◗ sama(r) '4

1.7K 263 19
                                    

Eric menggeliat khas orang bangun tidur, matanya mengerjap pelan menyesuaikan cahaya yang masuk. Di liriknya jam di nakas yang menunjukkan pukul duabelas. "Masih jam duabelas malam, balik tidur lagi ah," gumannya pelan.

Belum semenit berbaring dan menutup mata, Eric sadar akan sesuatu membuat dirinya refleks terduduk.

"Kalau jam duabelas malam kenapa terang banget kek siang, jangan-jangan mau kiamat. Plis jangan dulu ya gusti, dosa gue numpuk banyak banget melebihi dosanya Jeno." Pekiknya histeris.

"Eh nggak deh, masih banyakan dosanya Jeno." lanjutnya pelan.

Perlahan ia bangkit berjalan menuju jendela, benar-benar memastikan apakah ini siang hari. Walau  sedikit kesulitan akibat kepalanya yang pusing, efek tidur terlalu lama.

"Beneran siang, kok mama nggak bangunin aku ya?"

Cklek

"Eh Eric, kamu sudah bangun nak? Mama bawain sarapan buat kamu." Yoona tersenyum memandang putra bungsunya yang kebingungan.

"Kok mama nggak bangunin aku?" tanya Eric to the poin.

Yoona berjalan meletakkan nampan di nakas dan beralih menghampiri Eric. Merangkul pundak pemuda tersebut. "Mama udah bangunin kamu, tapi kamunya nggak mau bangun jadi ya mama biarin aja."

"Masa sih?"

"Iya," ucap Yoona meyakinkan.

Eric diam tak menjawab. Pandangannya lurus menatap keluar jendela. Tiba-tiba lengan kirinya terasa perih, dia menunduk melihat lengannya yang terbalut perban. Eric bingung sejak kapan ia punya luka di lengan.

"Mah ini kenapa?"

"Harusnya mama yang nanya kamu kenapa ngelakuin itu."

"Ngelakuin apaan sih?!"

Yoona menghela nafas. "Kamu nyayat lengan kamu semalam. Pagi-pagi mama nemuin kamu di meja belajar dengan lengan berdarah dan pipi kamu juga. Tujuan kamu ngelakuin itu untuk apa sih, nak hmm?" jawab serta tanya Yoona pelan.

"Nggak mungkin lah aku ngelakuin ini! gila apa?!" ucap Eric setengah berteriak.

"Tapi kamu emang ngelakuin itu Eric, kamu juga nulis ini, itu tulisan tangan kamu kan?" Yoona menyodorkan kertas bertuliskan 'Jeno bajingan' ke Eric.

Eric terdiam melihat kertas tersebut. "Nggak nggak aku nggak ngelakuin ini," ujarnya pelan. Eric teringat akan sesuatu lalu berteriak, "Bukan aku yang ngelakuin ini tapi Jeno karena dia nggak mau lihat aku ikut seleksi debat bahasa Inggris, iya kan mah?"

"Kok kamu malah nuduh Jeno sih?!"

" Ya kalau nggak Jeno siapa lagi!" teriak Eric.

Eric berjalan ke meja belajar, mengotak-atik laptopnya. "Tuh kan beneran Jeno yang ngelakuin!"

Laptop tersebut memutar rekaman cctv yang ada di kamarnya. Yoona menegang karena cctv tersebut juga merekam aksinya. Eric menatap Yoona tajam dan mulai mencengkram kerah sang ibunda.

"Mama nyuntikin apa ke lenganku?" tanya Eric dingin.

Yoona bungkam. "Jawab mah!" bentak Eric. Tangannya beralih dari kerah menuju leher sangat ibunda, mencekiknya kuat sampai Yoona menggeliat susah bernafas.

"I-itu cuma obat tidur biar kamu lama bangunnya," ucap Yoona terbata-bata. Eric melepas cekikikan nya, mendorong tubuh Yoona sampai tersungkur.

Ya, pagi tadi Yoona kembali mendapat chat dari Jeno yang menyuruhnya untuk menyuntikan obat tidur ke Eric. Jeno beranggapan kalau efek obatnya yang semalam sudah mau habis jadi dia menyuruh Yoona melakukan hal tersebut.

Sama(r) ft. jenricحيث تعيش القصص. اكتشف الآن