🌸 PART 19 🌸

460 202 136
                                    

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

Semalaman aku benar-benar tidak bisa dibuat tenang karena Kak Hamdi. Ah tidak, bukan karenanya tetapi karena memikirkan perkataanku tentangnya. Jika benar ia tidak mencintaiku, mana mungkin ia mengejar maaf ku sebegitunya? Dan juga tidak mungkin dia sampai terlihat frustasi saat aku menjauhinya. Lalu sebenarnya bagaimana perasaannya padaku? Lebih tepatnya, ia menganggap aku apa?

"Hana!!"

Bruk!

Aku terjungkal saat seseorang mendorong keras punggungku. Aku mendongak dan melihat Aliza yang kini menggaruk tengkuknya cengengesan. "Maaf-maaf gue ngga sengaja. Sumpah deh."

Aliza mengulurkan tangannya hendak membantuku. Aku mengabaikannya, aku bangkit sendiri dan membersihkan gamis bagian belakang. Setelah itu aku melenggang pergi meninggalkan Aliza tanpa mengatakan sepatah katapun.

"Lho, Han!! Lo ngambek sama gue? Maaf woi!! Sumpah bener-bener ngga sengaja gue!!" Aku tetap melanjutkan langkahku, mengabaikan Aliza yang berteriak dan berulang kali meminta maaf. Aku hanya ingin segera sampai di kelas.

Sesampainya di kelas, aku langsung mengambil tempat duduk di depan. Aku langsung menenggelamkan wajahku di kedua lipatan tangan. Aku benar-benar dibuat frustasi dengan segala kebimbangan ini. Ah, semua ini salahku yang mempunyai hobi memikirkan segala hal!

"Na? Lo beneran marah sama gue? Sumpah, Na, gue ngga sengaja. Gue tadi cuma mau ngagetin Lo doang kok, ngga bermaksud buat Lo tersungkur gitu. Badan Lo ada yang sakit ya?" tanya Aliza yang lagi dan lagi hanya aku abaikan.

"Ih, Na, kalau Lo marah sama gue marahin aja. Kalau Lo mau bales juga bales aja. Gue ikhlas sumpah. Tapi Lo jangan diemin gue gini, Na. Sumpah Na, gue ngga sengaja. Hanaa ... Maafin gue dong, Na!"

Lagi lagi aku hanya diam. Aku sama sekali tidak marah padanya, hanya kesal itupun sedikit. Aku mendiaminya bukan karena masalah tadi, itu hanya masalah kecil bagiku. Toh kejadian tadi tidak ada yang menyaksikan. Tentu saja sedikit, jangan lupakan aku dan Aliza adalah mahasiswi yang teramat-amat disiplin.

"Hana, jangan diemin gue gini dong, Na. Lo boleh bales sesuka Lo kok." Aliza berucap dengan parau menahan tangis. Dengan terpaksa aku menegakkan dudukku dan menatap Aliza.

"Lo mau nangis? Gitu doang? Cengeng banget sih. Lagian siapa juga yang marah sama Lo." Aku berucap seperti itu bukan karena tidak memiliki rasa empati, hanya ingin lebih menceriakan suasana biar tidak terlalu mewek.

"Ngga marah tapi Lo diemin gue terus!"

"Emang salah kalau gue diem?"

"Ya salah lah. Sejak kapan seorang Hana Ardillah Faiha menjadi pendiam?"

"Baru aja."

"Hmm. Tapi Lo seriusan ngga marah 'kan sama gue, Na? Sumpah Na, gue ngga bermaksud buat Lo jatuh gitu. Gue tadi bener-bener cuma mau ngagetin Lo doang." Lagi dan lagi Aliza meminta maaf.

Our Story (SELESAI ✅)Where stories live. Discover now