02

12.4K 1.5K 1.4K
                                    

(Y/n) POV

Kenny mengadopsi kami. Walau ia tak bisa menjadi orang tua, ia tetap membesarkan kami dengan baik. Seperti memberi kami makan, pakaian, dan lainnya.

Hidupku pun berangsur-angsur mulai membaik. Tidak ada lagi kehidupan mengenaskan seorang gembel jalanan yang kurus, bau, dekil, kurang gizi, lemah, jelek, mengenaskan.

Kenny juga mengajari kami cara bertahan hidup di kota bawah tanah yang sangat keras ini. Ya, salah satunya menjadi kriminal. Memang tidak manusiawi, tapi inilah caranya untuk terus hidup.

Awalnya juga kami di beri sebuah pisau. Mengajari kami ilmu dasar bela diri untuk bertahan hidup. Bahkan Kenny mencontohkan cara untuk memberi salam alias menghajar orang.

Sadis dia mah, sekali samlekom langsung hajar. ngeri ngeri sedep kan jadinya. Apalagi kriminal disini itu pada tidak berperikegembelan sama sekali.

Sampai kami tumbuh menjadi kriminal yang sudah berani membuat orang dewasa babak belur. Eh, kami? Nggak sih, Levi doang. Aku masih tidak bisa menerima kenyataan bahwa sekarang aku ini seorang kriminal.

Andai sekarang aku masih hidup, pasti sedang menyiapkan diri untuk ujian kelulusan demi masa depan. Tapi kenyataannya, tyda begitu.

Saat Kenny merasa apa yang telah ia ajarkan sudah cukup, ia meninggalkan kami begitu saja tanpa pamit.

Sopan kah begitu wahai paman?

Sedih juga, Berpisah dengan paman tercinta yang sudah bertahun tahun membesarkan kami dengan sabar. Sampe ketemu di season 3 pak. Eh tapi jangan, ntar keburu jadi mayad.

Ah sudahlah lupakan. Karena kami tidak mau menjadi gembel jalanan yang kurang gizi lagi, akhirnya, Levi memutuskan untuk hidup sendiri melawan kejamnya kehidupan bawah tanah dengan ajaran Kenny selama ini. Dan mau tak mau, aku harus mengikutinya. Ya iyalah. Kalau nggak, mau kemana lagi?

Dan jadilah aku menghabiskan masa mudaku dengan mencopet dan memalak orang orang tak bersalah disana.

Dahlah.

Gak apa apa menjadi preman, asalkan bisa hidup walau tak tenang.

Ingetin aku untuk tobat ya kapan kapan.

Oke, sekarang kita balik ke realita. Kini, aku sedang selonjoran di tangga depan tempat tinggal kami. Gak tau lagi ngapain, intinya cuma gabut.

Ku hanya lelah.

Iya, lelah menjadi adiknya cleaning service.

Saat masih jam 4 pagi, ku dibangunin. Disuruh pergi bersih bersih. Siangnya mau istirahat sebentar, disuruh bersih bersih lagi. Malem sebelum tidur, di ajak bersih bersih lagi dan lagi. Selain itu? Ya melakukan 'Pekerjaan' seperti biasa. Hanya Itu kerjaan sehari-hari ku.

Kadang aku berpikir, apa yang terjadi jika aku ber reinkarnasi saja menjadi adiknya sang mc, jamet paradis, Mawang Iyegah? Eh maksudnya Ereh.

Pasti hidupku takkan se-dosa ini. Lebih baik mengumpulkan kayu bakar dan bengong liatin tembok sambil berharap sesuatu terjadi, daripada menjadi kriminal sejak dini.

Tapi, nanti repot kalau si Ereh rumbling. Masa aku gak diajak. Founding Titan aja gak punya.

Lalu, tiba tiba aku terbayang jika seorang anak emas Bang Haji, yang terhormat Mas Reiner yang menjadi saudaraku. Kan siapa tau bisa kecipratan plot armornya. Tapi buruknya, aku akan tersiksa dan terbully, sama sepertinya...

Nah, kalau jadi anaknya Ymir Fritz sendiri gimana? Asik tuh dapat Titan yang op op, namaku pun nanti terkenang di dinding. Anjai. Tapi masa harus kanibalin Emak sendiri?

[End] Ackerman Siblings | Shingeki no KyojinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang