18

3.3K 509 1.4K
                                    

Batu Tambang Cahaya, batu yang ditambang dari gua bawah tanah Keluarga Reiss. Diperkirakan batu ini diproduksi dari kekuatan raksasa. Dan cahaya yang dipancarkannya lebih terang daripada obor. Dengan benda ini, Pasukan Pengintai dapat melakukan operasi militer pada malam hari dengan lebih mudah.

"Canggih, ya. Gak lagi pake lilin ngepet seperti dulu, yang sekali ketiup kudamu isdet kepeleset batu." (Y/n) berkomentar kagum. Menerangi jalan kegelapan agar dosa-dosa mu sekalian tercerahkan.

Di depannya, hanya pemandangan mengerikan pada suasana gunung di malam hari. Jadi teringat masa-masa dulu, ketika sekolah mengadakan kemah dan malamnya ada uji nyali. Untung saja (Y/n) ini punya pengalaman ngobrol sama Kunti. Diketawain, ketawain balik.

Dan berkat senter ajaib ini, ia tak perlu repot-repot meminta Levi senyum kembali agar jalanan menjadi terang. Benar, selain pembawa bencana, mimpi buruk, kematian, dan kegilaan, senyum keramat tersebut damagenya bukan main hingga matahari pun kalah silaunya.

"Kak, berapa lama lagi kita akan sampai?" (Y/n) pada akhirnya bertanya. Ketika merasakan kakinya mulai ngik-ngok akibat kelamaan berjalan.

Levi yang tepat berada di depannya menoleh, kemudian bertanya pada Dirk di sebelahnya, "Masih belum sampai di kaki gunung, ya? Sebentar lagi fajar, lho."

Dirk kemudian mengambil secarik kertas di sakunya. "Begitu kita melewati gunung ini, Distrik Shiganshina sudah tepat di depan mata."

"Bilangnya gitu terus. Sampai hape kentang ku muat main gengsing juga masih muter-muter di sini." (Y/n) mendengus. Sedikit bermain-main dengan tali kuda karena gabut. Dan berakhir Joko tercekik.

Levi tanpa berbalik menyahut, "Bersabarlah, kayak gak pernah jalan kaki saja. Sedikit lagi juga sampai, nih."

Mendengar jawaban dari kakaknya, membuat (Y/n) memasang wajah malas. Kemudian, ekor matanya melirik sedikit keributan di belakang. Terdapat Titan yang tengah nyender santui sembari bobo syantik. Membuatnya malah ingin ikut rebahan di sampingnya, tapi takut malah kena preng si Titan dan berakhir dingap.

Selamat, anda kena preng. Itu kameranya dibawa kabur Bayu.

Eh iya, Bayu kemana, ya? Kok lama gak keliatan.

Selama perjalanan itu, keheningan terjadi. Entah kenapa suasananya tiba-tiba menjadi tegang. Ini wilayah musuh, dan otomatis seluruh pasukan harus berjaga dan waspada.

Hingga,

"Taichou! Ada Kenzie!" Ansel memekik pelan, menunjuk sosok putih-putih yang lewat dengan cepat. Sontak saja, (Y/n) melotot. Kakinya berhenti melangkah. Membuat squadnya yang berjalan tepat di belakang juga harus mengerem satu-satu agar tak menabrak punggung sang atasan. "...."

"Wih, mau jemput Taichou tuh." Rezvan berbisik.

"Gak ada akhlak."

(Y/n) kemudian mengarahkan senternya ke arah arwah gentayangan mayad babunya. Dan hasilnya tidak ada apa-apa, hanya batang pohon yang berdiri kokoh. "Sepertinya, Fizi reinkarnasi menjadi pohon."

"Tapi, jelas tadi saya melihatnya sedang main pok ame-ame bareng semut! Nih, kalau Taichou gak percaya, tanya aja sama Pak Haji!" Ansel tetap teguh pada pendiriannya.

(Y/n) memutar matanya, kemudian lanjut berjalan. "Kayaknya kamu terlalu banyak ngehalu, seperti diriku yang ngehalu bisa cepat-cepat pensiun dan membuka kedai Kolak Kacang Ijo."

"???"

"Kaki gunungnya sudah terlihat! Ada bekas jalannya juga!"

Seruan dari prajurit di sana menyadarkan semua orang. Termasuk (Y/n) dan jajarannya yang masih sibuk membaca mantra pemanggil arwah Kenzie. Tapi sayangnya yang datang malah pocong terbang.

[End] Ackerman Siblings | Shingeki no KyojinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang