[7] | don't mean to die

31 8 0
                                    

Aku serakah, karena ingin banyak hal yang seharusnya tidak aku harapkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku serakah, karena ingin banyak hal yang seharusnya tidak aku harapkan.

──

Yohan berlari menyusuri lorong tanpa rasa sakit, bahkan ketika pahanya tanpa sengaja membentur tepian meja. Lampu di kamar mandi menyala, tapi pintu luar enggan terbuka. Yohan mengetuk pintu itu beberapa kali, semula biasa saja, semakin-lama semakin panik.

"Apa kau di dalam?"

Tapi, tidak ada jawaban.

Yohan tidak bisa mengumpulkan kesabarannya lagi, ia lantas tanpa pikir panjang menendang pintu itu hingga terbuka. Kecewa akan tidak ada sahutan mendominasi saat kakinya membuat pintu itu terbuka dengan paksa. Dan pemandangan yang terbentang di depan matanya, membuat nafasnya tertahan.

Tetesan air menetes keluar dari ujung jari di tepi bak mandi. Kelopak mata yang tertutup, bulu mata yang basah, serta bibir pucat. Tubuh yang teredam air membuat pipi itu memucat, seolah tak ada darah mengalir di bawahnya. Rambut yang basah menempel pada garis lehernya. Penampilan bagai sebuah boneka membuat Yohan tercengang. Tanpa pikir panjang, Yohan meraih lengan Sun Ah, membuat gelombang lembut menyadarkan wanita itu.

"Jung Sun Ah!"

Mata wanita itu terbuka saat namanya di sebut oleh bibir Yohan yang bergetar.

".... Tuan muda?"

Suara seperti desahan putus asa lolos dari bibir wanita itu. Berbanding terbalik saat kelegaan datang menghampiri Yohan. Tapi kemudian emosi menelan dirinya, Yohan mengatup bibirnya dan menekuk lututnya. Tangannya terselip di bawah leher dan lutut Sun Ah. Saat tubuh basah yang telanjang itu di angkat, suara air menghantam lantai dengan keras terdengar bagai hujan. Yohan marah, tapi hal pertama yang harus dilakukan adalah menghangatkan tubuh Sun Ah yang dingin. Yohan membawa tubuh wanita itu ke kamar tidur. Sun Ah menatap wajah Yohan yang mengeras, lantas bersuara.

"Kau gila, tuan?"

Yohan tidak menjawab.

"Aku tidak bermaksud mati."

"Aku tau."

"Lantas, kenapa kau marah?"

Yohan memegang tubuh Sun Ah yang gemetar, menyekanya menggunakan handuk dengan baik, namun wajah Yohan jelas terbakar amarah. Sun Ah dapat dengan jelas membaca kemarahan pada wajah pria itu. Tangannya terasa panas saat disentuh, berbeda dengan tangan Sun Ah yang dingin ketika bertemu dengan lengan Yohan yang sedang menggosok tubuhnya menggunakan handuk. Gerakan pria itu tampak menunjukan kesungguhan yang putus asa, jadi Sun Ah hanya diam saat Yohan tidak peduli pada seperti apa penampakannya sekarang dan hanya fokus menyeka tubuh wanita di depannya dengan handuk. Menyingkirkan air yang dingin pada tubuh bak membeku itu.

"Apa kau akan demam?"

"Itu hal yang baik."

Yohan tidak ingin menjawab.

"Maaf,"

Maaf, apa yang harus aku lakukan untuk mendorong diriku lebih jauh?

Yohan mengerutkan keningnya lalu memakaikan kemeja putih miliknya yang lain pada Sun Ah. Ia mengancingnya dengan teliti sampai ke ujung leher. Kemudian, secara alami, Yohan memeluk tubuh rapuh itu lalu berbaring bersamanya. Rambut Sun Ah menggelitik ujung hidungnya,  bahkan Yohan dapat mencium bau sabun yang samar saat tangannya mengeratkan pelukan. Tubuh Sun Ah terasa mungil dalam pelukannya, membuatnya pas. Sun Ah tidak bergerak, seperti biasanya, membuat Yohan selalu cemas karena itu. Suhu tubuh Sun Ah secara bertahap mulai menghangat dan panas dengan sendirinya. Yohan dapat merasakan ujung kemeja putih yang menyentuh dadanya bergetar. Yohan dapat merasakan kulit lengannya bersentuhan dengan tangan Sun Ah yang menggenggam lengannya. Yohan dengan lembut menepuk rambut milik wanita yang terasa sedikit basah itu.

Yohan dapat merasakan nafas teratur yang menghembus rata melewati lehernya. Ia tidak perlu khawatir lagi, setidaknya untuk sekarang.

Apa yang ada dalam mimpimu?

──

Noted :

Inilah alasanku memperpanjang cerpen ini, karena adegan diatas. aku kepikiran setelah baca-baca fanfic dari Korea, walau bukan Sun Ah Yohan. Ceritanya gak sama, cuma ada adegan ini. Alhasil aku buat juga, tapi dengan caraku sendiri.

tertanda
Joonhyuk wife
©annanyous

it's okay, you're alive ── 𝘍𝘪𝘯𝘪𝘴𝘩Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang