◗ sama(r) '11

1.5K 248 24
                                    

Jujur hari ini Jeno sangat lelah setelah seharian ia menyusuri selokan belakang sekolah untuk mencari kunci motor Hyunjin. Baru saja ia membuka pintu rumah sudah di suguhi pemandangan sang adek yang bersedekap dada menatap tajam ke arahnya. Jeno sangat malas untuk bertengkar, tapi tatapan Eric seolah mengajak perang.

"Kalo lo ada masalah bisa nggak sih gak usah bawa-bawa gue!" Jeno menoleh mendengar seruan Eric.

Tanpa menjawab Jeno melengos pergi menaiki tangga.

"Lo tuli atau gimana?" ucap Eric kesal.

"Lo mending diem deh!"

Walaupun di sentak oleh Jeno, tak menyurutkan niat Eric untuk meminta pertanggungjawaban dari Jeno atas masalah yang di timpanya tadi di sekolah. Ia mengekori Jeno sampai kedepan kamarnya. Tapi belum sampai ia masuk kedalam sudah di dorong oleh sang kakak menjauhi arah pintu.

Brak!

Suara pintu kamar Jeno yang ditutup kencang oleh sang pemilik kamar.

"Woy Jeno anjing!" pekik Eric kesal.

Tak kehabisan akal, Eric memilih untuk masuk ke kamar Jeno lewat pintu yang ada di kamarnya. Di kamar Jeno, sang pemilih baru saja membuka kemeja sekolah hingga menyisakan kaos hitam dan celana sekolah. Jeno menatap Eric malas.

"Lo bilang ke sunu kalo gue yang ngasih nomernya ke lo? " tanya Eric.

"Emang lo yang ngasih kan?"

"Anjing, lo kan bisa nggak usah bilang gitu ke Sunwoo. Dia marah besar ke gue bangsat, bahkan sampe nggak mau sebangku sama gue. Lo kalo punya masalah sama orang nggak usah ngelibatin gue mulu bangsat, gue capek anjir kena getahnya mulu." Eric mengeluarkan segala kekesalannya.

Jeno menyeringai, "Temen lo aja yang baperan."

"Baperan matamu!"

"Emang baperan kan, di kroyok gitu aja langsung ngambek gak mau temenan lagi."

"Kenapa sih lo hobi banget buat masalah? Mana gue terus yang jadi tumbal nya. Dari awal lo yang mulai, semua masalah yang nimpa gue pasti awalnya dari lo. Tobat ngapa sih, nggak capek apa?!" Eric meluapkan emosinya pada sang kakak.

Jeno yang tadinya mau menuju ke kamar mandi kini berbalik menatap Eric tajam, rahangnya mengeras. "Coba ulang?" ucapnya dingin.

Plak!

Jeno menampar Eric sangat kencang. Kilatan amarah terlihat jelas, tangannya mengepal memperlihatkan otot-otot lengan. Eric masih diam meringis samar akibat tamparan Jeno yang tak main-main. "Gue bilang, ulangin perkataan lo tadi Eric Chevalier!"

"Lo sumber dari segala masalah yang nimpa gue."

Plak!
Plak!
Plak!

Tiga tamparan keras mendarat di pipi kiri Eric. Eric memekik saat kini Jeno bergantian mencekik lehernya, menyeret tubuhnya sampai ke dinding. Tak lama kemudian Jeno membenturkan kepala sang adik ke dinding berulang, benturan ke empat Jeno berhenti karena darah mengalir sudah mengalir di hidung dan kening Eric.

Kepala teramat pusing, susah bernafas, pipi panas berdenyut nyeri, kira-kira seperti yang di rasakan Eric sekarang. Tangan Jeno yang menganggur di gunakan untuk menyeka darah yang mengalir di hidung Eric, lalu menjilat darah tersebut.

"Gila, psychopath lo Jen," ucap Eric merinding.

Eric tak menyangka hanya dengan ucapan seperti itu dapat membuat Jeno emosi seperti ini.

Jeno melepaskan cekikannya hingga Eric merosot ke lantai. Ia berjongkok menyamakan tubuhnya dengan sang adik. "Gue bukan sumber dari segala masalah seperti yang lo bilang, Ric. Gue udah berbaik hati nggak ngeladenin lo tadi karena gue tau bakalan kek gini akhirnya. Tapi lo nya kebangetan nggak mau ngehargai gue, yaudah terima konsekuensinya." ucap Jeno pelan.

Sama(r) ft. jenricWhere stories live. Discover now