Chapter 27

161 15 0
                                    

Chapter 27 : Meyakinkan Hati

Chapter 27 : Meyakinkan Hati

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


" Bagus...kamu bisa melanjutkan bab skripsi selanjutnya Nadh." Ucap Nando sambil menutup lembaran skripsi Bab pertama Nadhira dan menyerahkannya ke gadis itu.

" Terimakasih Pak , kalau begini terus saya bisa wisuda tahun ini. " ucap Nadhira sambil tertawa pelan.

Nando mebdengar hal tersebut mendengus kesal , ia paham gadis di hadapannya itu sedang menyindir dirinya.

" saya itu bukan cuma mengurus skripsi saudara. " ketus Nando membuat Nadhira tersenyum sungkan.

" Maaf pak... kalau boleh pinta , apa boleh dua minggu lagi saya mengajukan Bab selanjutnya pak? "

" tidak masalah , tapi saya akan menyerahkan bagian bab selanjut kamu itu ke Ibuk Retta. " jawab Nando.

" Buk Retta ? "

" iya , beliau bukannya juga pamong skripsi kamu selain saya dan Pak Jihan ? "

" I-iya sih pak , tapi...bukannya Buk Retta sedang sibuk keluar kota ya pak?" Tanya Nadhira ragu.

Ia sangat menolak keras untuk melakukan konsultasi skripsi dengan wanita berusia diakhir kepala tiga tersebut.

Dibandingkan dengan Pak Jihan yang suka menjahili dia dengan waktu lebih baik dari pada dengan Dosennya yang bernama Buk Retta.

Pak Jihan ketika ia ingin berkonsultasi tentang skripsi selalu membuang waktunya , sepeti beberapa minggu yang lalu.

Mereka melakukan janjian setelah dosennya itu mengajar tapi ketika ia tinggal sebentar untuk sarapan di kantin Nadhira mendapatkan kabar bahwa pak Jihan sudah pulang kerumah.

Bahkan kadang ia disuruh untuk bertamu pada magrib hari , hal itu membuat ia kapok untuk beronsultan dengan pria tua tersebut.

" Beliau sudah selesai urusannya, saya minggu depan akan melakukan perjalanan luar kota sedangkan pak Jihan beliau akan melakukan cuti dalam rangka pernikahaan Putrinya."

" apa kamu keberatan dengan Buk Retta, Nadhira ? " lanjut Nando dengan tatapan menyelidik.

Nadhira yang mendengar hal tersebut langsung reflek mengangguk kemudian menggeleng.

" T-tidak keberatan sama sekali pak , hanya saja sebelum saya bertemu dengan bapak saya melakukan konsultasi Judul skripsi dengan Buk retta hampir memakan waktu lima bulan saya takut kasus bab selanjut skripsi saya seperti itu." Terang Nadhira dengan cemas.

Mengingat kejadian beberapa bulan yang lalu , ketika ia ingin berkonsultasi judul skripsi dengan Buk Retta tapi beliau seolah - olah mengulur waktunya sedangkan Ia beringinkan segera wisuda di tahun ini.

Nadhira takut Pak Nando akan menyalah artikan maksudnya tersebut. Sedangkan Nando hanya menganggukan kepalannya.

" Saya paham Nadhira tapi beliau jugalah pamong kamu , saya harap kamu tidak keberatan. Tapi , jika kamu bersikeras ingin saya atau pak jihan yang menjadi konsultasi skripsi Bab dua kamu , kamu bisa datang minggu depan pagi karena saya dan pak Jihan kebetulan mengajar pagi tersebut."

MASIH CERITA KITA ( REVISI )Where stories live. Discover now