◗ sama(r) '7

1.5K 265 27
                                    

Jam kosong adalah surga bagi anak sekolah. Bahkan ada yang bilang lebih baik jam kosong daripada libur, tapi itu benar adanya. Seperti kelasnya Jeno hari ini, guru mapel tidak masuk jadi mereka asik bermain-main di dalam kelas.

Jeno sekarang ada di bangkunya sedang melamun, padahal bangkunya di kelilingi oleh lima temannya tapi Jeno tetap acuh.

"Jen, lo kenapa sih?" tanya Jaemin.

Jeno tersadar dari lamunannya langsung menatap Jaemin kaget. "Hah?"

"Asal lo tau ya Jen, hari ini tuh lo aneh banget. Masa tadi berangkat di bonceng sama Eric terus tadi gue lihat lo ngobrol sama Hyunjin di koridor. Satu lagi, tadi lo sama si dower ke kelasnya pacil ngapain?" Kali ini pertanyaan datang dari Haechan.

Jeno menghembuskan nafas kasar. "Gue sama Hyunjin di keluarin dari eskul basket," kata Jeno pelan.

"Hah?!" Kelimanya teriak kaget.

"Loh kok bisa sih anjir?" tanya Renjun.

Terpaksa Jeno menceritakan detail kejadian tadi sore, ia juga menceritakan tentang nomer tidak di kenal yang mengirim video tersebut ke Eric dan Baejin. Jaemin turut iba mendengar cerita Jeno, ia menepuk pundak teman pelan seolah memberikan semangat.

Yangyang mengetukan pensil berulang kali di dagunya, terlihat tengah berfikir. "Kalo di lihat dari video, keknya waktu itu kita di kelas cuma berenam doang lho njir."

"Masa ada yang naroh kamera?" tebak Shotaro.

"Eh tapi kelas kita tuh anti banget sama anak kelas lain. Kan kita bikin peraturan kalau anak kelas lain di larang masuk ke kelas ini." ucap Renjun.

"Berarti pelakunya dari anak dalam kelas dong?" seru Haechan.

Jeno memancarkan raut muka antusias atas jawaban Haechan. "Terus kalo yang ngirim video gue ke Eric terus siapa yang ngirim videonya Hyunjin?"

"Pikirin aja diri lo sendiri jangan orang lain," sahut Jaemin.

Shotaro melihat kembali video tersebut, memperhatikan sedetail mungkin. "Eh guys, kalo di lihat-lihat ini tuh naruh hapenya di—" Shotaro menunjuk bangku Junkyu yang ada di pojokan.

"Gila temen sebangku lo Jaem," kata Renjun.

"Masa dia sih?" tanya Jeno ragu.

"Kek nggak mungkin banget ya kan?"

Jeno merenung sejenak, aneh jika Junkyu pelakunya. Dia murid pindahan dan baru sebulan lalu. Junkyu tidak pernah ada urusan sama Jeno kecuali saat hari pertama dia masuk. Saat itu ia mencepukan Jeno dan Jaemin yang makan permen di kelas dan di balas sama dua J dengan menempelkan lem fox pada kursi Junkyu. Sejak hari itu Junkyu tak lagi-lagi mau berurusan dengan genknya.

Junkyu juga hanya dekat dengan Bomin— sang ketua kelas saat berada di kelas. Dan jika di luar kelas dia dekat dengan Yoshi dan Jihoon. Ketiganya tak ada masalah sama sekali dengan Jeno. Kalaupun Junkyu di suruh sama Yoshi targetnya harusnya Shotaro bukan Jeno, dan kalau dia disuruh Jihoon targetnya mungkin Haechan atau Jaemin karena mereka pernah ada masalah saat smp.

Bomin? Sangat mustahil Jeno tak pernah ribut sedikit pun dengan sang ketua kelas.

"Tanya aja sama dia coba, mungkin dia pengen bales dendam gara-gara pernah kita ganggu waktu awal-awalan dia masuk." saran Renjun.

"Okey," putus Jeno.

