak - emak." Rajuk Nadhira.

" iyain iyain aja biar bahagia." Gumam Rania.

" tapi gua serius lo Amanda , bos gua yang Pak Ali itu beberapa hari belakangan ini dia sering kasih gua bunga tulip putih dan ngajak gua Makan siang bareng...tapi buka gua pede ya tapi itu insting gua."

MASIH CERITA KITA ( REVISI )Where stories live. Discover now