Jeno menendang meja Junkyu cukup keras membuat Junkyu yang lagi bermain game kaget. Dia mengelus dadanya pelan lalu mendongak menatap keenam teman sekelasnya. "Gue salah apa ya?" tanya pelan.

"Lo kan yang ngirim video ini ke Eric?"

Junkyu menggeleng, "nggak lah! ngapain juga."

Perlahan Jeno menarik kerah Junkyu, mencengkramnya kuat. "Awas aja kalo lo bohong!" ancam Jeno.

Ia mengambil hape Junkyu yang tergeletak di meja, menggeledah isi hape tersebut tapi tak di temukan apa-apa. Ia melempar hape tersebut kembali ke Junkyu. "Jeno, keknya itu di rekam pake hape iPhone, lo nggak seharusnya curigain gue yang hapenya samsung."

"Iya juga ya," gimana Haechan.

=

Jeno menatap dirinya di depan cermin toilet. Ia berfikir tak seharusnya mencari tau pengirim video tersebut karena tak ada untungnya juga. Tapi Jeno tetaplah Jeno dia sangat kepo akan sesuatu yang menyebabkan dirinya rugi, seperti kasus ini.

"Sialan harusnya Eric nggak usah ngasih video itu ke Hyunjin, dan gue tetep jadi ketua basket tanpa terbebani pikiran aneh-aneh." monolognya.

Jeno membasuh mukanya pelan. Ia mendongak menatap cermin, alangkah terkejutnya ia melihat bayangan orang berdiri di belakangnya. Refleks ia minggir dan mengelus dada. "Sialan gue kira setan!" seru Jeno pada orang tadi.

Orang tadi terkekeh pelan, maju selangkah untuk bergantian membasuh mukanya.

"Maaf Jen," kata pemuda tersebut.

"Lo ngapain sih tadi pake acara berdiri di belakang gue, padahal kan wastafel juga banyak di samping noh!" cerca Jeno.

Yoshi tersenyum simpul. "Gue gabut pengen ngisengin orang aja."

Yoshi, anak yang sangat berprestasi di bidang taekwondo. Dia berulang kali menyumbangkan mendali untuk sekolah. Dia dan Shotaro bak rival karena sama-sama bersaing untuk menyumbangkan mendali ke sekolahan. Walaupun mukanya lugu, Shotaro adalah anak taekwondo.

Jeno masih di posisi sama, belum berniat meninggalkan toilet. Yoshi berbalik menghadap Jeno. "Oh iya Jen, gue cuma mau bilang—"

=

"Gak bisa gitu dong ma! Mama gak bisa nolak apa hah?!"

"Nggak bisa nak, keluarga besar udah bikin keputusan mau nggak mau ya harus disini."

Jeno baru pulang dari sekolah langsung di suguhi perdebatan antara adik dan ibunya. Dengan rasa malas, Jeno berjalan menghampiri keduanya. "Ada apa sih?" tanyanya sinis.

"Itu, keluarga besar dari papa mu mau bikin acara keluarga dan tempatnya disini. Adikmu nggak setuju, dia nyuruh mama buat batalin acaranya." jawab Yoona.

Jeno melirik wajah Eric yang tampak kesal setengah mati. "Malah bagus dong mah kalau acaranya disini," sahut Jeno.

"Lo apa-apaan sih?!"

"Lah gue ngapain?"

"Si anjing, lo nggak nolak gitu?!"

"Nggaklah, lagian kalo acaranya di adain disini kan kita nggak perlu repot dateng jauh-jauh." Jeno menyunggingkan senyuman puas melihat emosi Eric yang makin bertambah. Keluarga besar adalah hal yang paling di hindari oleh Eric.

"Oke terserah kalian! waktu acara itu berlangsung aku nginep di rumah temen," ucap Eric.

Jeno terkekeh pelan. "Segitu takutnya lo sama keluarga besar papa?"

"Sialan!"

=

Sebenarnya di part ini bisa langsung nemu siapa yang ngirim videonya Jeno ke Eric. Jangan lupa vote dan komen, see you next part.

Sama(r) ft. jenricTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang